DI 30052025
Galatia 2:14 (TB)
Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: “Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?”
Kefas adalah nama lain dr rasul Petrus, yang menjadi pimpinan para rasul dan dgn sangat berani rasul Paulus menegur Petrus di depan banyak orang.
Mgkin menurut budaya orang timur, tindakan
rasul Paulus itu kurang sopan, kalau mau utk menegur ya empat mata dahulu, jgn ditegur langsung di depan bnyk org. Kurang sopan & tdk menghormati leader atau pemimpin. Di zaman ini dlm pelayanan Kristen, seringkali leader atau pemimpin gereja dianggap sbg ‘raja’ yg hrs dihormati dan dilayani dg sebaik mgkin, pdhal dlm esensinya, para leader itu harusnya melayani jemaat. Jadi pembantu bukan raja seharusnya, walaupun hrs tetap menerima penghormatan karena melayani kebutuhan jemaat gereja. Tapi rasul Paulus berbeda, dia walaupun bukan pemimpin dari para rasul, bahkan dia yg terakhir bergabung dgn para rasul lainnya, berani menegur rasul Petrus karena telah melanggar kebenaran dr Injil atau firman Tuhan. Menegur kesalahan leader atau pemimpin di depan umum akan sangat bs dianggap sbg usaha menjatuhkan nama baik org lain.
Tindakan rasul Paulus ini bs terlihat alasan mengapa dilakukan dr ayat ini: Galatia 4:16 “Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? Ini tentu bisa dikatakan sbg sebuah penyebab mengapa Paulus berani menyatakan hal yg salah, yg melawan kebenaran firman Tuhan, alasannya bukan utk menjatuhkan atau juga mempermalukan, tetapi supaya semua org tahu bhw yg telah diperbuat itu salah. Sikap rasul Paulus ini belum tentu pas dilakukan terhadap para leader atau pemimpin gereja, bs dinilai terlalu kasar bahkan dinilai punya maksud terselubung. Tdk semua leaders itu punya kerendahan hati utk ditegur saat dia berbuat kesalahan, cenderung membela diri dgn alasan yg menutupi motif sebenarnya dr mengapa kesalahan itu terjadi. Paling tidak yg menegur harusnya sesama leader seperti Paulus dan Petrus, keduanya adalah rasul di mata jemaat, sehingga tegurannya itu punya nilai koreksi yg tepat.
Menegur yg salah itu sesuatu yg baik supaya ke depannya tdk terulang lagi kesalahan yg sama, namun perhatikan juga siapa yg dapat dianggap pantas utk menegur, supaya orang yg ditegur mau dan rela mendengar teguran.