DI 09082014
Wahyu 15:3 NKJV
They sing the song of Moses, the servant of God, and the song of the Lamb, saying: “Great and marvelous are Your works, Lord God Almighty! Just and true are Your ways, O King of the saints!
Mereka menyanyikan nyanyian Musa, sang hamba Tuhan, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: “Besar dan mengagumkan perbuatan-perbuatan-Mu, Tuhan Mahakuasa! Adil dan benar jalan-jalan-Mu, oh Raja orang-orang kudus!
Musa itu bukan penyanyi, dia pemimpin bangsa Israel yg memimpin mrka keluar dr Mesir menuju Kanaan, saat itupun Musa sdh berumur tua, namun dlm kitab Wahyu nyanyiannya dinyanyikan bersanding dg nyanyian Anak Domba.
Bernyanyi bagi Tuhan itu bukan sebuah profesi, meskipun kita bkn singer, choir atau worship leader, kita jg bs bernyanyi dan menciptakan lagu pujian utk Tuhan. Alkitab mencatat bbrpa org yg bernyanyi dan menciptakan lagu walaupun mrka hanya org biasa saja: Hana (ibu Samuel, 1 Samuel 2 : 1-10) dan Maria (ibu jasmani Yesus, Lukas 1:46-55).
Doa dan bernyanyi itu sama, cara kita berkomunikasi dg Tuhan dan ekspresi kasih kita pd Tuhan, doa itu komunikasi lewat pembicaraan, bernyanyi itu komunikasi lewat kata-kata yg diiramakan. Jadi siapapun bs berdoa dan bernyanyi seharusnya.
Sungguh aneh kalau ketika kita diminta berdoa, maka kita tolak dg alasan kita tdk bs berdoa. Maafkan saya dg statement ini: tidak mau berdoa berarti tdk mau bicara dg Tuhan. Kalau kita tdk mau bcra dg seseorg, kita berarti ada ‘sesuatu’ dg org itu. Bs jd kita sombong.
Kalau dlm ibadah kita diam ketika menyembah Tuhan, itu berarti kita tdk mau bcra dg Tuhan. Jgn jadikan alasan suara kita jelek, Tuhan bkn juri audisi kompetisi nyanyi, yg Dia lihat adalah ekspresi kasih kita kepada-Nya.
Nyanyian timbul sbg respon kita akan kasih Tuhan, akan apa yg kita telah alami. Bernyanyilah dg cara terbaik yg kita bs lakukan utk Tuhan. Senangkan Dia dg pujian kita, sembah Tuhan karena kita mengasihi Dia. Bernyanyilah bagi Tuhan.