DI 16062014
Mazmur 13:1-2 NKJV
How long, O Lord ? Will You forget me forever? How long will You hide Your face from me? How long shall I take counsel in my soul, Having sorrow in my heart daily? How long will my enemy be exalted over me?
Berapa lama, oh Tuhan? Akankah Kau lupakan aku selamanya? Berapa lama akan Kau sembunyikan wajah-Mu dariku? Berapa lama akan aku memasukkan nasihat di dalam jiwaku, memiliki kesedihan di dalam hatiku setiap hari? Berapa lama akan musuhku ditinggikan atasku?
Siapa yg memilih Daud jd raja atas Israel dan menyuruh Samuel mengurapinya? Tuhan. Daud tak pernah berambisi jd raja. Namun ternyata proses menuju tahta raja tdklah ‘mulus’, dan ada saat di mana Daud merasa Tuhan ‘hilang’ dr hidupnya. Syair mazmur yg kita baca menggambarkan betapa Daud melihat situasi hidupnya sangat memprihatinkan, pdhal Tuhan yg menentukan destiny atau tujuan hidupnya sbg raja.
Apakah Tuhan bisa lupa? Dari sisi Tuhan tentu jwbannya : tidak. Namun dr sisi org yg menjalani proses-Nya bisa terlihat dan terasa bhw Tuhan ‘lupa’. Tuhan sptnya cuek, diam membiarkan semuanya dan beriman spt sebuah hal yg percuma.
Hari-hari ini saya alami ‘perasaan’ yg mgkin sama dg apa yg Daud tulis dlm mazmur ini. Serasa Tuhan tdk ada dekat saya, setiap hr mengalami kesedihan. Bahkan berpikir apa mgkin Tuhan lupa dg apa yg pernah Dia janjikan.
Sebagian org berpendapat, membuka kehidupan yg sdg ‘down’ itu spt membuka aib sndri, bs ‘melemahkan’ iman org lain’, mempermalukan diri sndri. Saksikan nanti kalau sdh ‘menang’, spya citra diri kita tetap terjaga (walau dlm menjalani prosesnya ternyata ‘malu-maluin’). Saya hargai pendapat ini.
Alkitab berisi kisah yg sukses dan gagal. Belajar dr kesuksesan jg belajar dr kegagalan. Tdk ‘diperhalus’ kisah gagalnya, semuanya ditulis apa adanya. Mgkin saya gagal, tp biarlah org lain belajar dr itu spya tdk gagal saat menghadapi masalah yg serupa. Saya bkn manusia sempurna, doakan saya spya bs melewati ini.