Ujilah Aku, Tuhsn

DI 13092024

Mazmur 139:23-24 (TB)
Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!

Kata ‘ujian’ kadang kita pahami sbg 1 proses yg hrs kita lalui supaya kita lulus pendidikan yg kita jalani, itu karena pola pikir kita yang melekatkan kata ujian dgn sekolah.

Menguji sesuatu biasa dilakukan jg utk bisa menemukan unsur apa yg ada dalam cairan atau benda tertentu. Jadi kalau kata ‘ujian’ kita selalu kaitkan dgn ‘kelulusan’, itu sangat mempengaruhi pemahaman kita ttg doa yg Daud sampaikan pd Tuhan: “Ujilah aku”, ini spt antara ‘kelulusan’ masuk surga ataukah neraka, pdhal bukan itu yg Daud maksudkan. Daud ingin Tuhan menyelidiki hati & pikiran yg ada dlm dirinya, supaya bila ada yg jahat atau tdk berkenan bagi Tuhan, itu terungkap dan ada kesempatan utk bertobat. Lucunya lagi banyak org takut menyanyikan lagu yg kata-katanya diambil dr ayat yg ada dalam pasal ini. Sekali lagi berpikirlah kritis namun dewasa: ini bukan spt ujian kelulusan dalam pendidikan, tapi sebuah evaluasi diri secara dlm yg melibatkan Tuhan di dalamnya, kita hrs sadar kadang kita tdk jujur pd diri sndri dan menganggap diri kita sudah ‘baik’ dan cukup ‘rohani’.

Dlm Tuhan tdk ada dusta, ketika kita dengan kesadaran meminta Tuhan menguji kita dgn metode-Nya yg akurat, kita harus siap terima apa yg muncul dr pengujian yg Tuhan pakai. Spt saat kita datang ke RS atau klinik untuk mengetes darah ataupun lainnya, hasil yang muncul hrs kita sikapi dgn benar. Kadang dg mata jasmani kita melihat diri kita sehat, tapi dgn pengujian lab yg akurat, bibit penyakit & kemungkinan gangguan kesehatan lainnya bs diketahui lebih awal dan kita punya waktu utk mengatasinya. Daud berani meminta utk diuji oleh Tuhan, dia ingin dirinya murni dan tdk ada yg buruk dr dasar hatinya, dr pikiran dan semua yg tersembunyi dr manusia. Ini butuh suatu keberanian karena setelah diuji Tuhan dan hasilnya terlihat semuanya, kita harus jujur apa adanya, bertobat, membuang yg jahat dr diri kita. Diuji oleh Tuhan sangat baik bagi kerohanian kita, org yg takut diuji biasanya malah menjadi org yg munafik.

Masih takut minta diuji oleh Tuhan? Jangan sampai ‘penyakit rohani’ yg sudah ada dalam diri kita berkembang pesat tanpa kita sadari dan akhirnya membawa kita ke jalan menuju kebinasaan kekal.

This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.