Penangkap Manusia

DI 02082014

Matius 4:19
Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”

Kata ‘penjala manusia’ agaknya kurang tepat utk menterjemahkan kata ‘nelayan’. Sebenarnya yg tepat adalah ‘nelayan manusia’ karena nelayan itu sebuah profesi, menjala itu aktivitasnya.

Dlm bhsa Inggrisnya menarik sekali, ‘fishermen’ berubah menjd ‘fishers of men’, nelayan (ikan dan hasil laut) berubah menjadi nelayan (manusia). Aktivitasnya sama namun obyek ‘tangkapannya’ diubah. Jika kita pelajari cara nelayan menangkap ikan maka kita jg bs menerapkannya utk ‘menangkap jiwa’ bagi Tuhan.

Nelayan itu hrs tahu arah angin dan waktu yg tepat utk melaut. Juga hrs tahu di titik mana ikan-ikan biasanya muncul. Jika gelombang dan cuaca tdk baik, mereka tdk melaut.

Seringkali kita terlalu ditekankan ttg penginjilan dan sdkit ‘diancam’ dg alasan yg menakutkan: “Kalau nanti kita mati dan ketemu Tuhan, sudah berapa jiwa yang kita bawa ke Tuhan?”. Kedengarannya sih Alkitabiah, tp coba kita renungkan kembali.

Tdk ada pertobatan tanpa hati org itu berbalik pd Tuhan karena jamahan Roh Kudus. Injil yg diberitakan hanyalah ‘umpan’ bagi org yg dijamah Tuhan. Spt ikan yg memakan umpan, demikian org berdosa yg bertobat. Apa hebatnya kita yg hanya memberitakan Injil, bkn krna kita org lain bertobat, tp krna Tuhan.

Mana boleh kita ‘mengclaim’ org bertobat itu sbg ‘jiwa’ yg kita bawa ke Tuhan? Apakah ‘jiwa-jiwa’ itu milik kita atau milik Tuhan?” Hati-hati kita justru ‘mencuri’ yg sbnarnya milik Tuhan. Kita hanya ‘nelayan’ yg menangkap ‘jiwa-jiwa’.

Peternak ikan beda dg nelayan. Ikan yg diternak itu ‘sengaja’ dipelihara utk kemudian dijual atau dikomsumsi, sdgkan ikan di laut tdk dipelihara, mrka hidup scra alamiah. Ikan hasil ternak berhak ‘diclaim’ sbg milik si peternak, ikan di laut bkn milik si nelayan, tp diakui sbg kekayaan negara dan tentunya milik Tuhan.

Umpan apa yg kita siapkan ketika kita melakukan penginjilan?

About KoDan

Tuhan bicara pada kita melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan renungan yang diinspirasikan melalui pewahyuan Firman Tuhan, dan lewat media ini, kerinduan saya kita makin mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih intim lagi.
This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.