DI 04092024
Yohanes 6:60, 66
Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”
Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Apa yg kita cari dari Tuhan yg kita sembah? Hanya rezeki, rasa aman, kesembuhan atau semua yg menyangkut kebaikan bagi hidup kita? Jangan lupa bahwa Tuhan punya satu ajaran bagi umat-Nya!
Hubungan kita sbg orang Kristen dgn Tuhan itu berkaitan dgn ketaatan dan berkat, beda dgn keyakinan lain yg hanya 1 arah, hanya bertujuan memberikan manusia apa yg dia butuhkan. Kita taat maka akan diberkati, tp kalau tdk taat maka kutuk akan datang dlm hidup kita (Ulangan 28). Perlindungan-Nya tersedia bagi mereka yg mengasihi Tuhan, bukan berdasarkan apa yg manusia berikan pd yg disembahnya supaya bs hidup aman dan tenteram. Kehidupan kita sbg Kristen, bukanlah sebuah ritual agamis, tapi suatu hubungan yg nyata, karena Tuhan yang kita sembah bukanlah suatu materi yg mati, tapi Dialah Sumber Kehidupan, Dia hidup, Dia jg bergerak hingga saat ini dan selamanya. Ini yg hrs kita sadari, ada aturan Tuhan dan jg ada ajaran Tuhan yg hrs kita patuhi, namun ajaran Tuhan ada yg ‘keras’, bertentangan dgn logika bahkan budaya yang dihasilkan manusia.
Sebagian murid Yesus akhirnya pergi karna mencerna ajaran Yesus itu ‘keras’, sulit utk dipahami dan di luar nalar logika manusia. Bgmna dg kita? Ajaran ttg berkat dan hidup berkemenangan serta berkelimpahan tentu sangat menarik perhatian kita, tp ketika kita berhadapan dgn ajaran Tuhan yg melawan rasio pikiran logika kita, bisakah kita untuk menerima lalu melakukannya dgn ketaatan? Maka yg timbul kemudian adalah suatu rasa tdk percaya, dan memilih ajaran lain yg lebih masuk logika manusia. Jika Tuhan mampu dibatasi oleh logika, apa bedanya Tuhan dg manusia? Utk apa manusia menyembah yg setara dgn dirinya? Bukankah justru hal itu menunjukkan kebodohan yg memalukan? Kita menyembah yg lebih ‘tinggi’ drpd kita, dan konsekuensinya adalah hrs menerima ajaran-Nya yg kadang bertentangan dengan logika dan budaya ciptaan manusia, itulah wujud awal ketaatan, menerima utk ditaati & dilakukan.
Jangan memilih-milih perintah Tuhan yang mau dilakukan, itu bukan ketaatan, yg bisa kita pahami dgn logika maupun yg tdk bisa dipahami dgn logika, lakukan semuanya dg ketaatan.