Punya Tujuannya

DI 17122024

Amsal 20:12 TB
Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN.

Pernyataan yg kelihatannya sederhana, tapi ada makna besar yg tersirat dlm ayat yg kita renungkan ini, sesuatu yg perlu utk dipahami secara benar.

Tuhan menciptakan manusia tentu dg tujuan khusus, detail dan yg pastinya mulia. Setiap anggota tubuh punya fungsi dan peran, yang jika tdk berfungsi dgn baik, maka akan amat mengganggu hidup manusia. Kebutaan dan juga tuli, keduanya sangat membatasi ruang gerak dan komunikasi antar manusia. Karna itulah penting utk memberikan perawatan yg seharusnya diberikan utk anggota tubuh kita apalagi yg tergolong indera-indera yang vital bagi hidup manusia. Kalau satu hal itu perlu dikuatkan lagi dgn hal kedua, berarti kedua hal ini merupakan suatu kesatuan utuh. Hal ttg mata yg dihubungkan dgn telinga, kedua indra ini diciptakan Tuhan, artinya ketika kita menjalani hidup ini, jgn hanya percaya pada apa yg kita lihat dgn mata saja, atau apa yg kita dengar dgn telinga saja, tapi sesuatu yg ingin kita pastikan kebenarannya adalah hal yg telah kita lihat dan kita dengar, bkn cuma dr salah satunya saja.

Makna lainnya yg bs kita pelajari dati ayat ini adalah kita diingatkan bhw ada sesuatu yg hrs kita pertanggung jawabkan pd Tuhan dr bgmna kita menggunakan mata dan telinga sepanjang hidup kita. Apakah kita gunakan utk tujuan mulia atau hanya utk memuaskan hawa nafsu dan emosi negatif kita saja? Hal ini jd satu peringatan bagi kita utk mengerti bhw ada tanggung jwb besar mengenai cara kita menggunakan mata dan telinga. Hidup kita ini spt sebuah aset milik Tuhan yg Tuhan ingin dapat bnyk keuntungan dari hidup kita. Itulah mengapa Dia mati utk menebus dosa kita, karena kita ini berharga di mata Tuhan. Ketika kita dibenarkan oleh Tuhan, fisik kita jg dikuduskan oleh Tuhan, termasuk telinga dan mata kita, jgn digunakan sbg ‘alat’ dosa yg membawa hidup kita menuju kehancuran kekal, tujuan Dia menebus kita supaya nanti kita ada dlm kekekalan bersama Dia di surga yg mulia.

Bertanggung jawablah dalam menggunakan semua anggota tubuh kita, supaya saat kita kembali menghadap Tuhan, bukan ketakutan yg ada dlm diri kita.

This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.