DI 29012024
Amsal 23:1-3 ILT3
Bila engkau duduk makan dengan seorang penguasa, perhatikanlah baik-baik apa yang ada di depanmu,
dan taruhlah pisau di tenggorokanmu, jika engkau si pemilik nafsu makan.
Hendaklah engkau tidak menginginkan kelezatannya, karena itu adalah makanan penipu.
Diundang makan oleh seorg penguasa atau pejabat tentu suatu kehormatan besar, tetapi penulis amsal memperingatkan bbrpa hal ttg yg berkaitan dgn hal ini.
Pertama, perhatikan baik-baik apa yg ada di depan kita, artinya perhatikan makanan yang disediakan utk disantap. Ini jangan langsung diartikan bhw ada racun dlm makanan itu, tp cobalah teliti, adakah di antara makanan yg dihidangkan itu yg pengaruhnya negatif utk tubuh kita, misalkan kita punya alergi mknan tertentu, sebaiknya jgn kita santap, tolaklah dgn halus, ceritakan bhw kita memiliki alergi terhadap suatu jenis makanan. Bila orang ini tdk merasa dihormati kalau kita tidak makan makanan itu, ambillah sedikit saja, demi kita menghormatinya. Hal yg mgkin luput adalah kita jd kurang bersyukur utk makanan yang sehari-hari kita santap karena tdk semewah makanan para penguasa, tergoda utk cepat menjd penguasa jg dgn cara instant, hal ini jgn sampai timbul dlm pikiran kita. Nikmati seberapa berkat yg Tuhan berikan pada kita, ada waktunya Tuhan mengangkat kita bila itu adalah bagian dr kehendak Tuhan.
Kedua, kendalikan nafsu makan. Nasehat yg sering orgtua kita berikan adalah lebih sehat makan makanan olahan di rumah drpd yang dijual secara umum karena dimasak dengan bahan-bahan yg mungkin kurang higienis. Ini ada benarnya dan patut dipertimbangkan. Di dlm undangan makanpun ada etika yg harus dipraktekkan, biarkan yg mengundang untuk mengambil dulu, baru kemudian diikuti oleh kita dan undangan lainnya. Ketiga, janganlah menginginkan kelezatannya karena itu jenis makanan penipu. Kita makan supaya menjd sehat, bukan malah justru sakit. Bbrpa jenis penyakit justru timbul dr konsumsi makanan yg lezat-lezat, jd makanlah yang secukupnya, jgn terlalu sering karena dampaknya kurang baik bagi kesehatan kita. Taruhlah pisau pd tenggorokan itu sebuah pesan supaya sadar bhw makanan yg lezat mgkin saja makanan yg kurang tepat bagi kesehatan tubuh, bukan diartikan sbg dilarang makan makanan yang lezat, tetapi bijaklah dlm pola makan kita.
Seperti Yesus mengajar dalam salah materi doa Bapa kami, berikanlah hari ini makanan kami yg secukupnya, ini bukan hanya berarti tidak kurang makan, tetapi jgn sampai kita menderita karena nafsu makan kita.