DI 11082014
Yakobus 2:15-17
Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Apa itu iman? Terlalu sempit pemahaman kita jika hanya melihat satu sisi iman dlm Ibrani 11:1-2 saja. Dlm ayat ini dijelaskan ttg sisi iman yg berbeda.
Iman bkn hanya ttg memperkatakan Firman Tuhan dg yakin, bkn hanya ttg meng-claim janji Tuhan, tp ternyata iman itu spt ‘salib’ yg pny ‘arah ke atas dan mendatar’. Yang kita katakan hrs sama dg kenyataan pd akhirnya.
Abraham hidup sblm zaman ditulisnya surat Ibrani, tp dia telah mengerti ttg iman. Perbuatannya menandakan dia org beriman, imannya nyata dlm perbuatan bahkan kehidupan kesehariannya.
Org yg beriman itu percaya pd Tuhan, itulah ‘arah ke atas’, namun iman jg hrs nyata dlm perbuatan, perbuatan yg bgmna? Bgmna kita memperlakukan sesama kita akan menandakan kita ini org yg punya iman atau tidak. Spt ayat di atas, melihat keadaan org lain yg kesusahan dan justru memberi ucapan ‘kosong’, dan tdk memberi apa yg dibutuhkan, sesungguhnya itu tanda imannya ‘mati’.
Iman tdk boleh berisi ucapan ‘kosong’ dan jg tdk boleh berisi ucapan ‘bohong’. Kalau kita ingin melihat seseorg disembuhkan dan kita diminta mendukung dlm doa tapi ternyata kita tdk mendoakannya, itu bukti iman kita mati, kita mengucapkan perkataan kosong dan bohong. Iman dan kasih itu saling melengkapi, keduanya spt 2 tiang yg membentuk ‘salib’, iman itu arah ke atas, kasih pd sesama itu arah mendatarnya.
Hidupkan iman kita dg berbuat yg baik pd sesama, terlalu egois jika iman hanya utk meyakini dan meng-claim sesuatu, iman hrs nyata dlm perbuatan. Org beriman itu tdk egois.