DI 24082024
2 Timotius 3:5 ILT3
sambil mengenakan suatu bentuk kesalehan tetapi telah memungkiri kuasanya; dan, hindarilah hal-hal ini.
Hadir tapi tdk melakukan apa-apa, sekedar mengisi absensi, bisakah seorg murid dapat menjd pintar? Tidak mencatat, tidak belajar mengerti, tetaplah jadi siswa yg bodoh.
Gambaran ttg manusia di akhir zaman, ada yg spt dlm ayat di atas, terlihat rohani tetapi mengingkari dampak dr hidup rohani. Rajin berdoa sih tp tdk percaya doa itu berkuasa, rajin datang ibadah, tp tdk yakin beribadah itu ada manfaat terhadap hidupnya. Semua dilakukan supaya terlihat rohani, demi uang jajan, demi terlihat baik oleh orang banyak, supaya orangtua tdk marah, supaya suami atau istrinya senang, dsbnya. Sama seperti org yg mau menikah, rela dibaptis demi bisa pernikahannya diberkati di gereja, sesudah menikah, hampir tdk pernah ke gereja lagi utk beribadah. Yang penting agamanya sdh Kristen, aman, mertua sudah merestui. Hal ini diungkap rasul Petrus utk memberi suatu ‘warning’ atau peringatan bagi setiap kita, yang dimaksud dlm ayat ini bs saja terjd pd diri siapapun, termasuk kita, kalau apa yang kita pahami mengenai menjd seorg Kristen itu hanya sekedar memilih satu agama saja.
Terlihat rohani atau saleh, bs terlihat dalam diri para ahli Taurat di zaman Yesus berada dlm dunia ini. Mereka melakukan penyucian diri secara jasmani, tp tdk menyucikan hati dan karakter mereka. Terlihat saleh supaya dipuji dan dihormati masyarakat. Berdoa yg bertele-tele supaya terlihat pintar berdoa & mengarang kata-kata. Peringatan Yesus pd mereka ialah: “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran (Matius 23:27). Rajin beribadah dan melayani, tentu suatu kegiatan yg baik, tapi apakah semua itu membuat kita semakin termotivasi untuk hidup kudus dan mengasihi Tuhan? Ataukah demi kita terlihat rohani saja?
Tuhan tahu isi terdalam dlm hidup kita, tapi org lain bs tertipu dgn ‘kesalehan’ luar kita, apakah semua kesalehan itu dampak kasih kita pd Tuhan ataukah kesalehan palsu?