DI 04092020
Amsal 26:20
- Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran.
Suatu pertengkaran dan keributan biasanya dimulai dr ada org yg membuka suatu pembicaraan yg kemudian mulai berkembang menjd sebuah ‘adu mulut’ hingga berlanjut ke ‘adu fisik’.
Kata pemfitnah dlm ayat ini, bhsa aslinya adalah ‘nirgân’ yg berarti pemfitnah (slanderer), merusak dg gosip dan mengungkapkan rahasia (talebearer), pembisik (whisperer). Jd ada org yg mgkin mulai menyebarkan suatu berita yg blm tentu benar, mgkin spt seorg pembisik yg bcra hanya ke 1 org, atau saat kumpul bbrpa org kemudian menyebar gosip dan berujung pd fitnah, atau jg ada org yg mengumbar rahasia org lain dg tujuan yg negatif, hingga situasi menjd panas dan terjd kegaduhan. Dlm situasi spt itu, kita perlu menyelidiki asal mula dr gosip atau fitnahan, atau siapa yg membocorkan rahasia itu, supaya bs diselesaikan dan masalah tdk melebar dan membesar yg bs menimbulkan bnyk kerugian.
Namun bila tdk kita ketahui sumber asalnya, yg bs dilakukan hanyalah menunggu wktnya lewat dg sndrinya. Api akan berhenti membakar jika tdk ada bahan yg bs dibakar. Kadang kita tak berdaya melawan fitnahan dan gosip, cm bs menunggu semuanya mereda dan berhenti dg sndrinya. Tp percayalah bhw Tuhan melihat dan mendengar semuanya, Dia tdk mgkin menutup mata dan telinga terhadap sesuatu yg tdk benar. Ada waktunya kita melakukan pembelaan dan klarifikasi, ada waktunya kita hanya bs menunggu semuanya reda dg sendirinya. Namun pelakunya hrs tetap diketahui siapa orgnya, spya bs kita tandai dan publikasikan agar org lain tdk menjd korban berikutnya.
Kita jg hrs menjaga perkataan, jgn sampai bcra gosip ttg seseorg, memfitnah org lain dg berita yg blm terbukti kebenarannya dan jgn mengumbar rahasia pribadi org lain yg bs menimbulkan kegaduhan dan pertengkaran.