Lebih Percaya Siapa?

DI 12092023

Kejadian 39:20
Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.

Potifar diperhadapkan pada kenyataan yang sulit, istrinya berkata Yusuf hendak berbuat yg asusila terhadapnya, tapi di sisi lain Yusuf itu jg org kepercayaannya.

Tentu isteri punya kedekatan yang lebih drpd bawahan terpercaya sekalipun, apalagi yang melapor adalah seorg wanita dgn percobaan perkosaan, umumnya org akan lebih percaya pd ucapan si wanita dalam kasus seperti ini. Tapi kebenaran seringkali berbeda dgn yang dituduhkan. Waktu itu belum ada CCTV yang bisa dijadikan alat bukti utk menguji laporan istri Potifar, sehingga Yusuf akhirnya harus menerima kenyataan pahit, kesetiaannya pd Potifar, tuannya, berujung pd penangkapan berdasarkan fitnah belaka. Dari kisah ini ada pelajaran menarik yg kita dapatkan: apa yg dikatakan oleh org terdekat kita belum pasti benar adanya, bs direkayasa demi tujuan yg ingin dicapai atau mengambil keuntungan pribadi dg memanfaatkan otoritas yang kita miliki. Mau percaya siapa kalau keduanya itu org-org terdekat kita? Pasti salah satunya yg berdusta, karena itu jgn langsung terpancing emosi atau bersandar pd laporan sepihak.

Sulit menilai org hanya dr perkataan dan jg ekspresi wajahnya karena ada org yg sangat mahir bersandiwara, punya 2 kepribadian yg membuat kita lebih percaya kepadanya. Kita ingat kisah Salomo menangani kasus 2 org ibu yg mengaku masing-masing adalah ibu kandung dr bayi yg diperebutkan. Perlu kita memiliki hikmat dlm menangani kasus yang rumit apalagi melibatkan bbrpa org yg dekat dan kita percayai. Bisa saja istri atau suami kita sendiri yg salah, atau memang org yang kita percayai itu yg salah, pembuktian harus dgn metode yg benar, kecuali ada saksi yang melihat kejadian tersebut, itupun hrs 2 saksi barulah bs dipercaya kesaksiannya. Di dunia pengadilan pun bisa terjadi salah menvonis org, bahkan ada yg sudah dipenjara puluhan tahun barulah diketahui bhw sebenarnya dia bukan pelakunya. Salah memvonis tentu hrs jgn sampai terjd, apalagi menyangkut nyawa dan masa depan seseorg.

Jgn bertindak hanya karena emosi semata, gunakan logika dan jika perlu meminta dari Tuhan petunjuk supaya kasus yg ada dapat diketahui siapa yg sebenarnya bersalah.

About KoDan

Tuhan bicara pada kita melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan renungan yang diinspirasikan melalui pewahyuan Firman Tuhan, dan lewat media ini, kerinduan saya kita makin mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih intim lagi.
This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.