DI 10072025
2 Tawarikh 16:10, 12
Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat.
Pada tahun ketiga puluh sembilan pemerintahannya Asa menderita sakit pada kakinya yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya itu ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib.
Pesan Tuhan yg berupa teguran padanya tdk membuat raja Asa bertobat merendahkan diri di hadapan Tuhan, tetapi dia marah pd pelihat yg menyampaikan pesan Tuhan itu.
Ketika kakinya sakit, raja Asa mengandalkan para tabib, tidak mencari pertolongan Tuhan, ini sesuatu yg menandakan ada masalah yg serius dlm hubungan raja Asa dgn Tuhan. Dr sudut pandang Tuhan, raja Asa melakukan yg salah karena mengandalkan pikirannya sndri sehingga dia bersandar pd kekuatan manusia dan tidak bersandar pada Tuhan. Raja Asa ini mengambil keputusan tanpa bertanya dahulu pd Tuhan. Ini suatu bentuk kesombongan yg tdk disukai Tuhan. Kedudukan seseorg menjd seorg raja harusnya dilihat sbg pemberian dr Tuhan walaupun org itu lahir dr keluarga raja atau bangsawan. Pelajaran dr kisah ini ialah apapun posisi dan kedudukan kita sekarang ini, haruslah dilihat sbg pemberian Tuhan, yg kalau Dia tdk berkenan memberikannya pada kita, pastinya kita tdk akan pernah bisa untuk memilikinya. Jangankan soal posisi, masalah makan dan minum saja hrs disadari bhw itu atas seizin Tuhan: “Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah (Pengkhotbah 3:13).
Apakah kita marah jika ditegur Tuhan? Marah lalu menjauh dr Tuhan, biasanya ini yg terjadi dan tentu saja merusak hubungan antara kita dgn Tuhan. Berpikir bhw Tuhan tdk setuju dg rencana yg kita buat, berpikir bhw Tuhan tdk bertindak dan hanya diam, berpikir bhw Dia lebih mengasihi orang lain, dan masih banyak lagi pikiran semacam itu, padahal kita belum bertanya pd Tuhan, kita menyimpulkan sndri menurut pemahaman kita lalu kita percayai sbg suatu kebenaran. Realita kadang sangat berbeda dgn teori, itulah yg terjadi dalam hal kisah Lazarus saudara Marta dan Maria. Dia sakit dan diberitahukan pada Yesus, namun Yesus tdk membesuknya hingga akhirnya dia mati. Barulah di hari ke-4 setelah kematian, Yesus datang dan membangkitkannya. Knpa Yesus bersikap spt itu? Membuat Marta dan Maria sedih, hilang pengharapan, bukankah itu suatu ketidak pedulian? Alasan rohaninya mgkin karena Yesus ingin melakukan hal yg lebih besar dr menyembuhkan penyakit, Dia ingin membangkitkan Lazarus dr kematian, tetapi alasan pastinya hanya Yesus yg tahu.
Tuhan yg pegang kendali atas hidup semua org, Dia berhak melakukan apapun, kita tidak punya hak utk melarang atau mengatur Dia, belajarlah menerima semuanya dgn tulus.