Ada Damai Dalam Salammu

DI 10042014

Matius 10:12-13 NKJV
And when you go into a household, greet it.  If the household is worthy, let your peace come upon it. But if it is not worthy, let your peace return to you.

Dan ketika kamu masuk ke dalam sebuah rumah tangga/penghuni rumah, salami mereka. Jika penghuninya layak, biarlah damaimu datang ke atas mereka, tapi jika itu tidak layak, biarlah damai itu kembali padamu.

Terjemahan LAI agaknya kurang tepat, di terjemahan ini baru kita dapati pemahaman bhw di dlm salam yg kita ucapkan pada org lain, di dlmnya terdapat damai yg dlm bahasa aslinya ‘shalom’.

Salam itu bkn sebuah ucapan ‘kosong’ karena setiap ucapan yg kita ucapkan akan tergolong dlm 2 jenis ucapan : berkat atau kutuk (Yakobus 3:10). Ketika kita memberikan salam pada org lain, sebenarnya kita sedang ‘mendatangkan’ damai atas hidup dan rumah tangganya. Tapi ada syaratnya: jika yg kita salami itu layak menerima ‘shalom’ maka ‘shalom’ itu datang ke atas mereka, mrka mengalami keadaan damai, sehat, berkelimpahan, aman dsbnya.

Tapi jika yg kita salami itu tdk layak menerima ‘shalom’, maka ‘shalom’ itu akan kembali kepada kita. Dari sini kita belajar bhw di dlm diri kita ada ‘shalom’ dan ketika kita menyalami org lain, ‘shalom’ itu tersalurkan keluar dr diri kita. Bkn berarti nantinya kita tdk pny ‘shalom’, itu spt sebuah proses pelipatgandaan ‘shalom’.

Tentunya jika dlm diri kita ada ‘shalom atau damai’, berarti semua yg sifatnya bertentangan dg damai sdh tdk ada lagi dlm diri kita: dendam, benci, niat jahat, iri hati, dsbnya. Jika masih ada, bs dipastikan dlm hidup kita tdk ada ‘shalom’ dan ketika org lain menyalami kita, ‘shalom’ tdk bs masuk dlm diri kita.

Setelah bangkit dr kematian, saat bertemu dg para murid-Nya, Dia juga memberi salam:

Lukas 24:36 
Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: “Damai sejahtera bagi kamu!”

Salami dg “Shalom!”

About KoDan

Tuhan bicara pada kita melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan renungan yang diinspirasikan melalui pewahyuan Firman Tuhan, dan lewat media ini, kerinduan saya kita makin mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih intim lagi.
This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.