DI 16012017
Kejadian 17:17
- Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?”
Apa arti wajah yg tertunduk tapi tertawa? Ini bkn tertawa krna sesuatu yg lucu, tp sebuah reaksi ketdk percayaan pd sesuatu yg mustahil akan menjd tdk mustahil. Mgkin lebih tepatnya tdk ingin org lain melihat kita tertawa atas pernyataannya.
Seandainya kita yg menjd Abraham saat itu, tentu kita tdk berani menertawakan Tuhan. Knpa Abraham tertawa? Dr isi hatinya dlm ayat ini, Abraham sdg menertawakan kondisi dirinya, janji Tuhan 24 tahun lalu spt sebuah mimpi semata. 24 tahun berulang kali dijanjikan hal yg sama, tp tdk ada realisasinya, ditambah keadaan Abraham dan Sara sdh tua, mustahil bs memiliki anak.
Tapi apakah Tuhan tersinggung dg reaksi Abraham? Tidak, malah Tuhan lebih mendetail bcra ttg waktu direalisasikannya janji itu yaitu setahun kemudian.
Kadang kita tdk mampu membedakan, mana janji Tuhan dg mujizat Tuhan. Mujizat itu sesuatu yg terjd tiba-tiba, sedangkan janji Tuhan itu butuh waktu dan proses. Janji Tuhan itu bkn sesuatu yg instant, bkn sesuatu yg terjd tiba-tiba.
Abraham hanya berani berkata dlm hati, tdk berani membantah perkataan Tuhan, tp di sisi lain muncul keraguan apakah itu akan menjd nyata? Mgkin kitapun spt Abraham, dijanjikan sesuatu tp sdh sekian lama tdk ada kemajuan dan perubahan. Tanpa sadar kita ‘mengecilkan’ diri sndri dan menolak percaya shga kita menyerah pd keadaan yg ada. Tp Tuhan tetap setia pd janji-Nya, bkn janji kosong, tp janji yg akan direalisasikan sesuai perencanaan-Nya. Kita hrs tetap percaya sekalipun butuh waktu yg lama dan blm kelihatan tanda yg dr Tuhan. Sabar dan tenang, jgn menimbulkan masalah yg sbnarnya tdk perlu ada. Jgn coba-coba mengusahakan sndri mnrut pikiran kita, nantinya bs terjd kekacauan dan Tuhan murka