DI 01072022
Kejadian 33:3-4
Dan ia sendiri berjalan di depan mereka dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai ke dekat kakaknya itu.
Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.
Dendam yg lebih dari 20 tahun itu akhirnya sirna atau hilang, berganti dgn mengampuni dan juga kembali mengasihi, apalg mereka adalah 2 sdr kembar, tanpa adanya kakak atau adik lainnya.
Khotbah atau renungan ttg Esau biasanya bcra ttg hal-hal negatif yang dia lakukan, seakan tdk ada hal positif yg dia pernah lakukan. Ayat yang kita baca ini melukiskan bhw Esau berhasil utk menghapus dendamnya pd Yakub, ini terlihat pd saat keduanya kembali bertemu setelah sekian lama berpisah. Yakub yang ketakutan tentu tdk pernah menyangka Esau akan mengampuni dia, bahkan mgkin dlm hatinya dia sudah siap jika di saat itu akhirnya dia hrs mati dibunuh oleh Esau, dia sdh berusaha agar isteri-isteri & semua anak bs selamat. Apa yg membuat Esau bs akhirnya mau untuk mengampuni Yakub dan membuang dendamnya jauh-jauh? Tidak ada pelayanan spt yang kita kenal sekarang sbg ‘kesembuhan luka batin’ di zaman itu, lalu bgmna caranya? Secara logika sepertinya Tuhan menjadi ‘modiator’ bagi Esau dan Yakub utk berdamai, yg kita baca ialah sblum bertemu Esau, Yakub ditemui malaikat & ‘bergumul’ dgn Tuhan, satu sisi Tuhan berusaha utk menguatkan mental Yakub, di sisi lain mgkin Tuhan jg menemui Esau dan membuat dia sadar dan mau untuk berdamai dgn adiknya. Tentu hal ini cuma sekedar pendapat pribadi krna tdk ada di dlm Alkitab.
Esau yg pemaaf, dr seorg pendendam berubah menjd org yg lembut hati, tentu ada proses yang telah dia lewati sehingga dia kembali mau untuk mengasihi adik kembarnya kembali. Hati yang keras akhirnya diubah menjd hati yg lembut, hati yg bs mengampuni, yg kembali biss mengasihi org yg telah berbuat jahat terhadapnya. Jarang sekali Esau dikhotbahkan atau dalam renungan dibahas ttg sisi baiknya dlm kisah ini, krna kita terlanjur dicecoki dgn khotbah dan renungan yg hanya membahas bhw Tuhan sangat membenci Esau, dlm bayangan kita pasti Esau ini orang yg tdk ada sisi baiknya, itulah cara penilaian orang pd umumnya terhadap seseorg: baik 100% atau jahat 100%, jadi kita sulit menerima saat org yg kita beri label ‘baik’ ternyata suatu saat berbuat yg tidak baik, biasanya langsung kita ubah label ‘baik’nya dgn label ‘penipu’, ‘munafik’, dsbnya. Di sisi lain kita juga sulit menerima kenyataan bhw org yg ‘jahat’ ternyata bs jg berbuat apa yg baik. Hindari kita memberi label yg spt itu, tidak ada yg 100% baik atau jahat, karena manusia akan bs berubah sewaktu-waktu, dan nantinya malah kita yg kecewa dan merasa tertipu.
Menyimpan dendam itu tidak baik, spt memberi makan sel kanker dlm tubuh kita, awalnya tidak kelihatan efeknya, namun suatu saat tanpa kita sadari kanker itu sdh menjalar ke seluruh bagian tubuh kita, dendam merusak hati kita.