Jiwa Melayani

DI 27042024

2 Raja-raja 4:8-10
Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan.
Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: “Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus.
Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana.”

Perempuan Sunem dlm kisah ini seorg yang kaya, bersuamikan seorg laki-laki yg sdh tua, namun dia punya kemurahan hati, seringkali menjamu makan nabi Elisa ketika melintasi daerah itu.

Melayani haruslah diawali dan didasari oleh kesadaran dan inisiatif diri sendiri, sama spt perempuan Sunem ini yang awalnya sesekali saja menjamu makan nabi Elisa, namun hal itu dilakukannya terus menerus hingga pada satu waktu, dia berdiskusi dgn suaminya utk membuat sebuah ruangan khusus utk Elisa ketika melintas di daerah itu. Suaminya juga setuju, hingga akhirnya ruangan itu menjadi sebuah ruang yang nabi Elisa tinggali ketika dia ada di daerah itu. Di sini kita belajar bhw ketika ingin melayani, keluarga hrs tahu dan menyetujuinya. Perempuan Sunem ini sudah memuliakan Tuhan dgn hartanya, melayani apa yg jadi kebutuhan seorg nabi yg levelnya sudah ‘nasional’. Melayani dgn harta, tenaga dan apa saja yg bisa dilakukan, ini hal yang harus dipahami tiap org percaya, tdk selalu semua org melayani di rumah ibadah, tetapi dlm rumah sendiripun, seseorg bisa dengan hikmatnya melayani sesuai dg kebutuhan yg ada.

Hal serupa kita temukan dlm PB, Yesus dan rombongan tercatat seringkali mampir saat melewati kota Betania, di rumah Marta dan Maria (Lukas 10:38), dan Yesus mengasihi mereka serta Lazarus (Yohanes 11:5). Dari ayat ini menunjukkan bhw komunikasi Yesus dgn keluarga Maria terjalin dgn baik, bukan sekali dua kali datang ke rumah itu. Apa yg mereka terima sbg upah dr melayani? Kalau perempuan Sunem itu mengalami mujizat yg kita tahu bhw anaknya yg mati akhirnya bisa hidup kembali, dibangkitkan Tuhan melalui nabi Elisa, maka bagi keluarga Maria, mrka mengalami mujizat serupa, saudara mereka yg telah mati 4 hari yaitu Lazarus, bangkit & hidup kembali oleh kuasa Yesus. Pelajaran yg kita dapati adalah ada upah dr Tuhan utk setiap pelayanan yg kita lakukan, di situasi yg mustahil itu, upah pelayanan Tuhan beri dgn menunjukkan kuasa-Nya yg bagi kita itu hal yg mustahil, tapi bagi Tuhan itu sesuatu yg mgkin.

“Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin” (1 Petrus 4:11).

About KoDan

Tuhan bicara pada kita melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan renungan yang diinspirasikan melalui pewahyuan Firman Tuhan, dan lewat media ini, kerinduan saya kita makin mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih intim lagi.
This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.