DI 16072025
Yakobus 1:26
Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
Mengekang lidah dimaknai mengendalikan apa yg ingin kita ucapkan, menahan diri untuk tdk terbawa emosi lalu mengatakan hal yang sia-sia dan merusak.
Perkataan yg kita ucapkan akan berdampak terhadap ibadah yg kita lakukan. Mgkin kita banyak bertemu dgn org-org spt ini, rajin dtg beribadah tp mulutnya penuh ‘racun’, dimulai dr bergosip, ngomongin org di belakang, tdk bs simpan rahasia, hingga menusuk hati org lain dgn perkataannya yang tajam. Rumusan dari perkataan sebenarnya ialah: “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” (Lukas 6:45). Jadi perkataan berasal dr hati, ini rumusannya. Perkataan seseorang akan mencerminkan isi yg terdapat dlm hati, maka bs dinilai hati seseorg dr perkataanya yg terucap. Ada org berdalih bhw perkataan yg dia ucapkan kadang kasar karena bawaan dr lahir dan pengaruh lingkungan dia tinggal, jadi dia ingin dimaklumi, tp masalahnya ialah Tuhan tdk bs memaklumi itu, hukum-Nya itu berlaku utk semua org, apapun latar belakang yg dimilikinya.
Yg bs dimaklumi ialah: wajah sangat tapi hati ternyata lembut. Jadi tdk bs juga menilai org hanya dr wajahnya, tdk cantik bukan berarti cara dia berkata-kata itu buruk, tapi org cantik terkadang sangat buruk dlm berkata-kata. Yg bs kita terima adalah raut wajah seseorg itu mencerminkan suasana hatinya, bukan isi dr hatinya: “Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu” (Amsal 27:19). Cara berbicara seseorg berbeda-beda satu sama lain, ada yg bernada tinggi karena dia tinggal di dekat laut jadi bicara spt teriak, ada yg lembut bicaranya nyaris spt berbisik, bukan ini masalahnya, tp isi dari perkataannya, apakah mencerminkan seorg yg religius, tekun beribadah? Orang yg beribadah akan banyak belajar ttg bagaimana mengatur hidup dirinya sendiri supaya menjd berkat bagi sesama, termasuk dlm perkataan yg diucapkan. Jgn membuat org lain berbuat dosa karena perkataan kita, spt ketika orang Israel bersungut-sungut hingga akhirnya hal itu membuat Musa berbuat kesalahan yang berakibat fatal bagi tugasnya sbg pemimpin.
Kalau rajin beribadah, itu hal yg terpuji, tetapi kekanglah perkataan kita, jgn sembarangan mengeluarkan perkataan yg justru membuat org lain menilai kita sbg org munafik.