Jangan Ambil Posisi Tuhan

DI 23122024

Amsal 24:29
Janganlah berkata: “Sebagaimana ia memperlakukan aku, demikian kuperlakukan dia. Aku membalas orang menurut perbuatannya.”

Kalau membaca ayat ini hanya sekilas saja rasanya tdk ada yg salah dgn ayat ini, semua org diajar utk tahu balas budi, tp tdk dendam tentunya, tp knpa ada kata ‘janganlah’?

Balas budi kan itu harus, misalnya di budaya org Tionghoa misalnya, sbg anak, diajar utk membalas orang sesuai perbuatannya, kalau saat kita kedukaan misalnya, di dlm catatan tamu yg hadir, ingat utk balas datang apabila mereka yg berduka, atau dalam pernikahan, atau bahkan kalau kita pernah ditolong org, suatu saat orang itu dan keluarganya alami kesusahan, kita harus membantunya. Hal ini tentu sesuatu yg baik, tdk bertentangan dgn ajaran keKristenan. Tapi bgmna kalau orang yg menjahati kita? Haruskah kita menjahati mereka kembali? Membalas sesuai dengan perbuatannya, kan? Di sinilah letak bedanya dgn ajaran kekristenan, kita diajar membalas kejahatan dgn kebaikan, artinya membalas tdk setimpal dgn perbuatan jahatnya. Apa yg ditulis penulis amsal ini memang tepat, jadi kitalah yg perlu mencermati maksud yg mau disampaikannya: jangan kita ambil posisi yg adalah milik Tuhan, hanya Dia yg berhak utk membalas setiap org sesuai perbuatannya.

“Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya (Matius 16:27).

Jangan ambil posisi Tuhan sebagai Hakim yg berhak menentukan nasib orang dgn adil. Itulah sebabnya Dia menyempurnakan dgn hukum kasih, bkn mata ganti mata, gigi ganti gigi, itu zaman sebelum Yesus datang. Kalau kita membalas kejahatan dgn kejahatan, itu bentuk keadilan versi manusia, tdk ada kasih di dalamnya, tetapi kasih mengampuni org & kesalahan yg diperbuatnya, kejahatan dapat dibalas dg kebaikan, namun tetap kejahatan itu akan dihakimi oleh Tuhan dgn adil, akan menerima balasan sesuai dgn perbuatan & keadilan Tuhan. Kalau kita membalas yang jahat dgn kejahatan, hati dan pikiran kita bs dikotori oleh pikiran yang jahat dan itu cepat atau lambat akan merusak pikiran dan hati kita. Jangan menjd serupa dgn dunia ini, itu yg Tuhan pesankan pd kita selama kita ada hidup di dunia ini, tetap jadi garan & terang dunia.

Balaslah kebaikan dan kejahatan dengan kebaikan, jaga hati kita tetap bersih & murni, jangan ambil posisi Tuhan sebagai Hakim, jgn menghakimi org lain, itu bukan hak kita.

This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.