Menyucikan Diri

DI 24072025

2 Korintus 7:1
Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

Menyucikan diri adalah sebuah kesadaran yg paling awal setelah kita bertobat, ibarat kita pulang ke rumah dlm keadaan motor, begitu sampai maka kita langsung mandi supaya jd bersih badan kita.

Salah satu tahapan yg dilalui semua org yang menjd Kristen adalah tahap dikuduskan atau disucikan setelah dibenarkan oleh Tuhan. Di dlm ayat ini disebutkan ada 2 golongan jenis ‘kotoran’ yang hrs kita bersihkan dari diri kita, yaitu yg bs mencemari jasmani atau daging kita, dan yg bisa mencemari roh atau rohani. Pencemaran jasmani atau daging bs mudah kita pahami sbg perbuatan dosa. Salah satu yg disebutkan dlm Alkitab: “Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka (Yakobus 3:6). Lidah atau perkataan bs menodai tubuh kita, jadi ada pencemaran jasmani yg terjadi disebabkan karena lidah atau perkataan kita, hal ini tentunya perlu utk kita mengekang dg ketat lidah kita, kendalikan perkataan yg kita ingin ucapkan, pengaruhnya besar baik untuk diri kita sendiri maupun org lain.

Bila dlm PL, diperintahkan utk tdk menyentuh sesuatu yg najis supaya tetap kudus, dlm PB standart kenajisan itu lebih tinggi: “sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Markus 7:21-23). Pencemaran yg dari hati sumbernya, inilah standart dlm PB yang Yesus berikan utk kita. Bukan hanya jasmani yg dicemari tetapi rohani jg, artinya tubuh kita jd tdk kudus, demikian jg roh kita tidak kudus. Jadi perhatikan apa yg kita simpan dlm hati kita, yg keluar dr hati dlm wujud perbuatan, ini yang membuat kita jd kudus atau sebaliknya. Prinsip kekudusan ini memang hrs dipahami dgn benar dan menyeluruh, banyak org yang hanya mengedepankan prestasi dan karya yg hebat tetapi tdk membenahi hatinya. Semua jd sebuah pencitraan demi terlihat rohani dan religius. Ini sebuah penipuan, bukan?

Isi hati ini yg perlu kita perhatikan, jgn simpan ‘sampah dan kotoran’ dlm hati, ini hanya akan membuat langkah hidup kita tertahan untuk maju dan sulit mengalami keberhasilan.

This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.