DI 28112023
Lukas 23:46, 48
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
Kadang kita mudah terbawa arus pemikiran yang salah, karena kita dijebak dgn pola pikir yg sengaja diarahkan seolah-olah bhw yang dipikirkan itu adalah kebenaran.
Kasus kematian Mirna Salihin dgn terdakwa Jessica Wongso, belakangan ini kembali jadi bahan pemikiran bnyk org, setelah ada pihak yg menemukan bnyk kejanggalan dlm kasus ini hingga vonis hukuman dijatuhkan, banyak org yg menyadari bhw dulu mereka salah dg menghendaki Jessica dihukum. Ini mirip dgn apa yg kita baca dlm ayat ini: banyak orang yg menyaksikan perjalanan bgmna akhirnya Yesus mati disalibkan, pulang memukul diri karena baru sadar bhw mereka salah menilai Yesus. Istilah di zaman sekarang itu sengaja ‘diframing’, artinya sengaja dibuat situasinya sesuai tujuannya, bisa positif atau negatif. Di saat itu Yesus dituduh sbg penista Tuhan yg menurut para ahli Taurat, Yesus menghujat Tuhan (Matius 26:25). Inilah bahaya dr yang sekarang dikenal sbg: ‘diframiing’, kalau dgn sengaja dilakukan utk tujuan yg negatif, bisa merugikan org lain hingga menggiring bnyk org utk melakukan ‘penghakiman’ atau main hakim sendiri.
Pendapat yg banyak didukung belum tentu itu suatu kebenaran. Budaya mengenal satu prinsip: berbohong demi kebaikan itu boleh dan tidak disalahkan. Padahal firman Tuhan dg tegas mengajarkan: Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat (Matius 5:37). Meskipun katanya utk kebaikan, berbohong itu tetaplah dosa, dan kebohongan itu terjadi karena dorongan dr si jahat. Satu perbuatan bs dianggap bukan dosa karena org banyak melakukannya, normal di mata manusia, tapi di mata Tuhan, dosa tetaplah dosa, jika tidak dibereskan, akan berujung pd maut. Apakah kita lebih mengikuti budaya ataukah firman Tuhan? Pilihan ada di tangan kita sendiri & setiap ketaatan akan bs memiliki resiko yg hrs ditanggung, sanksi dr manusia, tp kalau kita melanggar firman Tuhan, kita pasti akan dihukum Tuhan, lebih berat mana?
Kisah Para Rasul 5:29: Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.