Menjahati Diri Sendiri

DI 03092020

Amsal 26:27

  • Siapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan siapa menggelindingkan batu, batu itu akan kembali menimpa dia.

Benda mati tdk punya mata, namun benda itu bs mendatangkan celaka, baik untuk kita maupun utk org lain, bila suatu benda dibuat dan digunakan utk niat jahat, benda itu bs berbalik merugikan kita.

Tuhan melihat semua yg manusia lakukan terhadap sesamanya dan Dia jg turut memberi balasan sesuai dg perbuatan yg dilakukan. Bila kita merencanakan yg jahat terhadap org lain, jgn heran jika rencana itu justru bs menimpa atas diri kita sndri. Tuhan adalah Penjaga atas hidup org-org benar, perlindungan-Nya sempurna bahkan iblispun tdk sangggup utk menembusnya, krna itulah jgn sembarangan berbuat jahat krna benci dan amarah, kita bs saja langsung berhadapan dg Tuhan terlebih dahulu, blm lg ada malaikat-makaikat yg Tuhan utus utk melindungi umat-Nya. Jgn berniat jahat terhadap sesama, itu sama spt kita sdg merencanakan yg jahat atas diri kita sndri.

Ketika kita membenci seseorg, kita sdg meninggalkan kasih kita, baik kasih pd Tuhan maupun pd sesama. Hidup tanpa kasih sama artinya dg hidup tanpa Tuhan. Kalau mengasihi Tuhan, berarti kita jg mengasihi sesama. Bnyk faktor dan penyebab mengapa seseorg bs hidup dlm kebencian, salah satunya krna dia sengaja membuat dirinya dikuasai oleh kebencian. Spt seorg yg mabuk akibat minuman berkadar alkohol tinggi, sdh tahu jika minum terlalu bnyk bs mabuk, tp tetap minum jg, akhirnya mabuk yg mengendalikan dirinya, shga org itu bs bertindak konyol dan berkata-kata yg aneh-aneh. Kebencian tdk dpt mengalahkan kasih, kecuali kita sndri yg melepaskan diri dr kasih itu.

Rencanakan apa yg baik, apabila org lain menolaknya maka kebaikan itu akan Tuhan berikan utk diri kita sndri, jgn lelah utk berbuat baik.

About KoDan

Tuhan bicara pada kita melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan renungan yang diinspirasikan melalui pewahyuan Firman Tuhan, dan lewat media ini, kerinduan saya kita makin mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih intim lagi.
This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.