DI 13042022
Matius 26:50
Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Hai teman, untuk itukah engkau datang?” Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya.
Yesus tahu bhw Yudas Iskariot, salah satu dr para murid-Nya, akan menyerahkan Dia pada para ahli Taurat dan berakhir dgn penyaliban, namun Yesus tetap menyapa dia sbg seorang ‘teman’.
Kalau kita dlm posisi dikhianati seseorg, bisa hampir dipastikan kita akan menganggap org itu bukan lagi sbg org baik, teman, dsbnya. Di tengah kekecewaan kita, tak jarang sumpah serapah dan makianlah yg terucap. Itulah jika manusia menjd kecewa, tp Yesus tahu bahwa memang hrs ada org yg menyerahkan Dia dr kalangan para murid-Nya sendiri, walaupun secara manusia ini, Yudas Iskariot dianggap sbg seorg pengkhianat, namun dr pandangan Yesus sendiri, Yudas Iskariot adalah ‘alat’ yg Bapa pakai utk menggenapi apa yg tertulis di dlm nubuatan para nabi mengenai Yesus. Ini serupa dgn apa yg Yusuf, anak Yakub alami ketika dia akhirnya bertemu kembali dengan saudara-saudaranya yg dulu berbuat jahat pd dirinya, Yusuf menganggap bahwa mereka itu ‘alat’ yg Tuhan pakai supaya pd akhirnya dia bs sampai di Mesir. Keluarga tetap keluarga, teman tetaplah teman, apapun yg terjd, tidak akan merubah perasaan org yg dlm hidupnya memiliki kasih Tuhan, sama spt Tuhan benci perbuatan dosa tapi mengasihi org berdosa spya mrka diselamatkan.
Tidak mudah bagi kita utk memiliki kualitas diri spt itu, apalg sampai nyawa kita hampir saja melayang sia-sia, memang butuh waktu panjang utk bisa memahami ‘skenario’ Tuhan bagi hidup kita, sebelum kita bs melihat hasil akhirnya, segala macam pikiran negatif bisa saja muncul dan kita percayai itu sbg sebuah kebenaran. Kita mgkin terkejut saat Tuhan dg ‘sengaja’ memakai org-org terdekat dlm hidup kita utk maksud tertentu, apa yg mereka buat sungguh menyakitkan tubuh, jiwa dan jg hati. Sekali lagi butuh waktu panjang utk mampu memahami sesuai dgn sudut pandang Tuhan, dan perlu penundukan diri sepenuhnya pada otoritas dan kedaulatan Tuhan. Sadari bahwa kita ini hamba dr Tuhan, nasib kita ditentukan oleh Tuhan, baik atau buruk keadaan kita, ini semua demi kebaikan kita di masa depan. Ini yg hrs kita pahami supaya bs melewati tahap demi tahap dr rencana Tuhan hingga sampai penggenapannya, hasil akhir akan selalu baik utk kita, tapi memang sepanjang proses yang kita jalani, tdk selalu baik dan nyaman.
Manusia hanyalah ‘alat’ yg Tuhan pakai untuk mewujudkan rencana Tuhan dlm hidup setiap org, kecewa itu wajar, tp jangan sampai benci apalagi dendam seumur hidup.