DI 05032019
Efesus 5:28-29
Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
- Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Jika setelah menikah, wanita ‘menggantikan kepalanya’ yaitu suaminya, maka suami ‘menggantikan tubuhnya’ yaitu isterinya. Inipun butuh penyesuaian.
Scra fisik, tubuh pria berbeda dg tubuh wanita, ini menggambarkan bhw para suami tdk bs langsung memahami istrinya krna dirinya berbeda dg istrinya. Cara satu-satunya spya bs memahami istri ialah mengasihi istri spt Tuhan mengasihi jemaatnya, mengasihi istri spt mengasihi tubuhnya sndri. Tak akan pernah bs memahami org lain tanpa terlebih dahulu mengasihinya shga bs menerima dia apa adanya.
Jika istri itu penolong bagi suaminya, maka suami menjd penyelamat bagi istrinya (Efesus 5:23). Jd istri tak boleh merasa lebih hebat dr suaminya krna cuma sekedar penolong, bkn penyelamat. Krna sbg penyelamat, suami bertanggung jwb atas apapun yg terjd atas istrinya, tdk boleh mengabaikan dan membiarkan istri sndrian menanggung apapun.
Suami tdk boleh membenci istrinya yg adalah tubuhnya sndri. Apakah si istri org yg cerewet, terlalu bersih, sulit menahami scra logika, terlalu bnyk menuntut, dsbnya, konsekuensi menerima dia sbg istri hrs ditanggung, terimalah kelebihan dan kekurangannya. Tubuh memiliki kebutuhan, perut lapar mengirimkan tanda lapar, otak di kepala menangkap tanda ini dan mulutlah yg memasukkan mknan ke dlm perut. Jd suami hrs memenuhi kebutuhan istrinya, baik kebutuhan fisik, biologis, jiwa dan perasaannya. Kalau tubuh sakit maka kepala menjd pusing memikirkannya, kira-kira spt itulah sinergi hubungan antara suami sbg kepala dan istri sbg tubuh dlm sebuah pernikahan.
Menyatukan kepala dan tubuh itu tdk mudah, butuh proses, waktu dan kedewasaan dr suami dan istri. Kepala yg terpisah dr tubuh itulah kematian.