DI 11022019
2 Yohanes 1:12
- Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku tidak mau melakukannya dengan kertas dan tinta, tetapi aku berharap datang sendiri kepadamu dan berbicara berhadapan muka dengan kamu, supaya sempurnalah sukacita kita.
Membandingkan zaman dulu dg zaman ‘now’ memang sdh sangat jauh perbedaannya, zaman dulu isi hati atau informasi penting disampaikan melalui surat menyurat, zaman skrg dg teknologi canggih, pembicaraan bs melalui video call atau chatting.
Satu esensi dr berharganya sebuah jalinan komunikasi adalah berbicara muka dg muka, artinya menjumpai langsung lawan bcra dan bs melihat keadaannya, kerinduan terobati ketika bertemu. Beda dg zaman skrg, sebagian org menganggap yg penting informasinya sampai ke lawan bcra, rasa ‘rindu dan kangen’ tdk lg bgtu terasa krna cukup melakukan video call sdh bs melihat wajah lawan bcra, tetapi tetap ada kekurangannya, tdk bs melakukan ‘sentuhan’ spt bersalaman, pelukan persaudaraan, dsbnya. Kalau krna lokasi yg berjauhan mgkin bs dimaklumi, terkadang dlm satu rumah, komunikasi dilakukan via chatting.
Sering terjd saat berkomunikasi scra verbal, lawan bcra kita terlihat tdk konsentrasi dan sering melirik smartphonenya, tentu dlm etika berkomunikasi, hal ini dianggap sbg tindakan krg sopan krna tdk menghargai org yg sdg berbicara, malah dicuekin saja. Itulah sebabnya seringkali kita krg bs menghargai org lain krna terbiasa bcra lewat chatting atau medsos. Yg tersisa mgkin sdkit saja org yg msh dihormati, dlm artian tdk berani bermain handphone saat sdg berbicara: dg atasan, dg calon rekan bisnis saat ingin ‘deal’ proyek atau tender, dg org-org yg bs merubah nasib kita dg apa yg mrka miliki. Tp terhadap orgtua, masih ada anak yg sibuk main hp saat orgtua ingin berkomunikasi, bahkan saat ibadah di gereja, msh bnyk yg main hp bahkan itu sdh dianggap ‘dosa berjamaah’, perbuatan salah tp dianggap biasa krna bnyk org yg jg melakukannya.
Temui org yg kita rindukan.