DI 25042014
Matius 25:37
Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
Hari ini ketika mandi pagi, Tuhan mengajar saya ttg hal berbuat baik bagi sesama. Dan ini sebagian percakapannya:
“Niel, anggaplah sbg sampah semua ingatan kamu ttg semua kebaikan yg kamu lakukan pd org lain.”
“Sampah?”
“Ya, sampah. Sampah itu sesuatu yg tdk berguna lagi, tdk diperlukan lg, dan tdk ingin dilihat lg, shga dibuang saja.”
Saya berpikir ttg kalimat terakhir yg Tuhan katakan: tdk berguna lg, tdk diperlukan lg dan tdk ingin dilihat lg. Apa sebenarnya tujuan semuanya ini?
“Jgn kecewa jika ternyata org yg kamu beri kebaikan bs mengecewakanmu suatu saat.”
Ya, ini benar. Saya bs kecewa jika mengetahui org yg saya beri kebaikan ternyata mengecewakan saya, tdk tahu berterimakasih malah membalas kebaikan dg kejahatan. Ketika saya berhadapan dg org yg blm pernah menerima kebaikan saya, tdk ada perasaan apapun. Jd ini maksud dr menganggap ingatan perbuatan baik sbg sampah.
‘Domba’ dlm pengajaran Tuhan ttg penghakiman terakhir tdk merasa pernah berbuat spt yg Tuhan beritahukan pd mrka. Berbuat baik krna memang itu perintah Tuhan dan wajib dilakukan. Tdk memandang siapa orgnya, saat ada kesempatan, berbuat baiklah. Tdk merasa berjasa dan hrs menerima balasan.
Tdk mudah mempraktekkannya, apalg ini berhubungan dg org-org terdekat kita, secara realita kita dikecewakan, namun sbg pengikut Kristus kita hrs trs berbuat baik pd mrka. Tdk boleh merasa berjasa dan mengharap balasan, hrs ‘melupakan’ ingatan pernah berbuat baik pd mrka. Menganggap semua ingatan itu sbg sampah. Supaya kita tdk kecewa dan sakit hati.
Biarkan Tuhanlah yg mengingat semua kebaikan yg pernah kita lakukan. Bagian Tuhan adalah membalaskan dg setimpal setiap perbuatan kita, apakah itu yg baik atau yg jahat. Jgn harapkan balasan dr org lain, jgn merasa berjasa 🙂