DI 05042014
Amsal 16:23 NKJV
The heart of the wise teaches his mouth, And adds learning to his lips.
Hati orang bijaksana mengajar mulutnya, dan menambahkan pengetahuan pada bibirnya.
Hal yg menarik dr penulis Amsal ini adalah mengenai ‘hati mengajar mulut’. Artinya hati itu sebagai ‘guru’ dan mulut adalah ‘muridnya’. Ada peraturan dlm hubungan guru dengan muridnya.
Guru itu lebih pandai drpd muridnya, maka kita hrs sadar bhw dlm hati seorg yg bijak ada sesuatu yg lebih dr perkataan yg kita ucapkan dg mulut kita. Ilmu murid berasal dr gurunya, maka semua perkataan yg keluar dr mulut kita bersumber dr hati. Yang hrs kita renungkan adalah apa saja yg ada dlm hati kita?
Hati yg penuh dendam pasti terwujud dlm perkataan yg isinya keinginan membalas dendam dan sumpah serapah. Hati yg penuh ketakutan akan menggerakkan mulut kita memperkatakan apa yg mencerminkan ketakutan kita.
Bagaimana proses hati org bijak itu mengajar mulutnya?
Salah satu proses belajar adalah mendengar. Sblum mulut berkata-kata biasakan dengarkan dulu kata hati kita. Sementara telinga kita mendengar perkataan lawan bcra kita, pikiran kita mengolah isi pembicaraan, di dlm hati kitalah semuanya diolah hingga menghasilkan perkataan lewat ucapan mulut kita. Hati yg bijak menimbang dan meneliti informasi yg kita terima.
Ini bkn berarti kita spt org dungu yg sangat lambat menjwb dan meresponi ucapan org lain. Ini mengenai kpn kita hrs cepat menjawab, kapan hrs sedikit lambat menjawab, dan jawaban yg kita berikan itu tepat. Jgn menjawab mengikuti emosi kita. Bisa terjd salah paham dan pertengkaran. Nada ucapan jg hrs kita perhatikan.
Hati org bijak menambah pengetahuan pd bibirnya. Selain ucapan yg sifatnya positif, membw suasana damai dan ceria, jg ada hal yg bs org lain pelajari dr ucapan kita. Bukan saja jd lawan bcra yg enak diajak bcra tp jg bnyk hal positif yg bisa dipelajari lewat topik yg sdg kita bcrakan.
Jagalah hati kita, ini jg bcra ttg jaga emosi kita.