DI 29122015
Hakim-hakim 8:27
Kemudian Gideon membuat efod dari semuanya itu dan menempatkannya di kotanya, di Ofra. Di sanalah orang Israel berlaku serong dengan menyembah efod itu; inilah yang menjadi jerat bagi Gideon dan seisi rumahnya.
Gideon menolak menjd pemimpin atas bangsa Israel setelah mrka menang atas musuh-musuhnya, namun meminta emas dan perhiasan hasil jarahan kemudian membuatnya menjd ‘efod’ yaitu baju yg biasa dipakai para imam, kemudian efod ini dijadikan ‘tuhan’ bagi org Israel.
Dlm terjemahan lain dikatakan bangsa Israel ‘played the harlot with it there (NKJV)’ diartikan ‘bermain sebagai pelacur dengan itu di sana’, yg dimaksud adalah dg bangsa Israel men’tuhan’kan efod Gideon, tindakan ini disamakan spt seseorg isteri yang melacurkan diri pdhal telah bersuami. Memang bahasanya agak ‘kasar’, tp itulah Alkitab, mencatat yg apa adanya.
Apa salahnya dg efod Gideon jika hanya dibuat utk dirinya sndri, tdk ditaruh di tempat umum. Mgkin utk pamer kemenangan atas musuh-musuh bangsa Israel, tp justru efeknya negatif sekali. Kebanggaan yg berubah menjd kehancuran rohani bagi bangsa Israel.
Berkat, karunia bahkan kesuksesan bisa justru berbalik menjd jerat bagi diri kita. Simson terjerat sndri oleh karunia supranatural yg dimilikinya krna pilihan Tuhan. Akhir hidupnya tragis dan dia gagal menjalani tugasnya. Gideon terjerat oleh kebanggaan dirinya sndri. Raja Saul mgkin nasibnya berbeda jika saja orang Israel wkt itu tdk ‘memaksa’ Tuhan utk memilih seseorg menjd raja atas mereka. Krna takut kehilangan kekuasaannya, Saul bertindak ceroboh, seandainya dia bkn seorg raja, mgkin akhir hidupnya normal-normal saja.
Memang enak jd org kaya, jd penguasa, jd org sukses, dsbnya, tp berhati-hatilah dg semuanya itu, jgn sampai justru kita menjd sesat, menjauh dr Tuhan, tergoda oleh nafsu dan kekuasaan, hingga pd akhirnya kita mengalami hukuman dr Tuhan, bkn hanya kita tp seluruh keluarga kita jg akan mengalaminya