DI 03062024
Matius 11:20
Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:
Mengalami mujizat belum tentu orangnya itu akan bertobat, hanya butuh mujizat dr Tuhan tp tdk butuh Tuhan, dan ini terus terjd hingga zaman ini.
Mungkin bila diteliti lebih lanjut, apakah dgn cara mengadakan KKR yg disertai pelayanan kesembuhan dan mujizat itu, relevan tdk dgn jumlah jiwa orang yg bertobat? Atau sekedar supaya ‘mengharumkan’ nama gereja? Dana yg dikeluarkan utk kegiatan ini apakah ada hasil pertobatan jiwa-jiwa? Mungkin sedikit jumlah org yang bertobat, selebihnya jemaat lokal yg hanya sekedar ingin melihat apakah mujizat akan terjd di KKR itu. Dari ayat yang kita baca, ternyata di tempat-tempat Yesus banyak melakukan mujizat, tempat-tempat itu ternyata minim tingkat pertobatannya, ini membuat kita paham bhw mengalami kuasa Tuhan blm tentu membuat org itu bertobat & rindu hidup baru di dalam Tuhan. Penginjilan yg efektif sebaiknya perlu di-update caranya sesuai dgn perkembangan zaman yg terjadi di zaman ini. Bukan diganti sama sekali cara penginjilannya, tetapi menemukan cara yang lebih sesuai dgn zaman ini.
Org yg mengalami mujizat belum tentu pasti mengalami perjumpaan dgn pribadi Tuhan yg melakukan mujizat itu. Ini 2 hal yg sangat berbeda. Dlm berbagai kisah dlm 4 kitab Injil kita temukan bbrpa kali Yesus melakukan dg cara yg luar biasa: melakukan mujizat bukan di lokasi di mana orang memerlukan mujizat, cukup hanya mengatakan sesuatu, di tempat lain mujizat sudah terjadi. Jadi lebih penting bagi tiap org utk mengalami perjumpaan dg Tuhan secara pribadi, bukan sekedar kagum dan senang melihat hal yg supranatural, tapi punya hasrat yang mendalam utk mengenal Tuhan lebih lagi. Awal perjumpaan dg Tuhan adalah pertobatan yg sejati, kesadaran akan bahaya dosa dlm hidupnya, keinginan untuk hidup meninggalkan ‘gelap’ menuju ‘terang’ Tuhan yg ajaib. Inilah yg Tuhan inginkan Dia temukan ketika Dia menyatakan kuasa-Nya yaitu sebanyak mgkin org bertobat.
Bagaimana dgn hidup rohani kita? Jgn kejar hanya berkat Tuhan, tapi kejar perkenankan Tuhan atas hidup kita, kenali pribadi-Nya dg lebih dalam, hingga nanti kita hidup di dalam kekekalan bersama Tuhan.