Mengapa Kurang Iman?

DI 14022025

Matius 8:26-27
Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
Dan heranlah orang-orang itu, katanya: “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”

Yesus yg menyuruh para murid utk melaut, pasti Dia tahu akan terjadi badai saat nanti di tengah laut, lalu kenapa tetap melaut dan itu pastinya akan membuat para murid jadi takut.

Begitu jg pertanyaan yg ditanyakan banyak org, kalau Tuhan sudah tahu, knpa dibiarkan semua yang buruk itu terjadi? Kalau manusia umumnya, jika tahu nanti pasti terjd sesuatu yg buruk, pasti sebisa mungkin dihindari dan diberikan peringatan terus menerus. Di sini kita bs melihat perbedaan besar antara yang dipikirkan manusia dgn yg dipikirkan Tuhan. Di sini jg kita sadari betapa sangat berbeda antara kuasa Tuhan dgn keterbatasan yang manusia miliki. Kuasa Tuhan sanggup untuk membangkitkan org mati, jd sekalipun yang buruk itu terjd hingga mengakibatkan suatu kematian, Dia sanggup membangkitkannya. Tp kalau seseorg mengalami yg buruk lalu kemudian meninggal, manusia tdk mampu utk membangkitkannya. Jadi manusia dgn segala ketakutannya berusaha menghindari yg buruk itu menimpa hidup mereka. Suatu hal yg manusiawi, tapi Tuhan itu ilahi, punya kuasa yg tak terbatas.

Ketakutan dan kekuatiran, bs menjd ukuran keadaan iman yg dimiliki seseorang. Dalam Alkitab seringkali Yesus berkata ada iman yg besar, berarti jg ada iman yg kecil. Dlm hidup ini ada sesuatu yg memerlukan iman besar utk bs mengubah situasi yg ada. Kuasa alam bs dikendalikan dgn iman yg besar, Yesus yg meredakan angin ribut dalam kisah ini terjd karena kuasa-Nya sbg Tuhan yg bekerja, tapi bagi manusia, untuk bs menyertakan kuasa Tuhan bekerja di situasi yg buruk, perlu satu iman yg besar, tdk kurang iman, percaya yg penuh tanpa keraguan. Ketakutan itu timbul karena kurang iman, berarti ada yg tdk beres dgn ukuran iman kita, ada banyak sebab yg perlu dibereskan sehingga iman kita kembali besar dan membuat yg mustahil menjd satu hal yg mungkin. Kuasa alam bs dikendalikan oleh iman yg besar, dlm PL pernah tercatat bhw matahari dan bulan tdk bergerak sama sekali selama 1 hari ketika bangsa Israel sdg berperang (Yosua 10:12-13). Suatu hal yang perlu iman besar utk mewujudkannya.

Bgmna ukuran iman kita? Menghadapi satu hal yg baru tampaknya bs membuat seseorg mengalami keraguan dan ketakutan, jangan sampai kehilangan iman di situasi itu.

Posted in Renungan | Comments Off on Mengapa Kurang Iman?

Menolak Kehadiran Tuhan

DI 13022025

Matius 8:33-34
Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu.
Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, mereka pun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Apa alasan di balik pendesakan penduduk di daerah itu supaya Yesus pergi meninggalkan daerah mereka? Apakah kehadiran Yesus itu merupakan suatu ‘musibah’ buat mereka?

Ada pendapat bhw karena sejumlah babi yg dirasuki roh jahat itu jadi alasannya, adanya kerugian besar dr peristiwa itu, mgkin ada yg berpikir lebih baik 2 org dr kuburan itu tetap jadi gila dirasuki roh jahat drpd banyak babi ternak itu mati. Wajar saja para penjaga babi itu akan diminta pertanggung jawaban oleh pemilik babi itu, kalau Yesus akan tinggal di sana bbrpa hari lalu melakukan pengusiran roh jahat lagi, berapa bnyk kerugian yg bisa timbul? Pikiran mereka adalah teknik Yesus mengusir roh jahat itu hanya memindahkan roh jahat yg semula merasuki seseorg, akan dipindahkan ke hewan ternak. Ini alasan yg secara logika saja, tapi pastinya kehadiran Yesus akhirnya mereka tolak. Apakah tidak berpikir bhw banyak org yg butuh dilepaskan dr roh jahat, mereka dapat dipulihkan Yesus? Atau mereka lebih mementingkan sisi uang saja drpd jiwa-jiwa yg dimerdekakan? Entah apa yg jadi pertimbangan mereka.

Menolak kehadiran Tuhan dlm hidup, kadang ini kita lihat dalam realita kehidupan. Alasan yg diajukan bermacam-macam, ada yg takut setelah dilepaskan dari roh jahat, nanti bisa ada ‘serangan balik’ yg lebih parah drpd yang sebelumnya. Ada jg yg ragu akan kuasa yg Yesus miliki: itu kan zaman dulu, apa masih ada mukjizat di zaman skrg? Menolak yang baik tentu saja sebuah kebodohan dan juga kerugian besar, kesempatan blm tentu akan terulang kembali, ketika Tuhan ingin segera memulihkan kita, buka hati dan taati apa yg Dia perintahkan utk dilakukan, Tuhan akan bekerja dgn kuasa-Nya yg tak terbatas, tapi kita juga harus menyiapkan diri, butuh kerja sama antara kita dgn Tuhan, kecuali kalau kita bermasalah dgn kesadaran diri. Jangan menolak Tuhan, itu bs saja dorongan dari si jahat yg tdk ingin kita dipulihkan Tuhan. Yg perlu kita sadari: kita butuh dipulihkan oleh Tuhan, jgn buang kesempatan berharga itu.

Terimalah kehadiran Tuhan dlm hidup kita ini dgn hati yg terbuka, kita tdk hanya butuh yg disebut berkat, tapi kita butuh kelepasan dari keterikatan dosa yg membelenggu kita.

Posted in Renungan | Comments Off on Menolak Kehadiran Tuhan

Arti Berserah Pada Tuhan

DI 12022025

2 Samuel 16:11-13
Pula kata Daud kepada Abisai dan kepada semua pegawainya: “Sedangkan anak kandungku ingin mencabut nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya demikian.
Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.”
Demikianlah Daud melanjutkan perjalanannya dengan orang-orangnya, sedang Simei berjalan terus di lereng gunung bertentangan dengan dia dan sambil berjalan ia mengutuk, melemparinya dengan batu dan menimbulkan debu.

Daud sedang dikudeta oleh Absalom, anak kandungnya sendiri, situasi buruk ditambah dgn ejekan, kutukan, penistaan yg dilakukan oleh keturunan Saul, menjd sebuah ujian dari Tuhan utk Daud.

Kenapa Tuhan biarkan ini terjd pd Daud? Yg pasti hanya Tuhan yg tahu, tp kalau kita mau berusaha memahaminya, inilah proses yang Tuhan lakukan bagi Daud. Ujian Tuhan tidak selalu hadir di masa muda, hingga masa tua jg Tuhan tetap lakukan. Lebih pedih lagi, yg Tuhan pakai utk menguji kita itu terkadang justru org paling dekat dlm hidup kita. Daud mengalami bbrpa kali hal ini: sewaktu muda, dia tdk diprioritaskan oleh ayahnya, tdk pula diajak menemui Samuel bersama anak Isai lainnya, sewaktu mendapat dukungan stlah mengalahkan Goliat, dia dibenci oleh Saul, ayah mertuanya sendiri, istrinya yaitu Mikhal mengejek dia ketika membawa Tabur Tuhan masuk Yerusalem, dan pd akhirnya, Absalom yaitu anaknya sendiri, berusaha merebut yg adalah tahta raja Daud. Jgn kaget bila orang terdekat kita suatu saat menentang, org yg dulu kita perlakukan dgn baik, justru berbalik mengejek ketika kita mengalami keadaan yg terpuruk.

Sudut pandang Daud terhadap apa yg menjd kepunyaannya, sangat patut kita teladani, yg dia akui bahwa Tuhan yg memberi dan juga Tuhan yg berhak membuat pemberian-Nya itu sesuka hati, jika suatu saat Tuhan ingin lakukan apapun, bahkan mengambilnya dan memberikannya pd org lain, dia pasrah dan tdk menyalahkan Tuhan, inilah berserah yg sesungguhnya. Merasa memiliki membuat seseorg mempertahankannya, tidak rela jika Tuhan mau mengambilnya. Ini tidak mudah, apalagi kalau terjd pd kita, misalnya anak yg kita kandung justru melaporkan kita ke polisi dgn tuduhan dlm sengketa harta. Jgn cepat utk berkata kita bs bersikap spt Daud dalam ayat ini, kita akan buktikan ketika kita sendiri mengalami ujian dr Tuhan dgn melibatkan org-org terdekat kita. Mgkin memang semua ini bagian dr akibat kesalahan masa lalu yg Daud lakukan, tp sikapnya di kisah ini menjd satu perenungan bagi kita.

Berserah pd Tuhan, sepakat dgn Tuhan dlm apapun yg Dia putuskan akan terjd di dalam hidup kita, semua milik Tuhan yg Dia tetap berhak mengambilnya kembali.

Posted in Renungan | Comments Off on Arti Berserah Pada Tuhan

Obati Diri Sendiri Terlebih Dahulu

DI 11022025

Lukas 6:41-42
Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

Tiap orang memang wajib saling menolong sesamanya, tetapi kalau tentang kelemahan atau dosa org lain, tdk boleh kita sembarang saja menunjuk-nunjuk, diri sendiri haruslah ‘sehat dan bersih’ terlebih dahulu.

Balok di dalam mata tdk terlihat? Harusnya penglihatan tdk akan jelas, karena balok itu akan menghalangi penglihatan baik di jarak dekat maupun jauh. Apa yg Yesus ingin Dia sampaikan lewat penggambaran ini? Tentu dari ayat yg kita baca, ini bertujuan spya jgn menjd munafik! Jadi salah satu ciri org yang munafik adalah sibuk mengurusi kelemahan dan kesalahan org lain. Tdk mengurusi mata sendiri tp sibuk mengurusi mata org lain, bkn dgn tujuan baik disertai ketulusan, tapi ingin mengungkap kesalahan org lain supaya org banyak ‘menghakimi’ org itu dan dia supaya dia dipuji karena mengungkap dosa org lain. Yesus ingin kita mengeluarkan balok dalam mata terlebih dahulu, artinya kita sebenarnya lebih buruk drpd org lain di mata Tuhan, kita bs saja terlihat kudus di mata org, sempurna bahkan rohani, tapi sebenarnya dlm diri kita sangat banyak kemunafikan dan dosa berat yg coba kita sembunyikan dr org lain.

Kadang seseorg sibuk mengurusi hidup org lain supaya keburukan dirinya tidak terlihat & fokus org banyak tertuju pd orang itu. Maling teriak maling, ini yg disebut kemunafikan yg sering dilakukan. Tuduhan terhadap org lain kadang justru hrs diarahkan pd diri sendiri, apakah kita ‘bersih’ dan patut menolong org lain dlm permasalahan yg dia hadapi? Coba utk koreksi diri terlebih dahulu, sungguh satu hal memalukan jika ternyata diri kita jg sama buruknya atau bahkan lebih buruk drpd org lain yg kita tunjuk-tunjuk. Singkirkan balok yg ada dlm mata kita, barulah kita bs dgn jelas menolong org lain mengeluarkan selembar yg ada di matanya. Jgn justru nantinya kita yg ‘diadili’ massa karna dosa kita terbongkar dan kitalah yg dipermalukan. Atau kita yang pura-pura mau menolong org tapi tujuannya bukan supaya dia kembali normal, tp hanya utk meningkatkan nama baik kita, org harus tahu kehebatan kita, itu munafik!

Koreksi diri sendiri sesering mungkin, apa yg harus kita singkirkan dari hidup kita, benahi diri kita sendiri dulu sebelum menolong org lain membenahi dirinya.

Posted in Renungan | Comments Off on Obati Diri Sendiri Terlebih Dahulu

Mengikut Yesus

DI 10022025

Matius 8:21-22
Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.”
Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.”

Apakah ini sebuah peribahasa Israel ataukah ada suatu makna rohaninya? Biar orang mati mengulurkan org-org mati mereka, sulit utk dipahami bagi logika kita.

Ini yg mgkin jadi pemahaman saya, mungkin tdk tepat, tapi saya bagikan utk kita: jangan ada sesuatu hal apapun yg mungkin bs utk membuat kita tdk lagi mengikuti Yesus. Jadi kerena bila ada yg keluarga yg meninggal, di dlm budaya Yahudi pasti ada bbrpa kegiatan yg hrs dilakukan oleh pihak keluarga yg sdg berduka, dan perjalanan Yesus bs terganggu kalau salah satu murid-Nya kembali karena bapanya meninggal. Makna rohani yg mgkin bs kita ambil: apa yg sudah ‘mati’, jgn dibuat jadi sesuatu alasan bagi kita utk permisi dari Tuhan. Mungkin ada kegagalan di masa lalu, kita tergoda utk berusaha ‘membangkitkan’ lagi, ini akan membuat banyak energi yang tersita, waktu jg akan banyak difokuskan utk hal itu, semuanya ini membuat kita tidak lagi intim dgn Tuhan, yg ada di pikiran kita hanya bgmna yg dulu sudah ‘mati’, bs kita hidupkan lagi nantinya, tergoda utk membuktikan diri dan membanggakannya di hadapan org lain.

Mengikut Yesus itu bukan spt kita ‘nebeng’ di kendaraan org lain, Tuhan menghargai orang yg sungguh-sungguh mengikuti Dia, bkn yg sekedar ‘nebeng’, ikut karena butuh sesuatu atau tumpangan saja. Ada saja org yang ikut Tuhan karena suatu motivasi yg tidak murni, hanya mengejar berkat Tuhan, setelah dapat lalu perlahan-lahan menjauhi Tuhan. Nanti di satu saat butuh pertolongan Tuhan, mulai dg janji gombal: kalau Tuhan tolong, saya akan lakukan dan berikan ini dan itu. Tapi kenapa Tuhan masih mau menolong meskipun Dia tahu motivasi sebenarnya dr org ini? Itulah wujud kasih-Nya yg murni, kasih yg beda dgn balas budi, kasih yg disertai belas kasihan. Apakah kita mengasihi Dia karena ada yang kita mau dr Tuhan? Kalau kita tidak ditolong, kita ngambek, atau menyalahkan Tuhan? Ini sesuatu yg tdk pantas diterapkan pd Tuhan, Tuhan tdk kebal diancam, karena Dia punya kuasa atas hidup kita.

Bagaimana pengiringan kita pd Tuhan? Jgn karena ada maunya, lakukanlah sbg sebuah pengabdian tulus karena kita telah ditebus oleh darah-Nya, kita ini milik Tuhan.

Posted in Renungan | Comments Off on Mengikut Yesus

Damai Sejahtera Tuhan

DI 08022025

Yohanes 14:27
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Setiap org pasti pernah mengalami keadaan yg sulit bahkan mungkin mengancam nyawa oleh bbrpa sebab, Yesus jg selama hidup di dunia ini mengalami apa yg manusia alami.

Membaca 4 kitab Injil maka kita dapati bgtu banyak situasi bs merusak damai sejahtera Yesus, tetapi itu semua tdk membuat gentar dan takut bagi Yesus. Mgkin kita berpikir itu karena Yesus adalah Tuhan yg jadi manusia, Dia bs bangkitkan org mati, apa ada yg bisa membuat Dia takut? Betul bhw Yesus adalah Tuhan, tp saat di dunia ini, Dia ada dlm tubuh manusia biasa, tubuh yg normalnya manusia miliki, artinya tubuh-Nya saat itu bs mati, ini terlihat jelas dalam penyaliban Yesus, tubuh Yesus tetap terluka, tdk kebal, hingga tubuh itu mati, tetapi dibangkitkan. Mengerikan di saat kita mencoba membayangkan apa yang Dia alami mulai saat Yesus ditangkap, diadili hingga disalibkan, tetapi semuanya dilewati dan tdk ada dosa yg diperbuat Yesus selama hidup di dunia ini. Banyak dosa disebabkan oleh dorongan rasa takut dan gelisah, tetapi kita bs tetap menguasai diri kalau kita punya damai sejahtera spt yg Yesus miliki.

Kuncinya adalah tetap terhubung dgn Tuhan, spt yg Yesus miliki dgn Bapa, berdoa setiap hari dan di waktu-waktu tertentu yang Tuhan inginkan. Banyak org sudah merasa doa itu spt sebuah ritual, kebiasaan yg memang trs dilakukan setiap hari, doa yg hanya searah saja, tdk ada komunikasi 2 arah dgn Tuhan. Hubungan dgn Tuhan terasa ‘hambar’ shga saat ada persoalan hidup, kita mudah menjd gelisah dan takut, karena kita tdk yakin akan ditolong oleh Tuhan. Doa kelihatannya satu hal yg sepele, tapi akan banyak menentukan suasana hati kita di saat menghadapi situasi sulit dan tertekan. Damai sejahtera Yesus bs terlihat saat Dia tetap tertidur di tengah laut yg sedang diamuk badai spt yg tertulis dlm ayat ini: “Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur”.(Matius 8:24). Apapun boleh terjadi, tapi jika kita disertai Tuhan, semuanya bs kembali jd baik.

Perbaiki hubungan dgn Tuhan jika memang ada dlm keadaan yg ‘hambar’, jgn menjauh dr Tuhan, jgn menjadikan doa spt ritual yang hanya menimbulkan sebuah kebosanan.

Posted in Renungan | Comments Off on Damai Sejahtera Tuhan

Tahu Jalannya

DI 07022025

Yohanes 14:4-6
Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.”
Kata Tomas kepada-Nya: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?”
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Tentu suatu kenyamanan tersendiri bila kita tahu jalan yg hrs dilalui untuk menuju tempat tujuan kita, kemungkinan kesasar menjd tdk besar kemungkinannya dan hampir pasti bs sampai di tujuan.

Yesus adalah Jalan, berarti kalau kita dapat mengenal Yesus dgn baik, kita bs mencapai tujuan hidup kita yg utama: masuk surga di saat kehidupan setelah meninggalkan dunia ini. Dituntun Tuhan menuju surga, inilah satu kelebihannya kita sbg pengikut Kristus, sbg org Kristen, kita punya Jalan menuju tempat di mana Bapa berdiam. Sementara di pihak yang lain, masih membutuhkan pertolongan utk menentukan jalan menuju surga, tetapi aneh, dgn begitu yakinnya bs masuk surga. Sesuatu yg bukan berdasarkan iman, tetapi hanya berdasarkan apa kata pengajar dan ahli kitabnya saja. Namun hrs kita pahami jg kalau kita hanya tahu jalannya, tapi kita tidak berjalan di jalan itu, kita mustahil bs sampai ke tujuan akhir yg ditunjukkan oleh Jalan itu. Sederhananya, tahu jalan tp memilih lewat di jalan yg lain, tentu ini suatu penyimpangan yg lucu, katanya tahu jalannya tp lewat jalan yg lain.

‘Berjalan’ di Jalan yg benar, artinya mengikuti rambu-rambu yg ada di sepanjang jalan, ini kita kenal sbg mengikuti hukum Tuhan. Jika bangsa Israel diberikan hukum Taurat untuk ditaati, maka kita sbg org Kristen diberikan hukum yg Yesus ajarkan melalui para rasul dan jg bapa-bapa gereja. Org Kristen tidak tunduk pd hukum Taurat, karena memang itu hanya Tuhan berikan utk bangsa Israel saja, tetapi kita ini tunduk langsung pd Tuhan yg memberikan hukum-hukum kekristenan pd kita. Jadi ini berbeda, spt seorg anak yg taat pada perintah orgtuanya, bukan karena takut dihukum, tapi karena itu bukti seorg berbakti pd orgtuanya. Hasil didikan orgtua yg benar, akan menghasilkan masa depan anaknya yg baik dan aman. Begitu jg ketika kita belajar utk taat pd hukum Tuhan, kita akan memiliki masa depan yg baik dan penuh harapan. Yg terutama adalah mengasihi Tuhan & sesama kita, itu adalah inti semua hukum Tuhan yg hrs kita taati.

Bersyukur kita tahu Jalan yg benar, tdk akan tersesat dlm kebinasaan kekal, ikuti Jalan yg benar ini, maka kita akan sampai di tempat tujuan kita: surga yg kekal.

Posted in Renungan | Comments Off on Tahu Jalannya

Beda Tujuan Sukses

DI 06022025

Yohanes 17:24
Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.

Kalau 2 org berbeda tujuan, keduanya pasti tidak akan bertemu ke depannya, setidaknya inilah gambaran jika Tuhan dan kita memiliki tujuan hidup yg berbeda.

Hidup di dunia bukanlah kesempatan, boleh saja org memandang hidupnya sbg sebuah kesempatan utk menjd berkat bagi sesama, tetapi di sisi lain, hidup ini sesungguhnya itu sebuah UJIAN, lulus atau tidaknya kita dlm hidup di dunia ini, akan menentukan tempat kekekalan kita kelak: surga bersama Tuhan, atau neraka bersama iblis dan pengikutnya. Maka di sinilah kita harus serius ketika ada di dunia ini, semua perbuatan, perkataan, yg melekat pd diri kita, akan diminta tanggung jawabnya oleh Tuhan. Dlm ayat renungan ini, Yesus ingin nantinya setiap dr kita bisa ada bersama-sama dgn Dia di surga! Maka hidup kita dibilang sukses ketika kita nantinya bisa ada bersama Yesus di surga, karna hidup ini adalah UJIAN yang harus kita jalani. Sukses yg Tuhan inginkan dr kita adalah masuk dlm surga, tapi manusia pd umumnya hanya mau sukses hidup di dunia, urusan setelah nanti kematian, semuanya berjalan begitu saja.

Beda tujuan sukses, maka kita tdk akan bisa ‘bertemu’ Tuhan dlm kekekalan, spt 2 orang yg berpergian ke tujuan masing-masing yang berbeda satu sama lain, tdk akan ada suatu pertemuan. Biasanya kalau 2 org ingin dapat bertemu di sebuah tempat, sudah janjian dg waktu yg disepakati, tempatnya di mana, jadi punya tujuan yg sama. Apakah kita dg Tuhan punya tujuan tempat yg sama? Tuhan sudah sediakan tempat di rumah Bapa: ‘Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu (Yohanes 14:2). Maka hidup kita di dunia ini spt suatu perjalanan yg kita sedang lakukan menuju ke surga, sesuai dgn kesepakatan kita dgn Tuhan, berada bersama-sama Tuhan dalam surga, dlm rumah Bapa. Iblis berusaha untuk membuat kita gagal bersama Tuhan di surga dgn menyimpangkan jalan kita justru menuju neraka kekal, menemani iblis.

Sukses di dunia tapi masuk neraka, apalah artinya? Hidup di dunia tak sebanding dgn hidup kekal, kejarlah apa yg kekal, jangan terikat dgn semua yg ada di dunia yg fana.

Posted in Renungan | Comments Off on Beda Tujuan Sukses

Anak Siapa Kita?

DI 05022025

1 Samuel 17:56-58
Kemudian raja berkata: “Tanyakanlah, anak siapakah orang muda itu.”
Ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, maka Abner memanggilnya dan membawanya menghadap Saul, sedang kepala orang Filistin itu masih ada di tangannya.
Kata Saul kepadanya: “Anak siapakah engkau, ya orang muda?” Jawab Daud: “Anak hamba tuanku, Isai, orang Betlehem itu.”

Setelah berhasil mengalahkan Goliat, asal dr keluarga mana Daud ini ditanyakan oleh raja Saul, sesuatu hal yg kelihatannya sederhana, tetapi ada yg bs kita pelajari dr kisah ini.

Sulit membayangkan betapa sangarnya dan begitu sadisnya Daud ketika menemui raja Saul, dia datang dgn membawa kepala milik Goliat di tangannya. Pemandangan ini tentu bertentangan dgn gambaran bhw Daud ialah seorg remaja yg imut, butuh nyali besar utk ‘membawa’ kepala seseorg di tangan, mgkin spt menenteng kepala Goliat dgn rambutnya yg ada. Kalau di zaman skrg, susah disensor foto atau videonya dgn pemandangan yang sesadis itu! Daud menjawab asal usulnya dg menyebut dr keluarga mana dia berasal. Hal yg sama jika ditanyakan pd kita berkaitan dg bgmna kita menjalani kehidupan ini: “Kamu ini anak siapa?” Apakah dgn bangga kita dg penuh ketegasan menjawab bhw kita adalah anak Tuhan? Kalau perbuatan kita spt Daud yg mengharumkan nama keluarga, kita dgn bangga menyebut diri kita ialah anak Tuhan, tp kalo dlm kehidupan kita, yg dilakukan dan penilaian org ttg kita itu buruk, masih berani kita mengaku sbg anak Tuhan?

Itulah mengapa dlm hidup ini kita perlu dgn hati-hati memiliki gaya hidup yg benar, karna kita memiliki tanggung jawab menjaga satu nama baik yg berada di belakang nama kita, ada nama baik keluarga kita (orgtua, mertua, dsbnya), tetapi jg ada nama baik Tuhan yang org lain tahunya Tuhan Yesus itu Tuhannya org Kristen. Org akan mencibir bhw orangtua kita gagal mendidik anaknya sehingga kita berbuat sesuatu yg memalukan, kejahatan, dsbnya. Begitu jg org akan menilai tentang ajaran Kristen itu buruk akibat dari ulah dan perkataan kita yg merugikan banyak orang. Demikian sebaliknya, org akan memuji kita dan keluarga kita jikalau kita memberikan yg baik dan mulia terhadap org lain, org jg akan memuliakan nama Tuhan ketika melihat bhw kita hidup sesuai dgn firman Tuhan serta jd sebuah berkat bagi bnyk org. Jangan dikenal org sbg pembuat masalah dan keonaran, tp dikenal sbg org yg bermanfaat dan jd berkat bagi bnyk org.

Jagalah langkah hidup kita, perkataan dan perbuatan kita, jgn jadi batu sandungan bagi org lain yg ingin mengenal Tuhan, kesaksian hidup kita itu ‘jembatan’ bagi mereka yg ingin mengenal Tuhan.

Posted in Renungan | Comments Off on Anak Siapa Kita?

Belum Tentu Pas

DI 04022025

1 Samuel 17:38-39
Lalu Saul mengenakan baju perangnya kepada Daud, ditaruhnya ketopong tembaga di kepalanya dan dikenakannya baju zirah kepadanya.
Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul: “Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya.” Kemudian ia menanggalkannya.

Apa jadinya kalau kita memakai pakaian yg tdk nyaman bagi ukuran tubuh kita? Daud yg akan maju berperang mewakili bangsanya melawan Goliat, awalnya dikenakan pakaian perang raja Saul.

Apakah ukuran tubuh Daud mirip ukuran yg raja Saul miliki? Ada kemungkinan iya, tentu tdk sembarangan raja Saul memberikan baju perangnya utk dipakai Daud. Bayangan kita biasanya Daud spt seorg remaja imut, tinggi badan mgkin tdk terlalu tinggi, ini sptnya tdk begitu tepat, mengingat Saul saat terpilih jd raja, dialah org yg tertinggi di bangsanya. Jd mgkin saja Daud saat itu juga tinggi tapi tdk setinggi raja Saul. Ada sesuatu yg membuat Daud sulit berjalan ketika memakai baju itu, sehingga akhirnya dia tanggalkan. Dari kisah ini, ada pelajaran yg bs kita coba renungkan bersama. ‘Pakaian’ kita belum tentu nyaman utk dipakai org lain, pakaian untuk berperang bs kita gambarkan spt pengalaman yg kita miliki ttg sesuatu. Cara kita melewati masa sukar belum tentu cocok diterapkan oleh org lain, jadi sebaiknya jgn kita paksakan, orang lain bs saja tdk menolak karena tidak enak hati pd kita.

Daud akhirnya menanggalkan pakaian yang sebelumnya dipakaikan kepadanya. Sesuatu yg menghambat pergerakan kita, harus kita pikirkan dan pertimbangkan. Sikap Daud yg menanggalkan pakaian perang pemberian dr raja Saul, itu bs menimbulkan amarah, butuh keberanian utk melakukannya. Dalam hidup kita memang perlu ketegasan, nasehat yang baik dr org lain blm tentu bs menyelesaikan masalah yg kita hadapi. Pengalaman orang lain belum tentu bs menjd solusi bagi situasi yang sedang kita alami. Daud menghormati raja Saul dg membiarkan dirinya dipakaikan baju perang raja Saul, tetapi ketika justru itu menghambat pergerakannya, dia berani utk menanggalkannya. Kita harus menghormati perhatian dan nasehat baik yg org lain beri, tp kalau tdk cocok bagi kita, jgn segan untuk ‘melepaskannya’, tujuan kita adalah menang dr situasi sulit yg kita alami, bukan utk orang lain senang nasehatnya kita pakai.

Strategi paling tepat adalah nasehat Tuhan yg Dia berikan pd kita, itulah mengapa perlu berdoa dan bertanya pd Tuhan, bukan sibuk minta nasehat kiri kanan yg justru nantinya membuat kita semakin bingung, kebanyakan nasehat dan pendapat.

Posted in Renungan | Comments Off on Belum Tentu Pas