Menerima Yang Buruk

DI 22052017 
Ayub 2:10 

  • Tetapi jawab Ayub kepadanya: “Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Tuhan, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. 

Apa hal yg bs kita pelajari dr perkataan Ayub dlm ayat ini? Kalau mau kita renungkan, ada sebuah pesan khusus yg sering kita tdk sadari kebenarannya. 
Mengapa Ayub pasrah menerima kesengsaraan yg dia alami? Pdhal dia sdh hidup benar, saleh, apakah semuanya itu tak ada gunanya bahkan hal-hal buruk dan jahat sampai terjd dlm hidupnya? 
Di sinilah Ayub mengerti 1 hal yaitu bahwa dr Tuhan, kita menerima 2 hal yaitu apa yg baik dan apa yg buruk/jahat. Lho bknkah Tuhan itu baik, mana mgkin dia memberikan yg buruk/jahat pd org yg baik? Si iblislah sumber kejahatan, apa iya Tuhan spt itu? 
Kalau melihat sbg seorg manusia, kita tentu bertanya mengapa Ayub, Tuhan biarkan mengalami hal buruk? Seandainya keterangan bhw ada perbincangan antara Tuhan dan iblis sblum itu terjd, tdk ditulis di kisah Ayub, kita pasti bingung mengapa itu terjd. Kita pasti berpikir Tuhan tdk adil, org spt Ayub tdk pantas mengalami itu, namun ternyata beda kalau kita melihat dr sisi Tuhan. 
Mengapa Tuhan ‘sengaja’ memamerkan Ayub pd iblis? Seandainya tdk dipamerkan, mgkin hidup Ayub dan keluarganya baik-baik saja. Apa alasan Tuhan memamerkan Ayub? Yg mgkin saya bs pahami adalah biarlah Ayub melihat Tuhan dr sisi buruknya sebuah kehidupan. 
Siap atau tdk, sesuatu yg buruk/jahat bs saja terjd dlm hidup setiap manusia. Kalau dlm keadaan yg baik, org mudah mengakui keberadaan Tuhan, namun dlm keadaan yg buruk, org sulit mengakui keberadaan Tuhan krna akan timbul pertanyaan mengapa Tuhan biarkan kita mengalami yg buruk. Spt Ayub, ternyata sisi ketdk sempurnaannya br nampak setelah daya tahan bersyukurnya melemah. Dia mulai membela diri di hadapan Tuhan dan manusia, tabiat aslinya muncul 

About KoDan

Tuhan bicara pada kita melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan renungan yang diinspirasikan melalui pewahyuan Firman Tuhan, dan lewat media ini, kerinduan saya kita makin mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih intim lagi.
This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.