DI 18082023
Matius 8:2-3
Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.
Ada 2 pelajaran yg bs kita ambil dr kisah org kusta yg disembuhkan oleh Yesus ini, kedua pelajaran ini akan membuat kita paham bhw beriman itu bukan sekedar percaya.
Pertama, orang kusta ini mendatangi Yesus lalu menyembah Dia, satu sikap rendah diri yg positif, sadar bhw kondisinya saat itu dia sbg org yg najis karena kustanya, dan Yesus disebutnya sbg ‘Tuan’. Yg kita bs lihat bahwa dia sengaja ‘mengajukan diri’ disembuhkan oleh Yesus. Mgkin biasanya org menunggu giliran utk dijamah oleh Yesus, tp org kusta ini justru mengajukan dirinya utk menjd satu contoh bhw Yesus memiliki kuasa utk dapat menyembuhkan penyakit apapun. Org kusta ini pasti pernah mendengar ttg berita Yesus menyembuhkan org-org sakit, dan ketika dia melihat Yesus ada di sana, dia mendekat & mengajukan suatu iman yg besar, iman yang bukan sekedar percaya bhw Yesus sanggup utk menyembuhkan, tp iman yg tahu batas mana iman itu berfungsi, kembali pada yang kita kenal sbg ‘kedaulatan Tuhan’, sekalipun dia ingin disembuhkan, tp Yesuslah yg ambil keputusan utk mau melakukan kesembuhan itu atau tidak.
Kedua, org kusta ini berkata ttg sesuatu yg sangat jarang dikatakan oleh org yg punya iman sekalipun: ‘Jika Engkau mau’, jadi dia paham bhw kesembuhan terjd itu ada suatu faktor penentu dari pihak Tuhan yaitu faktor kedaulatan Tuhan, karena Yesus mau ingin menyembuhkan, maka org yg Dia layani dan jamah pasti sembuh. Kadang sebagian org pintar ‘memaksa’ Tuhan lewat klaim-klaim yg diambil dr ayat Alkitab. Misalnya ada orang yang dikenal murah hati menolong sesama, lalu ada org yg punya hutang sengaja datang ke rumah org itu dan memintanya utk dapat melunaskan hutangnya, kalau menolak, org yg murah hati menolong ini akan difitnah & dirusak nama baiknya, sampai dia terpaksa utk melunasi hutang org ini. Beriman bukan berarti boleh memaksa Tuhan utk mengikuti kemauan kita, mengabulkan apapun yang jd permintaan kita, itu bukan iman, tapi sebuah ‘premanisme rohani’, mendapatkan dengan cara memaksa dan mengancam.
Kalau kita sedang membutuhkan mujizat dr Tuhan, datanglah dgn merendahkan diri dan tunduk pada kedaulatan Tuhan, kalau Tuhan mau, Dia pasti menolong kita.