Amanat Agung

DI 04022019

Matius 28:19-20
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

  • dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Seringkali penginjilan yg dilakukan tdk mengikuti alur yg Tuhan Yesus tetapkan sesaat sblum Dia naik ke surga. Karena alur atau tahapan proses penginjilan mnrut ayat ini adalah:

1. Jadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus
2. Baptis mereka
3. Mengajar mereka apa yg Tuhan perintahkan

Realita yg ada, kbnykan target penginjilan adalah sbnyk mgkin org dibaptis lalu jd anggota gereja. Inilah penyebab knpa ada sebagian org yg sdh dibaptis malah keluar dr iman pd Kristus, krna mrka tdk dimuridkan apalg diajar.

1. Jadikan murid dahulu sblum dibaptis.
Sbnarnya obyek penginjilan itu bkn ‘person to person’ atau org perorg, tetapi semua bangsa yg dlm bhsa aslinya adalah ‘ethnos’ yg pny arti suku bangsa (tribe). Setiap suku bangsa itu pny nenek moyangnya dan pny budaya yg sdh bercampur dg kepercayaan yg mrka percayai turun temurun. Bgmna mengubah ‘arah percaya’ mrka kepada Kristus? Caranya dg mengajar mrka, mengajar perlu bahan pelajaran, itulah firman Tuhan. Menjadikan mrka sbg murid berarti kita hrs menjd guru bagi mrka. Kalau kepercayaan mrka yg dahulu bs dibuktikan ternyata salah, maka pasti mrka akan mulai berpaling kpd yg benar. Kalau mrka tdk diyakinkan, kita akan diabaikan. Murid hanya mau dimuridkan oleh guru yg lebih pintar dr dirinya.

2. Dibaptis setelah mrka mengerti yg benar.
Penginjilan bkn sekedar bcra ttg menerima Yesus sbg Tuhan dan Juruselamat pribadi, tp hrs membuat mrka yakin 100% tinggalkan yg lama lalu berbalik percaya pd Kristus. Patokan minimal umur jgn jd acuan kpn dibaptis, tp iman mrka sdh ke arah Kristus atau blm.

3. Kembali mengajar mrka ttg Firman Tuhan.
Jgn senang membw jiwa masuk grja, tp senanglah membw jiwa bertemu Tuhan.

Posted in Renungan | Comments Off on Amanat Agung

Mencintai Rumah Tuhan

DI 02022019

Mazmur 26:8

  • TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada tempat kemuliaan-Mu bersemayam.

Gambaran ttg cinta kita pd Tuhan adalah dg mencintai rumah-Nya. Tentu suatu saat kita ingin bersama Dia di surga dlm kekekalan, namun selama kita di dunia ini, pengharapan akan berdiam di surga digambarkan dg mencintai Rumah Tuhan, dlm konteks zaman Daud itulah Kemah Pertemuan, dlm zaman ini adalah gereja.

Daud senang bertemu Tuhan di rumah-Nya, Tabut Perjanjian menjd perlambang kehadiran kemuliaan Tuhan di tengah-tengah bangsa Israel. Daud senang menyaksikan kebesaran Tuhan, sangat bersukacita ketika datang ke rumah Tuhan. Nilai satu hari di pelataran Tuhan dianggap melebihi seribu hari di tempat lain. Bgmna dg kita?

Di zaman yg penuh dg kesibukan aktivitas, seringkali wkt khusus kita dg Tuhan menjd berkurang, Jarang berkomunikasi dg Tuhan membuat hubungan kita dg Tuhan menjd terganggu dan tdk berkualitas. Kita hrs memaksakan diri menyediakan wkt khusus dg Tuhan. Jgn lalai dg ibadah yg hrs kita tekuni, tetap membc dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari, biasakan mengungkapkan isi hati di hadapan Tuhan. Kita butuh Tuhan setiap hari krna itu tetap terhubung dg Tuhan.

Masihkah kita bergairah ketika tiba wktnya utk beribadah pd Tuhan di hr Minggu? Masihkah kita dtg dg penuh kerinduan dan bersemangat ketika memuji dan menyembah Dia, saat kita mendengarkan Firman Tuhan lewat khotbah? Cinta kita pd Tuhan hrs kita evaluasi scra rutin dr hari ke hari, krna jika kita kehilangan cinta akan Tuhan, kita menjauh dr Tuhan. Jauh dr Tuhan berarti menjd sasaran empuk bagi iblis utk merusak hidup kita.

Cinta pd Tuhan jg berarti membenci apa yg Dia benci, tdk kompromi dg dosa, kelemahan dan godaan yg menyenangkan kedagingan kita. Menjd ‘satu selera’ dg Tuhan itu sangat penting, Tuhan menghargai org yg bs taat sepenuhnya akan Firman-Nya. Persembahan yg kita berikan tdk senilai dg ketaatan kita pd Dia, ucapan syukur kita itu korban yg berkenan.

Posted in Renungan | Comments Off on Mencintai Rumah Tuhan

Bergairah Pada Tuhan

DI 01022019

Kidung Agung 7:10

  • Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju

Ini adalah ungkapan gadis Sulam pd raja Salomo, menggambarkan situasi percintaan di antara mrka berdua yg sangat erat.

Kata gairah pd ayat di atas adalah ‘teshûqâh’ yg artinya kerinduan, hasrat. Kidung Agung dimasukkan menjd bagian dr Perjanjian Lama krna dinilai punya nilai sastra tinggi dan menggambarkan hubungan kita dg Tuhan itu layaknya sepasang kekasih yg saling mencintai. Salah satu tanda akhir zaman adalah kasih menjd dingin:

Matius 24:12 KJV
And because iniquity shall abound, the love of many shall wax cold.

Dan karena kesalahan akan berlimpah, kasih banyak orang akan bergerak menjadi dingin.

Jd sangat berbahaya sekali kalo cinta kehilangan gairah arau hasratnya, spt api di atas lilin yg memendek, ketika lilinnya habis, apinya ikut padam. Sekalipun pernikahan didasari oleh sama-sama saling mencintai, tp bgtu gairah tdk lg membara terhadap pasangan, mulailah terjd kesalahan di sana sini hingga akhirnya kasih sdh menjd dingin, beku, tdk ada lg kehangatan.

Bgmna kita dg Tuhan? Apakah masih bergairah sbg anak Tuhan? Apakah masih rindu selalu berkomunikasi dg Dia? Masihkah kita bersukacita saat menerima penyediaan Tuhan setiap harinya? Atau kita berpikir itu sdh kewajiban Tuhan utk memelihara hidup kita?

Knpa kita bs kehilangan gairah pd Tuhan? Apakah ada yg membuat kita tertarik lebih drpd Tuhan? Tuhan selalu ingin berkomunikasi dg kita bahkan sejak Adam dan Hawa jatuh dlm dosa, Tuhanlah yg berinisiatif menemui mrka. Gairah Tuhan tertuju pd kita, Dia selalu mengasihi dan merancangkan yg terbaik, menyediakan yg kita butuhkan. Jgn sampai kita memiliki ‘kekasih’ yg lain, artinya selain Tuhan, ada yg kita sayangi, sesuatu atau seseorg yg menjd ‘berhala’ bagi kita.

Bangun komunikasi yg penuh gairah dg Tuhan setiap hari, kalau mgkin ada kejenuhan, jgn diam, tp trslah berdoa dan memuji Dia. Jgn bergantung pd ‘mood’ kita, tetap dekat Tuhan.

Posted in Renungan | Comments Off on Bergairah Pada Tuhan

Lewat Mimpi

DI 31012019

Matius 2:22

  • Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea.

Sejak manusia pertama diciptakan hingga saat ini, Tuhan selalu berkomunikasi dg manusia dg berbagai cara: ada yg ditemui Tuhan langsung, didatangi pemimpin malaikat atau utusan malaikat, melalui mimpi, melalui para nabi, dsbnya. Yusuf ayah jasmani Yesus terhubung dg Tuhan lewat mimpi, bbrpa kali tercatat lewat mimpi, Tuhan menyampaikan pesan-Nya utk Yusuf.

Bgmna cara Tuhan berkomunikasi dg setiap kita? Bbrpa org bersaksi didatangi Tuhan atau malaikat, mengalami pengalaman supranatural dibawa ke surga dan neraka, ada jg yg mengalami pewahyuan berupa penglihatan dan pemahaman ttg apa yg akan terjd bbrpa waktu ke dpn, ada yg melalui suara hati nurani, ada jg yg melalui mimpi. Bkn cara Tuhan yg perlu kita cermati, tetapi bgmna respon kita saat Tuhan bcra pd kita.

Bgmna kita tahu bhw sebuah mimpi itu dr Tuhan? Sederhananya adalah mimpi itu adalah jwban dr pertanyaan dlm perenungan kita ttg sesuatu atau situasi yg sdg terjd. Yusuf diperingatkan Tuhan lewat mimpi, artinya situasi sdg tdk baik dan Tuhan perlu utk memberikan arahan apa yg hrs dilakukan. Mimpi isteri Pilatus adalah contoh lainnya:

Matius 27:19
Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: “Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam.”

Jd ada jg mimpi yg membuat seseorg tersiksa, spt jg kadang kita menangis selagi bermimpi dan kemudian terbangun. Tuhan bcra lewat mimpi dan kita hrs responi dg benar. Lewat mimpi Tuhan memberikan bnyk pengungkapan ttg rahasia zaman, spt seorg pengintai yg masuk ke area musuh dan melihat sndri apa yg terjd. Jgn remehkan mimpi yg dr Tuhan. Hidup yg penuh damai sejahtera akan membuat Tuhan scra jelas bcra lewat mimpi kita. Dia trs berbicara.

Posted in Renungan | Comments Off on Lewat Mimpi

Tuhan Bertindak

DI 30012019

Ulangan 3:22

  • Janganlah takut kepada mereka, sebab TUHANmu, Dialah yang berperang untukmu.”

Salah satu wujud penyertaan Tuhan adalah Dia aktif dlm setiap peristiwa yg sdg kita alami. Dlm ayat di atas, Tuhan menyertai bangsa Israel dlm peperangan menaklukkan bangsa-bangsa di seberang sungai Yordan.

Kita perlu sadari bhw tdk semua perkara dlm hidup kita itu Tuhan aktif terlibat, apa yg Tuhan nilai bisa kita lakukan sndri, dia biarkan kita lakukan. Dia lengkapi kita dg hikmat, pikiran, keahlian, dsbnya, shga kita mampu melakukan apapun sebatas kapasitas yg kita miliki. Namun ketika terjd sesuatu di luar batas kemampuan kita maka di sinilah kita melihat tangan Tuhan bekerja scra aktif, apalg jika ada pihak-pihak yg menentang dan menghujat Dia, Tuhan sndri yg bertindak.

Letakkan kemampuan kita di bawah iman kita pd Tuhan, ini menghindarkan kita dr kesombongan yg justru akan membuat penyertaan Tuhan dlm hidup kita menjd hilang, Tuhan tdk menyukai kesombongan manusia, mrka yg berkata bhw tdk perlu Tuhan dlm hidupnya. Perkembangan teknologi yg ada hari-hari ini dianggap cukup utk memudahkan kehidupan manusia, tanpa sadar manusia mengandalkan teknologi yg adalah hasil pikiran manusia, lupa bhw yg memberikan pikiran adalah Tuhan.

Jgn besar kepala kalau disertai Tuhan, apalg dipamerkan, hati-hati, itu benih kesombongan sdh muncul. Hrs makin rendah hati dan mengakui karya Tuhan dlm hidup kita. Ketika dipuji oleh manusia, jgn lupa sebut nama Tuhan sbg pribadi yg membuat kita sukses, bahagia, berhasil, bisa mencapai ini dan itu. Hrs bangga menyebut nama Tuhan Yesus di dpn siapapun, tanpa Dia, kita bkn apa-apa. Bersaksilah ttg kebaikan Tuhan dan bgmna Dia menyatakan kuasa-Nya dlm hidup kita spya org lain tahu bhw Tuhan kita hidup dan berkuasa. Malu mengakui Tuhan nanti kita tdk diakui Tuhan Yesus di hadapan Bapa.

Jgn sampai kehilangan penyertaan Tuhan dlm hidup kita, tetap jaga hati dan iman, jgn melupakan Tuhan di puncak kesuksesan kita.

Posted in Renungan | Comments Off on Tuhan Bertindak

Jawab Dulu Pertanyaan Tuhan

DI 29012019

Matius 21:27

  • Lalu mereka menjawab Yesus: “Kami tidak tahu.” Dan Yesus pun berkata kepada mereka: “Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”

Dlm hidup ini tentu bnyk hal yg tdk kita pahami, tdk kita mengerti dan mengapa itu terjd. Misalnya ketika kita melihat hidup seseorg yg menderita, di satu sisi kita kasihan, di sisi lain kita bertanya mengapa Tuhan membiarkan dia menderita?

Itulah misteri kehidupan, tak ada seorgpun yg bs memberikan jwban pastinya selain Tuhan sndri. Namun spt kisah dlm ayat ini, seringkali Tuhan akan menjwb bila kita dpt menjwb pertanyaan yg Dia berikan. Dia memberi pertanyaan spya kita menggunakan pikiran kita utk menjwb pertanyaan kita sndri. Dg kata lain sbnarnya jwbannya sdh kita tahu, hanya saja kita ragu atau pura-pura tdk tahu.

Bnyk berita yg sengaja diviralkan di media sosial, misalkan ttg si A penjual mknan, ud tua, dagang keliling tp kurang bnyk pembeli, lalu diviralkan di medsos dan akhirnya bnyk yg beli dg tujuan membantu si pedagang tua ini membiayai hidupnya. Di sisi lain ada org yg berpikir, knpa dia sampai hrs berdagang di usia tuanya? Apakah anak-anaknya tdk mengurus dia? Apakah yg dulu terjd shga dia spt ini skrg? Dan seringkali kita ingin jwban pastinya. Mgkin saja krna dia dulu berbuat salah dan dibukum Tuhan, mgkin jg krna dia tdk punya keluarga, mgkin dulu dia kaya tp bangkrut misalnya. Jwban pastinya hanya Tuhan dan org itu yg tahu.

Mgkin ada di antara kita mempertanyaan nasib hidup kita, knpa bgni dan knp bgtu? Kita ingin Tuhan menjwb shga kita puas, tp knpa Tuhan tdk menjwbnya? Krna sbnarnya kita tahu jwbannya namun masih ragu atau tdk ingin mengakui bhw kita ceroboh, lengah, malas, telah berbuat dosa, dsbnya. Kita ingin tetap kelihatan baik, tegar, tdk bersalah di mata org lain, pdhal kita tahu kita bersalah. Jgn berbantahan dg Tuhan, akui semua kesalahan kita dan mintalah pemulihan dr Tuhan. Dia akan berikan.

Posted in Renungan | Comments Off on Jawab Dulu Pertanyaan Tuhan

Salah Sendiri

DI 28012019

Lukas 13:7 KJV
Then said he unto the dresser of his vineyard, Behold, these three years I come seeking fruit on this fig tree, and find none: cut it down; why cumbereth it the ground?

  • Lalu berkatalah dia pada pengurus kebun anggur itu: “Lihatlah, 3 tahun ini aku datang mencari buah dari pohon ara ini, dan tidak ditemukan, tebanglah, mengapa menyusahkan tanah itu?”

Ini perumpamaan ttg sebuah pohon ara yg tumbuh di kebun anggur. Pohon ara memang mudah tumbuh di mana-mana dan berbuah ketika musim panas tiba.

Dlm perumpamaan ini disebut bhw sdh 3 thn pemilik kebun anggur coba menemukan buah dr pohon ara ini, tp tdk ditemukan. Berarti ada yg salah, apa itu? Kebun anggur tentunya bnyk pohon anggur ditanam di situ, artinya tanahnya baik, subur, seharusnya dg tanah yg subur ini pohon ara itu hrs berbuah, bkn salah tanahnya. Tp org yg tdk tahu biasanya akan mengira tanahnya yg bermasalah.

Dr pelajaran ttg perumpamaan pohon ara ini, kita dapati bhw dlm berkomunitas, setiap org yg terlibat di dlmnya hrs mengalami pertumbuhan rohani selama komunitas itu menyediakan apa yg tiap anggotanya perlukan utk bertumbuh. Kalau ada yg bertumbuh rohaninya dan ada yg tdk bertumbuh, berarti ini kasus personal, tdk bs dinilai bhw komunitas itu jelek atau buruk. Knpa ada yg tdk bertumbuh rohaninya dan jg tdk berbuah dlm hidupnya?

Pohon ara perlu dicangkul tanah sekelilingnya dan dipupuk. Dicangkul tanahnya spya tdk mengeras, spya gembur dan siap ditanami. Dipupuk artinya disediakan zat mknan yg baik spya tumbuh subur dan berbuah pd musimnya. Anggota sebuah komunitas hrs ‘dicangkul’ artinya dibimbing utk siap menyerap apa yg disediakan oleh pengurus komunitas di mana dia ada. Jgn berpikir itu hal yg otomatis hrs dilakukan si anggota komunitas, krna tdk semuanya paham dan ada yg blm dwsa rohaninya. Diberikan materi pelajaran yg sesuai Firman Tuhan dg pengertian yg benar.

Kalau tdk berbuah jg, akan ditebang, tdk bs jd berkat bagi sesama kita. Bertobat!

Posted in Renungan | Comments Off on Salah Sendiri

Tanpa Senjata

DI 26012019

1 Samuel 13:22

  • sehingga pada hari pertempuran itu sebilah pedang atau lembing pun tidak terdapat pada seluruh rakyat yang ada bersama Saul dan Yonatan. Tetapi Saul dan Yonatan, anaknya itu, masih mempunyainya

Berperang tanpa senjata tentu saja mudah utk dikalahkan, org Israel saat itu sdg menghadapi peperangan melawan org Filistin, yg memiliki senjata hanya Saul dan Yonatan.

Penyebab mrka tdk memiliki senjata adalah tdk adanya seorgpun tukang besi utk membuat pedang maupun tombak, sptnya memang org Filistin sengaja menghilangkan tukang besi di daerah Israel spya mrka tdk memiliki senjata saat peperangan.

Kisah ini membuat kita hrs waspada, dlm hidup ini kita memiliki musuh yg tangguh yaitu iblis dan bawahannya. Kita sbnarnya diperlengkapi Tuhan dg bnyk senjata utk berperang dlm yg kita sebut ‘peperangan rohani’, dlm Efesus 6:10-20 disebutkan bhw ada bbrpa senjata yg hrs kita kenakan saat menghadapi tipu muslihat iblis yaitu:

1. Ikat Pinggang – kebenaran
2. Baju Zirah – keadilan
3. Kasut/alas kaki – kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera
4. Perisai – iman
5. Ketopong – keselamatan
6. Pedang – firman Tuhan
7. Doa dan permohonan

Kita hrs waspada krna iblis ingin kita tdk menggunakan senjata saat dia memerangi kita, segala cara dia akan lakukan spya kita kehilangan semua senjata kita. Si iblis berusaha kita berbuat tdk adil, tdk hidup dlm kebenaran, tdk memberitakan Injil, melumpuhkan iman kita, melepaskan keselamatan yg Tuhan janjikan, tdk merenungkan firman Tuhan, tdk berdoa lagi. Hati-hati bila gejala-gejala itu mulai terlihat dlm hidup kita, berarti hidup kita ada dlm bahaya dan itulah saat yg tepat bagi iblis utk menyerang.

Kita kalah kalau berperang tanpa senjata, tanpa pertahanan yg kuat. Kita perlu membuat ‘senjata’ kita menjd tajam, perlu diasah setiap waktu. Kemalasan, tekanan hidup dan godaan nafsu sering menjd penyebab kita lupa utk mengasah senjata kita. Jgn lengah, waspada dlm doa trs menerus.

Posted in Renungan | Comments Off on Tanpa Senjata

Tuhan Membuktikan

DI 25012019

Keluaran 16:4 KJV
Then said the LORD unto Moses, Behold, I will rain bread from heaven for you; and the people shall go out and gather a certain rate every day, that I may prove them, whether they will walk in my law, or no.

  • Kemudian berkatalah Tuhan pada Musa: “Lihatlah, Aku akan menghujani roti dari surga untukmu, dan rakyat harus keluar dan mengumpulkan seberapa ukuran setiap hari, supaya Aku boleh membuktikan mereka, apakah akan berjalan di dalam hukum-Ku atau tidak.”

Bangsa Israel dituntun Tuhan keluar dr Mesir dg perantaraan Musa, mengalami kelaparan dan membuat mrka bersungut-sungut pd Tuhan, dan akhirnya Tuhan memberi mrka roti dr surga, dihujani roti.

Ternyata tujuan-Nya bkn cuma sekedar memenuhi kebutuhan makan mrka, tp Tuhan ingin membuktikan apakah bangsa Israel siap atau tdk utk mentaati hukum Taurat, ini sebuah pelajaran penting.

Apa yg Tuhan berikan sbg jawaban dr sungut-sungut kita ternyata itu sebuah ujian mengenai ketaatan kita pd Tuhan. Artinya bkn sekedar penyediaan dr Tuhan, namun yg kita minta dan Tuhan berikan krna kita bersungut-sungut, yg kita anggap berkat ternyata itu ‘soal ujian’ yg tdk kita sadari. Salah respon terhadap pemberian Tuhan bs berakibat kita tdk lulus ujian dr Tuhan, dan hrs ‘mengulang’ pelajaran yg sama, artinya kembali mengalami keadaan wkt kita bersungut-sungut.

Kita hrs ingat bhw bgmna sikap dan perlakuan kita terhadap apapun yg Tuhan berikan itu nanti Dia minta pertanggung jwbannya. Jgn justru berkat menjd jerat bagi kita. Keserakahan, takut akan kekurangan, justru itu yg hrs kita buang dr pikiran dan hati kita, jgn sampai kita berdosa justru ketika Tuhan menjwb permohonan kita dan kita berpikir Tuhan bisa kita bujuk utk memberi yg kita minta. Hormati Tuhan sekalipun Dia izinkan kita memiliki kedekatan dg Dia, jgn sampai kita menganggap diri kita sederajat dg Tuhan. Keintiman dg Tuhan bkn berarti boleh bersikap tanpa mengikuti aturan yg Tuhan tetapkan. Sadar siapa kita.

Posted in Renungan | Comments Off on Tuhan Membuktikan

Lelah Menghadapi Hidup

DI 24012019

Ayub 10:1 KJV
My soul is weary of my life; I will leave my complaint upon myself; I will speak in the bitterness of my soul.

  • Jiwaku lelah mengenai hidupku, aku akan meninggalkan keluhan di atas diriku, aku akan berbicara di dalam kepahitan jiwaku

Kita hrs akui bhw yg dialami Ayub itu sangat di luar batas kekuatan manusia pada umumnya, dlm ayat ini Ayub mengungkapkan betapa dia sangat lelah atas kehidupannya saat itu.

Kata lelah di ayat ini dlm bhsa aslinya adalah ‘nâqaṭ’ yg berarti benci, jijik, muak (loathe). Ayub melihat hidupnya sbg hidup yg menjijikkan, dia muak dg penderitaan, dia benci dg apa yg terjd? Mengapa org yg saleh bs berpikiran spt itu?

Saat kita baca pasal ini scra utuh, maka kita mendpt jwbannya yaitu bhw motivasi Ayub hidup benar di hadapan Tuhan ternyata blm benar.

Ayub 10:14
kalau aku berbuat dosa, maka Engkau akan mengawasi aku, dan Engkau tidak akan membebaskan aku dari pada kesalahanku.

Spya mudah mengertinya kita umpamakan spt seseorg yg taat pd peraturan lalu lintas, knpa patuh? Ada yg demi keselamatan jiwanya sndri dan org lain, tp ada yg krna takut ditilang polisi. Ayub ini ternyata hidup saleh krna takut akan penghukuman Tuhan, blm sampai pd level hidup saleh krna mengasihi Tuhan. Bknkah sama saja dg org yg menyembah berhalanya, disembah spya tuhannya tdk marah, tdk menurunkan bencana, dsbnya. Kalau level kita hidup benar msh krna spya Tuhan tdk menghukum kita, ini yg hrs diwaspadai. Spt Ayub, bgtu ujian Tuhan dtg, kelihatanlah aslinya Ayub spt apa, dia awalnya masih bs mengendalikan pikiran dan hatinya, namun akhirnya dia gagal dan untunglah akhirnya dia menyadarinya, Tuhan memulihkannya kembali.

Lelah menghadapi hidup ini suatu hal yg manusiawi, tp respon kita jgn sampai salah shga malah memperpanjang masa ujian dan proses dr Tuhan. Bertahanlah di ‘musim kehidupan’ yg krg bersahabat dg kita, pertahankan iman dan tetap setia pd Tuhan. Dia yg akan memberi upah utk kesetiaan kita.

Posted in Renungan | Comments Off on Lelah Menghadapi Hidup