DI 26042018
1 Samuel 22:17
- Lalu raja memerintahkan kepada bentara yang berdiri di dekatnya: “Majulah dan bunuhlah para imam TUHAN itu sebab mereka membantu Daud; sebab walaupun mereka tahu, bahwa ia melarikan diri, mereka tidak memberitahukan hal itu kepadaku.” Tetapi para pegawai raja tidak mau mengangkat tangannya untuk memarang imam-imam TUHAN itu.
Para pelayan raja Saul menolak utk memukul para iman di Nob yg telah menerima kedatangan Daud ketika melarikan diri dr ancaman raja Saul. Ini sebuah pembangkangan perintah raja.
Dlm kehidupan zaman ini, mgkin hanya sdkit saja org yg berani bersikap tegas terhadap sesuatu yg salah, sekalipun itu sesuatu yg diputuskan oleh org yg memegang kekuasaan yg tinggi. Membangkang bs berarti nyawa taruhannya dan kehilangan kedudukan. Bnyk org memilih utk bersikap kompromi dan mempraktekkan standart ganda, hukum menjd tumpul dan keadilan lenyap ditelan oleh arogannya pemegang kekuasaan. Sikap bawahan raja Saul sangat mengundang resiko, namun itulah bukti bhw mrka mengerti mana yg benar dan mana yg salah, mrka memilih berdiri di posisi kebenaran, sekalipun mrka menentang perintah raja Saul.
Bgmna dg kita? Beranikah menunjukkan sikap berpihak pd kebenaran sekalipun hrs ‘melawan arus’ yg diikuti bnyk org? Atau kita mencari posisi ‘aman’ dan mengorbankan suara batin kita? Ketika kita memilih mencari ‘aman’ maka akibatnya kita membohongi diri kita sndri dan membuat batin kita tdk lg sensitif bereaksi ketika Tuhan bcra melalui suara batin kita. Spt dosa yg menjd sebuah kebiasaan, hati kita tdk lg takut akan Tuhan, kebal dr ‘alarm’ Tuhan. Jd akibatnya buruk bagi hati kita di saat kita memilih ‘posisi aman’ drpd berdiri di atas kebenaran.
Bila hati kita tercemar, maka perkataan, sikap dan perbuatan kita menjd tdk murni lg, jika dibiarkan maka kita bs menjd org yg fasik dan munafik, terbiasa melawan kebenaran, tdk sensitif lg dengan suara Tuhan. Bgmna kita bs menjd teladan yg baik?