DI 02092014
Matius 13:9 NKJV
He who has ears to hear, let him hear!”
Dia yang punya telinga-telinga untuk mendengar, biarlah dia mendengar!
Dunia internet sdh penuh dg aplikasi messenger yg beragam, spt BBM, Whatsapp, dsbnya. Hampir semua usia mebggunakan messenger utk ber-chatting ria dan jd alat bantu komunikasi yg sangat menyenangkan, tapi jgn lupa bhw ada ‘messenger’ lain yg lebih penting yaitu para hamba Tuhan yg menyampaikan pesan Tuhan utk kita.
Messenger itu pembawa pesan, aplikasi messenger berfungsi membawa pesan kita via text, gambar dan video pd org yg terhubung dg aplikasi yg sama. Jika messengernya berbeda, pesan tdk bs dikirim. Para hamba Tuhan jg adalah ‘messengers’ yg membawa pesan Tuhan bagi kita, namun pd kenyataannya kita sering tdk satu ‘aplikasi’ dg Tuhan.
Lihat saja aksi jemaat ketika khotbah di gereja sedang diberitakan. Ada yg sibuk dg handphone dan gadgetnya, ada yg ngobrol, sementara anak-anak ‘dibius’ dg games dlm tablet/android demi spya tdk rewel dlm ruang ibadah. Bukankah sejak kecil anak hrs dididik utk menghormati Tuhan? Ketika khotbah berlangsung jgn biasakan anak dibiarkan bermain games, didik mrka utk menghormati Tuhan dg menjaga ketenangan dan mendengar firman Tuhan. Tapi bgmna anak dididik kalau si orgtua jg sibuk ber-chatting hingga khotbah selesai? Lebih baik bw anak-anak ke sekolah minggu atau Junior Chruch yg ada.
Renungkan, apa respon kita jika ada org yg minta pin bbm kita utk di-invite dan ternyata bkn utk membangun hubungan pertemanan dg kita, tp hanya utk menawarkan produk jualannya? Kita chatting dg memandang tas, sepatu, baju, makanan, dsbnya, bkn dg wajah si pemilik messenger. Tuhan jg mgkin menurut saya jd ‘dilecehkan’ ketika kita membangun hubungan hanya utk dimintai berkat, perlindungan, kesembuhan, dsbnya, bkn utk mengenal Tuhan lebih dalam. Tuhan spt ‘satpam’ penjaga rumah dan ‘pelayan’ yg menyediakan kebutuhan kita setiap harinya. Minta ampun skrg jg.