Jangan Serakah Dengan Harta

DI 02062020

Daniel 5:17

  • Kemudian Daniel menjawab raja: “Tahanlah hadiah tuanku, berikanlah pemberian tuanku kepada orang lain! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi raja dan memberitahukan maknanya kepada tuanku.

Apakah Daniel tdk menyukai harta dan kedudukan yg tinggi sbg org ketiga di kerajaan Babel? Mengapa malah menyuruh raja memberikan semuanya itu pd org lain?

Kita hrs paham bhw posisi Daniel saat itu, di zaman Nebukadnezar, dia diangkat sbg kepala semua ‘gubernur’ di propinsi seluruh Babel dan menjd pemimpin dr seluruh org bijak di Babel (Daniel 2:48). Namun agaknya di zaman berikutnya yaitu zaman raja Belsyazar, anak Nebukadnezar, Daniel tdk mendpt posisi di pemerintahan. Daniel tdk lg menjd pemimpin para org bijaksana. Permaisurilah yg memberitahu pd raja Belsyazar bhw pd zaman ayahnya ada Daniel yg sanggup utk mengartikan sebuah misteri. Jd wkt itu Daniel hanya seorg dr antara org buangan, bkn lg seorg pejabat maupun org terpandang hingga dia dipanggil oleh raja Belsyazar.

Agaknya Daniel paham bhw raja Belsyazar akan segera mati dlm wkt dekat, dia tdk menginginkan hadiah dan kedudukan yg ditawarkan demi kepentingan org Israel yg saat itu sbg org-org buangan. Dia tdk ingin terjd sesuatu yg merugikan org sebangsanya krna dia ditinggikan raja, pasti ada org-org Babel yg iri dan tdk senang dg hal itu. Contoh di kejadian zaman Ester dan Mordekhai, mgkin saja bs terjd spt itu jika Daniel diangkat lg sbg pejabat. Walau pd akhirnya Daniel diangkat lg sbg org ketiga di kerajaan Babel oleh raja Belsyazar, apa yg dikhawatirkan tdklah terjd. Namun itu br terjd pd zaman pemerintahan raja Darius, kita kenal sbg peristiwa Daniel di goa singa.

Harta dan kedudukan bs membuat hidup org bertambah baik dan mulia, tp jg bs menjd jerat krna ada saja org-org yg iri dg apa yg kita punya.

About KoDan

Tuhan bicara pada kita melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan renungan yang diinspirasikan melalui pewahyuan Firman Tuhan, dan lewat media ini, kerinduan saya kita makin mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih intim lagi.
This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.