DI 14022015
2 Samuel 1:12
Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang.
Perlakuan Saul terhadap Daud sangat buruk namun ketika Daud mendpt kabar kematian Saul, reaksinya adalah meratapinya, bkn mensyukurinya. Tidak ada dendam dlm hati Daud.
Banyak org terbalik dlm hal mengampuni, mengampuni dulu baru mengatasi dendamnya, padahal seharusnya selesaikan dulu dendamnya baru bisa menganpuni. Sulit mengampuni pasti krna masih dendam.
Bnyk org munafik secara rohani: tidak benar-benar mengampuni. Mengucapkan kata memaafkan hanya sebatas bibir saja, bkn dari hati. Ada jg demi gengsi, tdk enak di mata org lain kalau tdk mengucapkan memaafkan, demi menjaga image sbg org Kristen yg dikenal dg ajaran ttg kasih. Padahal dendam msh ada.
Cara utk tahu sdh mengampuni atau blm adalah ketika suatu saat kita mendengar org itu mengalami sesuatu yg buruk, apakah kita turut prihatin atau malah mensyukuri bahkan menyumpahi dg kata-kata negatif. Mau lebih jelas lg ketika kita suatu saat bertemu lg dg org itu, hati masih ‘panas’ atau ‘adem’. Atau ketika kita sdg sendirian, tiba-tiba ingatan ttg peristiwa itu muncul lg, masihkah emosi kita terpancing?
Lebih baik jujur, kalau blm bs mengampuni ya bilang blm bs, jgn blm bisa bilangnya bisa mengampuni, itu dusta dan bohong, jgn jd irg munafik, itu tdk memuliakan nama Tuhan.
Apa sebabnya Daud bs tdk mendendam pd Saul? Karena Daud melibatkan Tuhan dlm hal antara dia dg Saul. Kasih bs ‘mengusir’ dendam yg ada. Sayangnya bnyk org yg mencoba mengatasi dendamnya seorg diri, hasilnya cm sebatas kata memaafkan tp hatinya masih ada dendam. Jadikan firman Tuhan sbg pedoman hidup kita. Bahkan kata hatipun bs salah bicara, ketika emosi terpancing maka hati dan pikiran ikut terpancing. Kita tdk mgkin melupakan peristiwanya tp kita bisa memilih utk trs terpengaruh atau tdk.