Bukan Yang Tuhan Mau

DI 09102014

Kejadian 17:17-18
Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?”
Dan Abraham berkata kepada Tuhan: “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!”

Abraham pun pernah putus asa dan tidak yakin akan apa yg Tuhan katakan. Ketika fakta berlawanan dg Firman Tuhan, mana yg kita percayai?

Abraham itu bapa org beriman, tp ternyata pernah jg imannya tdk ‘bekerja’ dan lebih memilih apa yg baik menurut dia. Kalau bahasa saya maka perkataan Abraham mgkin spt ini : “Ah Tuhan, jangan becanda lah … Sara sudah tua banget, lagian aku sekarang 99 tahun, dulu waktu 86 masih bisa, lahir kan Ismael, udah Tuhan, ngak usah capek-capek, Ismael aja deh yang Kau berkati …”

Abraham sayang pd Ismael krna dialah bukti hidup bahwa bukan dia yg mandul tp Sara, isterinya. Ada sebuah kepercayaan diri yg timbul dlm dirinya, dia pria normal dan ‘subur’.

Sadarkah kita seringkali di tengah ‘jalan’ penggenapan janji Tuhan, selalu ada ‘alternatif’ yg ditawarkan spt Sara menawarkan budaknya, Hagar, pd Abraham dan faktanya Abraham bisa punya anak laki-laki. Bukankah sesuai dg ‘janji Tuhan’? Kelihatannya benar, tp bukan itu yg Tuhan mau.

Kepercayaan diri jika dlm ‘kadar’ berlebihan justru bs menjadikan iman kita ‘mati’. Iman yg mati membuat kita tdk percaya lg pd janji Tuhan bahkan (maaf) ‘mual dan eneg’ dg semua yg berkaitan dg Tuhan. Hati-hati ketika kita mulai berlebihan pny kepercayaan diri, bs membuat kita menjauh dr Tuhan.

Sesuatu yg benar belum tentu itu yg Tuhan mau. Kesabaran yg pendek seringkali kita mengambil ‘jalan dan cara’ alternatif yg pihak lain tawarkan di tengah perjalanan penggenapan janji Tuhan. Yg alternatif ini sering jg kita anggap sbg jalan dr Tuhan. Ketika ternyata salah, Tuhan ‘buang’ itu dr hidup kita, sakit rasanya.

About KoDan

Tuhan bicara pada kita melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan renungan yang diinspirasikan melalui pewahyuan Firman Tuhan, dan lewat media ini, kerinduan saya kita makin mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih intim lagi.
This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.