Pelangi Tuhan

DI 28072018

Wahyu 4:3

  • Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya

Sehabis hujan lebat seringkali pelangi muncul di langit, ini adalah peristiwa alam, tapi apa kata Alkitab ttg pelangi?

Pelangi disebut Tuhan pertama kali saat bumi dihukum Tuhan dg air bah, saat Nuh mempersembahkan korban pd Tuhan, Tuhan berjanji tdk akan menghukum seluruh bumi dg air bah lg (Kejadian 9:12-17). Pelangi menjadi tanda perjanjian Tuhan dg seluruh makhluk di bumi.

Pelangi juga adalah sesuatu yg melingkari tahta Tuhan di surga, lambang kemuliaan Tuhan. Setiap kali Tuhan melihat pelangi, Dia ingat akan perjanjian-Nya.

Mengapa hrs ada tanda yaitu pelangi di langit? Bknkah Tuhan tdk mgkin lupa akan perjanjian-Nya? Tentu Tuhan tdk mgkin lupa, namun perbuatan jahat manusia dr generasi ke generasi seringkali menyakiti hati Tuhan. Tuhan tdk Mahasabar tp panjang sabar. Berkali-kali kita baca dlm Alkitab bgmna Tuhan menghukum manusia dan bangsa-bangsa krna kejahatan yg mrka lakukan. Bencana alam seringkali menjd bentuk hukuman dr murka Tuhan, meskipun tdk dg air bah lg, tp seringkali banjir bandang, tsunami, dsbnya masih Tuhan izinkan terjd, namun hanya lokal sifatnya, di daerah tertentu saja.

Spt pelangi, mgkin kita punya sesuatu yg bs menahan murka kita yg besar. Foto org yg kita kasihi mgkin bs sdkit meredam amarah kita saat melihatnya, marah tp kasih sayang besar jg. Atau mgkin cincin pernikahan bs menyadarkan sebuah pasangan utk batal bercerai, dsbnya. Sesuatu yg menjd tanda persahabatan, perjanjian, bs membuat org yg terlibat di dlmnya utk mengingat kembali tujuan dr sebuah persahabatan atau perjanjian yg dibuat dahulu. Kembali ke tujuan awal, ini yg seringkali terlupakan, bnyk hal yg bs merusak komitmen, membuat kecewa, putus asa, marah, kehancuran, semuanya jgn sampai membuat kita melakukan tindakan yg sia-sia

Posted in Renungan | Comments Off on Pelangi Tuhan

Menjaga Hati

DI 27072018

Amsal 4:23 KJV
Keep thy heart with all diligence; for out of it are the issues of life.

  • Jagalah hatimu dengan segala ketekunan, karena dari situ keluar mata air kehidupan.

Memang berbeda dg terjemahan bhsa Indonesia yg biasa kita gunakan, tp mari kita coba pelajari sesuai dg arti dr bhsa aslinya.

Kata menjaga berasal dr kata ‘nâtsar’ yg artinya mengawal, mengawasi. Mgkin kita bs melihat contoh dr pasukan pengawal kepresidenan di negara kita, mengawal presiden dg ketat, tdk boleh ada kesalahan, sigap menjaga keselamatan presiden. Awasi hati kita jgn sampai ada sesuatu yg bs merusak suasana hati sehingga hati kita perlahan-lahan mulai rusak.

Menjaga hati dg segala ketekunan, ketekunan dlm bhsa aslinya adalah ‘mishmâr’, salah satu artinya adalah pos penjaga, dijaga 24 jam, jd kita hrs menjaga hati bkn hanya waktu tertentu saja, dan spt pos penjaga mengawasi org yg masuk dan keluar area penjagaan, kita jg perlu mengawasi apa yg akan masuk ke dlm hati kita dan apa yg akan kita keluarkan dr hati kita. Pos penjaga jg sbg penjaga keamanan, hati kitapun hrs tetap dlm kondisi ‘aman’, tdk ada yg jahat boleh masuk ke dlmnya.

Apa yg hati kita hasilkan sebenarnya? Dari ayat ini kita mengerti bhw dr dlm hati kita akan keluar mata air (tôtsâ’âh) kehidupan yg jumlahnya banyak. Air sangat penting bagi kehidupan kita, isi hati kita itu jg sangat penting. Mata air akan memancar keluar saat ada tekanan yg cukup kuat menekan dr dlm tanah ke atas. Hati kita hrs kuat, tdk boleh lemah apalg hancur, spya mata air kehidupan ini bs memancar keluar.

Tdk mudah menjaga hati kita, apalg hrs setiap hr kita menjaganya. Jika kita berani jujur: sanggupkah kita menjaga hati kita seorg diri saja? Bknkah hati kita jg milik Tuhan, jd apa salahnya Tuhan ikut menjaga hati kita yg adalah milik-Nya jg? Org sombong selalu berkata dia mampu melakukan apapun seorg diri, dan ingatlah Tuhan membenci kesombongan manusia. Libatkan Tuhan juga

Posted in Renungan | Comments Off on Menjaga Hati

Tuhan Memisahkan

DI 26072018

Hakim-hakim 21:15

  • Maka bangsa itu merasa kasihan kepada suku Benyamin, karena TUHAN telah membuat keretakan di antara suku-suku Israel.

Suku Benyamin ada dlm sebuah keadaan di mana sdr mrka 11 suku Israel menolak menikahkan anak perempuan mrka dg laki-laki dr suku Benyamin. Ini terjd krna sebuah peristiwa di Hakim-Hakim 19 yg berujung pd perang saudara.

Ayat ini menulis bhw Tuhanlah yg menyebabkan keretakan di antara suku-suku Israel. Kata keretakan dlm bhsa aslinya adalah ‘perets’ yg berarti retak, putus, tembok yg rusak, renggang. Jd Tuhan itu menyatukan tapi jg bs membuat keretakan dlm hubungan, dan tentu ada alasannya. Dlm kisah ini alasannya adalah krna terjd sebuah peristiwa noda yg sangat memalukan. Kebencian terhadap suku Benyamin sangat besar, namun rasa persaudaraan di antara mrka masih ada. 11 suku yg lain berusaha spya suku Benyamin tdk punah, dicarilah solusinya.

Dlm semua jenis hubungan bs saja terjd keretakan, ada jarak dlm berhubungan. Ini terjd oleh bnyk sebab, misalkan perdebatan yg berujung pertengkaran, adanya perbuatan yg tdk menyenangkan, pengkhianatan, salah paham, dsbnya. Apa yg bs kita lakukan spya keretakan dlm hubungan kita dg org lain bs kita hentikan? Spt 11 suku Israel merasa sbg sdr dg suku Benyamin, kita hrs sadar bhw sbnarnya Tuhan ingin kita mengasihi satu dg lainnya. Menekan ego dan berpikir jernih adalah awal dr sebuah usaha memperbaiki keretakan dlm sebuah hubungan.

Menempatkan kasih sbg sebuah pemersatu dlm hubungan memampukan kita berpikir ttg apa yg baik utk org lain, bkn utk diri kita. Egois slalu fokusnya adalah diri sndri, kasih fokusnya pd Tuhan, diri sndri dan sesama. Istilah yg umum dipakai adalah ‘gunakan akal sehat’, pertimbangkan baik buruknya, tahu dg tepat apa yg hrs dilakukan utk kepentingan bersama. Celah dlm keretakan sebuah hubungan bs menjd kesempatan bagi iblis utk merusak kesatuan umat Tuhan. Hrs diselesaikan dg dasar kasih, pikirkan ttg masa depan

Posted in Renungan | Comments Off on Tuhan Memisahkan

Pentingnya Didikan

DI 25072018

Ulangan 21:20-21
dan harus berkata kepada para tua-tua kotanya: Anak kami ini degil dan membangkang, ia tidak mau mendengarkan perkataan kami, ia seorang pelahap dan peminum.

  • Maka haruslah semua orang sekotanya melempari anak itu dengan batu, sehingga ia mati. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu; dan seluruh orang Israel akan mendengar dan menjadi takut.”

Hukum Taurat memang tegas, bahkan ttg seorg anak yg tdk mau dididik orgtuanya, maka humuman rajam batu hingga mati diberlakukan. Di sinilah kita tahu bhw Tuhan sangat peduli pentingnya mendidik anak, jika gagal maka mati sbg hukuman bagi anak itu.

Kita adalah anak-anak Tuhan, Tuhan menjd ‘orgtua’ yg mendidik kita. Dlm mendidik tentu saja ada tahapan sblum hukuman final diberlakukan. Biasanya dimulai dg teguran lisan diberikan, tdk diindahkan jg maka teguran disertai dg hajaran (hukuman fisik) sbg bentuk disiplin. Bila gagal jg maka dilakukan disiplin berulang-ulang hingga akhirnya bila si anak tdk mau taat pd didikan orgtuanya, hukuman fisik dan moral diberlakukan. Salah satu cara Tuhan mendidik kita adalah dg membuat apa yg kita kerjakan menjd gagal dan tdk menghasilkan, menjd sia-sia. Kalau kutuk itu sifatnya menetap, hajaran Tuhan sifatnya sementara, jika kita sadar dan bertobat maka kegagalan itu Tuhan angkat dr hidup kita.

Biasanya org yg dididik scra keras oleh Tuhan adalah mrka yg susah utk diatur hidupnya oleh Tuhan. Maunya pakai jalan pikiran dan kekuatan sndri. Merasa tdk butuh Tuhan dan bs tanpa Tuhan. Ditegur Tuhan tp diabaikan, shga tak ada cara lain, digunakanlah cara teguran scra fisik dan moral, dibuat keadaannya merosot dan malu, dan pd akhirnya diharapkan adanya penyesalan yg dilanjuti dg pertobatan. Tujuan didikan Tuhan selalu pertobatan dan pemulihan. Krna Tuhan sangat menyayangi semua anak-Nya, Dia tdk ingin masa depan kita hancur dan binasa. Kalau didikan-Nya berhasil atas kita tentu nama Tuhan dipermuliakan.

Posted in Renungan | Comments Off on Pentingnya Didikan

Sudah Teruji

DI 24072018

Yakobus 1:12

  • Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Tuhan kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Kata berbahagia dlm terjemahan lainnya adalah diberkatilah. Maksud dr ayat ini adalah bhw Tuhan memberi mahkota kehidupan bagi mrka yg bertahan dlm pencobaan krna didapati mrka tetap mengasihi Tuhan.

Jadi tujuan kita masuk dlm pencobaan adalah utk menguji apakah saat mengalami pencobaan, apakah kita tetap mengasihi Tuhan? Tentu saja pencobaan beda dg ujian. Tuhan menguji kita, tp tdk mencobai kita (Yakobus 1:13). Lalu pencobaan itu asalnya dr mana? Yakobus 1:14 menjelaskan bhw pencobaan timbul dr ketertarikan kita akan hawa nafsu, membw diri kita pd nafsu itu dan tergoda olehnya.

Mengasihi Tuhan tentu tdk bs dinilai dr perbuatan baik yg kita lakukan. Mengasihi sesama beda dg mengasihi Tuhan. Bgmna mgkin seseorg berkata bhw dia mengasihi Tuhan tetapi tdk punya hubungan yg intim dg Tuhan, tdk bergaul dg Dia. Berdoa tp hanya 1 arah: mengajukan permohonan pd Tuhan tp tdk memberi Tuhan waktu utk Dia menyatakan isi hati-Nya pd kita. Mengasihi Tuhan dinilai dr saat ujian dan pencobaan sdg kita alami, apakah kita tetap ingat akan Firman-Nya? Apakah tetap mengandalkan Tuhan dan tetap setia? Pencobaan yg kita hadapi selalu berusaha kita tertarik dg hal duniawi shga kita menjauh dr Tuhan. Prosesnya pelan tp pasti, mulai suam-suam kuku, hilang pengharapan bahkan kehilangan percaya pd Tuhan. Kasih kita pd Tuhanlah yg memampukan kita utk tetap setia, tetap percaya, tetap bertahan dan bs menang atas pencobaan yg ada. Jgn sampai kita kehilangan kasih terhadap Tuhan dlm kondisi apapun, krna ada mahkota kehidupan yg Tuhan janjikan bagi kita yg tetap mengasihi Dia. Jgn berpaling pd yg lain selain Tuhan.

Apa yg sdg kita alami hari-hari ini, tetaplah bertahan, tetap kasihi Tuhan, jgn putus pengharapan, krna apa yg kita lakukan tdk sia-sia

Posted in Renungan | Comments Off on Sudah Teruji

Jangan Cuma Status Saja

DI 23082018

Yohanes 15:8 KJV
Herein is my Father glorified, that ye bear much fruit; so shall ye be my disciples.

  • Di dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, bahwa kamu berbuah banyak, sehingga kamu akan menjadi murid-murid-Ku.

Saya pribadi berpikir apa maksud Yesus berkata bhw kalau 12 org yg Dia panggil utk jadi murid-Nya baru akan jadi murid saat mrka berbuah banyak? Bukanlah mereka memang murid-murid-Nya? Dan org bnykpun mengakui mrka sbg murid Yesus.

Coba kita umpamakan spt murid sebuah sekolah. Ketika seorg anak atau siswa mendaftar utk bersekolah di sekolah A, lalu melengkapi persyaratan serta membayar biaya yg diminta oleh pihak sekolah, maka scra administratif, anak ini berhak disebut sbg murid di sekolah A. Tp proses sbg murid tdk berhenti cuma sebatas administratif, tp dia mulai diajari oleh para guru, ada proses belajar mengajar. Setelah belajar dan mengikuti ujian, maka dari nilai raportnya kembali jd penilaian, sbg murid di sekolah A yg pny peringkat bagus, sesuaikah prestasi belajarnya dg reputasi sekolahnya.

Yg Yesus maksud dlm ayat ini ternyata ttg bgmna para murid-Nya yg sah scra status, telah belajar bnyk dr Dia, praktek dr yg dipelajari sesuai tdk dg reputasi yg Yesus miliki di mata umum?

Sama spt seorg anak, scra kelahiran memang anak dr orgtuanya, tp dr sifat dan tingkah laku bila tdk sesuai dg didikan orgtuanya, maka org akan mgkin berpikir: apa benar dia anak dr orgtuanya? Bknkah ini jg yg mgkin timbul dlm pikiran org ttg kita: katanya Kristen, koq kelakuan sama spt yg lain? Katanya anak Tuhan, tp malah lebih mirip anak ‘setan’? Org mempertanyakan status kita sbg org Kristen jika hidup kita tdk spt apa yg Tuhan Yesus ajarkan pd kita. Jenis agama hanyalah status saja, tp bgmna kita menjalani hidup sesuai ajaran Tuhan Yesus, itulah yg membuat kita pantas disebut Kristen dan anak Tuhan. Setelah dibaptis tp hidup scra duniawi justru tdk memuliakan Tuhan. Ada tanggung jwb yg melekat dlm hidup kita.

Posted in Renungan | Comments Off on Jangan Cuma Status Saja

Memelihara Mulut dan Lidah

DI 21072018

Amsal 21:23 KJV
Whoso keepeth his mouth and his tongue keepeth his soul from troubles.

  • Siapa mengawal mulut dan lidahnya memelihara jiwanya dari masalah/kesukaran

Lidah tentu berkaitan dg perkataan yg kita ucapkan, sdgkan mulut berkaitan dg apa yg masuk dlm tubuh kita, dlm hal ini berkaitan dg makanan. Mulut itu menyaring yg masuk, lidah itu menyaring yg keluar dr diri kita.

Jd amsal ini menvingatkan kita utk bersikap layaknya seorg pengawal, yg mengawal seseorg/sesuatu spya aman dr bahaya. Mengawal mulut berarti mengawasi apa yg akan masuk ke dlm mulut kita, dlm hubungannya dg kesehatan berarti kita mengawasi makanan dan minuman yg kita konsumsi setiap hari, jgn mkn makanan dan minum minuman yg justru merusak tubuh dan kesehatan kita. Jika tdk kita lakukan maka tubuh bs menjd cepat sakit dan bs berujung pd kematian akibat komplikasi penyakit di bbrpa bagian tubuh kita. Ini jg gambaran spya kita menjaga dan menyaring semua yg akan masuk dlm hati kita, masukkan yg baik, buang yg buruk. Jgn sampai kita masuk dlm pencobaan dan masalah yg sbnarnya tdk perlu kita alami.

Kemudian ttg lidah, kita hrs mengawal perkataan yg akan kita ucapkan, jgn sampai justru merugikan org lain maupun diri kita sndri. Apa yg kita ucapkan dampaknya akan kembali pd diri kita, baik atau buruk yg kita ucapkan. Scra fisik lidah adalah indera pengecap, membedakan rasa sesuatu yg kita makan dan minum. Kalau lidah sampai mati rasa, tentu kita tdk mgkin bs menikmati lezatnya mknan krna di lidah kita tdk terasa rasa apapun. Ini gambaran ttg jika kita ingin hidup bahagia, jgn sampai perkataan kita itu hampa atau kosong maknanya. Perkatakan sesuatu yg bermakna baik dan mulia serta menenangkan hati. Hindari pertengkaran mulut krna tdk ada gunanya selain sbg wadah melampiaskan emosi semata.

Kawallah mulut dan lidah kita, awasi dan lakukan pengawalan yg ketat shga iblis tdk bs memanfaatkannya utk maksud yg tdk baik. Jaga kestabilan emosi.

Posted in Renungan | Comments Off on Memelihara Mulut dan Lidah

Bukti Meterai

DI 20072018

1 Korintus 9:2 KJV
If I be not an apostle unto others, yet doubtless I am to you: for the seal of mine apostleship are ye in the Lord.

  • Jika aku tidak menjadi rasul bagi orang lain, namun pastinya aku kepadamu, karena meterai kerasulanku adalah kamu di dalam Tuhan

Meterai dlm bhsa aslinya adalah ‘sphragis’, yg dalam Perjanjian Baru penggunaan istilah ‘meterai’ menonjol pada gagasan tentang pemilikan, pengesahan dan keamanan. Ada unsur otentiknya, sesuai dg isi dokumen yg diberi meterai atasnya.

Apa yg menjd ‘meterai’ bagi kerasulan Paulus? Hidup org-org yg dia Injili, dia ajar, dia beri teladan, dia dampingi, itulah bukti bhw Paulus benar-benar seorg rasul. Aplikasinya pd zaman ini adalah bukti dr plynan seorg Gembala Jemaat bkn terletak pd gelar pendeta atau gelar teologianya, tp bukti nyatanya adalah jemaat yg digembalakan hidup dlm kebenaran Firman Tuhan, ada ikatan batin antara Gembala Jemaat dg jemaat yg digembalakan. Bkn jadwal khotbah yg padat yg jd ukuran, tp apakah jemaat mengenal ‘suara’ Gembalanya.

Tanpa sadar bnyk grja memperlakukan jemaat sesuai ‘kasta’nya, si A cuma dilayani oleh bawahan gembalanya, si B dilayani langsung oleh si gembala. Blm lg ada pembagian ‘ring 1 ring 2’ yg justru membuat jarak pemisah antara gembala dg jemaat gembalaannya. Ingatlah bhw Yesus memberi perumpamaan, 100 domba, 1 hilang maka gembala meninggalkan yg 99 demi mencari 1 domba yg hilang (Lukas 15:4). Jd sbg gembala jemaat, dituntut hubungan scra personal dg gembalanya, ini baru sesuai dg kebenaran Firman Tuhan.

Utk apa jemaat bertambah jumlahnya tp tdk bertumbuh kerohaniannya. Jgn cuma mencari jiwa baru, tp carilah jg jemaat yg terhilang dan tersesat, di dpn pengadilan Kristus, sbg gembala akan dituntut pertanggung jwbannya. Rasul Paulus bertanggung jwb atas org percaya yg Tuhan percayakan utk diajar dan dibimbing. Bgmna dg kita? Keluarga, anggota komsel, jemaat persekutuan dan jemaat gereja, itulah domba gembalaan kita.

Posted in Renungan | Comments Off on Bukti Meterai

Bahaya Keberhasilan

DI 19072018

Hosea 10:1 KJV
Israel is an empty vine, he bringeth forth fruit unto himself: according to the multitude of his fruit he hath increased the altars; according to the goodness of his land they have made goodly images.

  • Israel adalah sebuah pohon anggur yang kosong, dia menghasilkan buah untuk dirinya sendiri, sesuai dengan jumlah buahnya, dia telah memperbanyak mezbah-mezbah, sesuai dengan kebaikan tanahnya, mereka telah membuat patung-patung berhala.

Bnyk kisah dlm Alkitab ttg tokoh-tokoh yg justru jatuh ketika mrka dlm masa di mana merupakan masa keemasan, hidup dlm kelimpahan, dsbnya.

Daud jatuh dlm perzinahan justru ketika kemenangan demi kemenangan dia peroleh melawan musuhnya, hingga dlm suatu peperangan, dia tdk maju tetapi tinggal di istana, di sinilah awal dia jatuh. Salomo dlm masa keemasan bangsa Israel, krna cinta pd bnyk wanita justru jatuh dlm penyembahan berhala. Simson yg seharusnya jd hakim bagi Israel, jatuh krna bujuk rayu wanita bangsa asing. Nebukadnezar menjd sombong ketika dia merasa Tuhan memakai dia utk menghukum bangsa Israel, hingga akhirnya dia dibuat Tuhan lebih rendah dr binatang, dan masih bnyk lg. Justru dlm keadaan yg amat baik, bahaya godaan dosa semakin dahsyat.

Israel sdh ‘berbuah’ dlm ayat ini, tp justru mrka jatuh dlm dosa penyembahan berhala, bknnya semakin bersyukur dan takut akan Tuhan, malah sebaliknya. Apa penyebabnya? Krna mrka tdk ingin hidupnya diatur Tuhan.

Bnyk org yg tdk sungguh-sungguh dlm Tuhan menganggap Tuhan hanya sbg penolong di waktu susah, bkn sbg pribadi utk dikasihi dan disembah. Dulu miskin berdoanya sering, sungguh-sungguh, sdh kaya malah sibuk dg hartanya dan mencoba membahagiakan dirinya sndri. Wkt sakit doa minta kesembuhan sambil nangis-nangis, sdh disembuhkan malah tdk mau bersaksi ttg mujizat Tuhan. Semua dinikmati utk dirinya sndri, Tuhan tdk kebagian apa-apa. Apa perlu sampai spt Nebukadnezar, dibuat hilang ingatan dan tdr di luar istananya?

Posted in Renungan | Comments Off on Bahaya Keberhasilan

Mempersilahkan Tuhan

DI 18072018

Matius 8:2 KJV
And, behold, there came a leper and worshipped him, saying, Lord, if thou wilt, thou canst make me clean.

  • Dan lihatlah, di sana datang seorang kusta dan menyembah Dia, katanya: “Tuhan, jika Engkau berkehendak, Engkau dapat membuat aku tahir.”

Kalau sepintas kita membaca ayat ini, kelihatannya org yg berpenyakit kusta sdg mencoba membujuk Tuhan spya Tuhan mau membuat ia tahir dg memberikan pujian bhw Yesus sanggup menyembuhkannya. Tp ternyata tdk demikian.

Yesus sdh menjd tokoh fenomenal saat itu, Dia mengajar tp jg disertai melakukan tanda dan mujizat, menyembuhkan org sakit dan mengusir setan. Ttg hal itu tdk perlu diragukan lagi. Jd kalimat yg diucapkan oleh si org kusta ini ternyata bkn sebuah bujukan, tp sebuah tawaran bagi Yesus utk menyembuhkan sakit kustanya. Spya mudah mengerti, coba pelajari kalimat ini: “Jika bapak mau, bapak boleh menginap di rumah saya.” Artinya org yg bicara ini menawarkan rumahnya utk boleh bapak itu menginap.

Kalau biasanya org meminta Yesus utk disembuhkan, si org kusta ini justru tdk memintanya, tp malah menawarkan dirinya pd Yesus agar kuasa Tuhan dinyatakan lewat penyakit kusta yg dialaminya. Dia tawarkan dirinya utk mengalami kesembuhan dr Tuhan, ini langka sekali. Maka yg terjd kemudian Yesus menerima tawarannya dan seketika itu jg dia sembuh dan menjd tahir. Cepat sekali prosesnya.

Sdh berapa lama Anda berjuang dlm pergumulan hidup yg rumit? Mgkin pola pikir kita perlu diubah spt si org kusta itu, tawarkan diri kita pd Tuhan utk Dia melakukan mujizat-Nya melalui keadaan yg sdg kita hadapi. Artinya kita hrs siap dan percaya penuh pd kuasa Tuhan. Boleh saja meminta pertolongan pd Tuhan, tp cobalah utk menawarkan diri pd Tuhan spya Dia menyatakan kuasa-Nya melalui hidup kita.

Tuhan senang dg org yg memahami sedikit saja dr jln pikiran-Nya, dari sepikir menjd sehati, itulah awal dr sebuah terobosan terjd, awal dr mujizat terjd, awal dr solusi

Posted in Renungan | Comments Off on Mempersilahkan Tuhan