DI 08112025
Amsal 30:12 ILT3
ada generasi yang bersih menurut pandangannya sendiri, namun belum dibasuh dari kotorannya;
Penulis amsal memperhatikan sesuatu yg terjd di sekitarnya, di zamannya, ini dapat terlihat dr yg dia tuliskan bhw generasi dia pd zaman itu ternyata menipu diri sndri.
Menghakimi org lain, biasanya didasari dr pikiran bhw dirinya jauh lebih baik daripada orang lain sehingga berani utk menghakimi org lain dgn membandingkannya dg dirinya sendiri. Contoh di dlm PB kita lihat ayat ini: “Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku” (Lukas 18:11-12). Melihat diri sndri tp membandingkannya dg orang lain dan merasa serta berpikir dirinya lebih baik, ini yg perlu kita waspadai supaya jgn terjd pd diri kita. Semua manusia berdosa, kadang hanya jenis perbuatan dosanya yg berbeda.
Taat dan melakukan firman Tuhan itu satu kewajiban, bukan prestasi yg dibanggakan. Inilah cara berpikir yg benar, bukan seperti org Farisi tadi yang berdoa, berpikir dirinya sdh baik, tdk spt pemungut cukai, tp justru org berdosa yg mengakui dosanya dan yg merendahkan dirinya di hadapan Tuhan, ia akan dibenarkan oleh Tuhan karena semua dosanya diampuni Tuhan. Kekudusan BKN sesuatu utk dipamerkan, dibanggakan, itu sebuah wujud kesombongan, kemunafikan, serta penipuan terhadap diri sendiri. Hidup org lain itu urusan dia dgn Tuhan, tak bisa kita menilai org hanya dr perbuatannya, tp hanya Tuhan yg tahu sekudus apa seseorg itu hidup, karena Tuhan melihat hati, tidak ada yg dpt disembunyikan dr Tuhan. Yang hrs kita perhatikan adalah bgmna urusan dosa kita dgn Tuhan?
Semua manusia berdosa, kesalehan hidup tdk bs dinilai hanya dr perbuatan, tp Tuhan yg melihat hati, hanya Dia yg layak menjadi Hakim yg menghakimi.