DI 28022024
Kejadian 31:14-15 ILT3
Lalu Rahel dan Lea menjawab dan berkata kepadanya, “Apakah masih ada bagi kami bagian atau warisan dalam rumah ayah kami?
Bukankah kami telah dianggap orang asing baginya karena dia telah menjual kami dan dia juga benar-benar telah melahap uang kami habis-habisan?
Yakub memutuskan utk kembali ke tempat asalnya dan niatnya ini diberitahukan pada kedua istrinya, dan apa yg dikatakan kedua istrinya ini sangat mengejutkan.
Apa yg Laban lakukan pd kedua putrinya? Dr ayat yg kita baca, Lea dan Rahel merasakan bhw mereka itu spt barang yg dijual demi bs mendapatkan keuntungan. Laban itu paman dari Yakub, kisah pernikahan kedua putrinya diwarnai aroma ‘jual beli’ yg menguntungkan pihak Laban tentunya: “Selama dua puluh tahun ini aku di rumahmu; aku telah bekerja padamu empat belas tahun lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat ternakmu, dan engkau telah sepuluh kali mengubah upahku.” (Kejadian 31:41). Lea dan Rahel merasa bhw sbg anak perempuan, mereka dimanfaatkan dan juga diperas keuangan mereka oleh ayah mereka. Memang zaman itu anak perempuan tdklah sederajat dgn anak laki-laki, termasuk jg dlm hal warisan yg diterima, bahkan mereka dlm ayat di atas berkata bhw mrka diperlakukan spt org asing, bahkan uang mereka pribadi jg ‘dilahap’ oleh ayah mereka.
Budaya dan peradaban manusia saat ini sdh jauh berbeda dgn zaman dulu, walaupun ada jg bbrpa hal dlm suatu budaya yg masih dgn tegas diberlakukan. Budaya modern dengan rasa kemanusiaan menyamakan kedudukan anak perempuan dgn anak laki-laki. Yg harus kita renungkan adalah: apakah anak-anak yg Tuhan percayakan pd kita, merasa bhw mrka diperlakukan sepantasnya sbg seorang anak dan merasa bahagia? Atau mereka merasa bhw dimanipulasi demi kepentingan orgtua yg ambisius? Bakat dan talenta anak dengan sengaja diumbar demi mendapatkan banyak uang, memaksa anak trs ‘bekerja’ sehingga sang anak tidak bahagia dlm hidupnya. Yang Laban lakukan pd kedua putrinya janganlah terjd dlm hidup anak-anak kita, anak adalah pemberian Tuhan yg paling berharga dalam sebuah keluarga, anak tidak boleh dijadikan aset jual beli, jgn buat mereka merasa menjd org asing dlm rumah sendiri.
Kebencian terhadap orgtua muncul ketika si anak diperlakukan tdk manusiawi, dan tanpa sadar banyak orgtua yg egois dan menuntut anaknya untuk membalas budi dgn memberi keuntungan materi pd orgtuanya.