Menjadi Pelayan

DI 07092023

Matius 20:26
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,

Mengapa Yesus mengambil profesi seorang pelayan utk menjelaskan bgmna seseorg yg ingin menjd besar dan terkemuka? Tentulah ada alasan yg kuat di balik itu.

Kita tentu ingat ttg perkataan Yesus bhw Dia datang utk melayani, bukan dilayani (Matius 20:28), artinya bahwa Yesus memiliki apa yg harusnya dimiliki oleh seorg pelayan. Jadi ini bukan ttg level jabatan atau profesi, tp ini ttg kualitas diri yang dimiliki oleh seorg pelayan. Jabatan atau profesi boleh tinggi, tapi punya kualitas seorg pelayan, ini tentu tidak mudah karena dunia memiliki sistem bhw orang yg memiliki jabatan atau profesi yg tinggi akan dilayani dg lebih baik karena kehormatan yg dimilikinya, ada fasilitas yg disediakan, serta punya banyak hak istimewa di dalamnya. Jd bgmna menjelaskan hal ini supaya mudah & kita bs memahaminya dgn benar? Yg mgkin bs kita pahami scra sederhana adalah ketika seseorg dgn jabatan atau profesi yang tinggi tetap konsisten melakukan apa yang dahulu pernah dikerjakan ketika ada di level bawah dlm jabatan atau profesinya. Contoh yg bisa kita lihat pd org-org yg masih mengerjakan pekerjaan rumah sendiri walaupun sbnarnya mereka sanggup utk membayar org lain utk menjd pembantu di rumahnya.

Apa sih yang Yesus layani selama Dia ada di dunia ini? Mgkin kita teringat kisah Yesus yg mencuci kaki para murid, ya mgkin ini dapat menjd salah satu contohnya. Tp sebenarnya yg perlu kita pahami bhw seorg pelayan hrs bs menyediakan apa yg dibutuhkan org lain. Kita bs memuji pelayanan sebuah resto krna para pelayan resto sukses memenuhi apa yg kita butuhkan ketika kita makan di sana, kita disambut dgn ramah, diberi informasi menu makanan yg lengkap, dsbnya. Jd apakah kita sudah memiliki jiwa seorg pelayan, bisa kita ukur dg apakah kita sudah menjadi orang yg dibutuhkan oleh org-org di sekitar kita, dlm keluarga, pelayanan di gereja, dsbnya. Yesus memenuhi kebutuhan manusia: keselamatan kekal dan Dia menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan utk menebus kita dr kuasa dosa dan maut. Sanggup menyediakan kebutuhan dgn baik, itulah kualitas seorg pelayan dalam diri seseorg.

Tdk semua org memiliki jiwa seorg pelayan ketika dia sudah memiliki jabatan yg tinggi dan justru minta dilayani oleh org iain, Tuhan tdk mencari org-org yg gila hormat, tetapi yg memiliki jiwa seorg pelayan.

Posted in Renungan | Comments Off on Menjadi Pelayan

Firman Yang Berbuah

DI 06092023

Lukas 8:15 ILT3
Dan yang di tanah yang subur, adalah mereka yang setelah mendengarkan firman dalam hati yang benar dan baik, mereka memegangnya erat-erat, dan menghasilkan buah dalam ketabahan.”

Apa makna dari ‘tanah yang subur’, ternyata ini bcra ttg hati yg benar dan baik. Jadi ada 2 penjelasan mengenai kondisi org yg dengar firman Tuhan lalu firman itu ‘berbuah’ dalam kehidupannya.

Tanah yg subur adalah tanah yg sudah siap utk ditanami benih, sudah dibajak, dibuat utk tidak keras dan di dalamnya penuh dgn apa yg dibutuhkan utk sebuah tanaman tumbuh dgn baik. Jadi kalau hati seseorg diibaratkan spt tanah untuk ditanami, hati org ini sudah ‘dibajak’, artinya sudah diproses Tuhan untuk menjd hati yg tdk keras, hati yg lunak, hati yg sudah ‘diaduk-aduk’ oleh Tuhan. Hal inilah yg membedakan kualitas hati masing-masing org, ada yg belum siap ‘ditanami’ firman, ada yg sudah siap ‘ditanami’ firman. Maka dapat kita simpulkan bhw semakin tinggi ketaatan seseorg pd Tuhan, semakin mudah hatinya utk menerima firman dan firman itu ‘berbuah’ dlm kehidupannya. Mgkin banyak org dapat berkhotbah atau sharing firman dgn kualitas yg baik, tp apakah firman Tuhan itu jg dapat tertanam dlm hatinya? Ingat saat Yesus dgn tegas berkata bhw boleh mengikuti ajaran dr para ahli Taurat, tp jgn ikuti kelakuan mrka:
“Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.” (Matius 23:3).

Ada 2 kualitas hati yg Yesus ajarkan dalam ayat ini yaitu hati yg benar dan baik. Hati yg benar itu hati yg seharusnya sebuah hati itu yg sesuai dgn keinginan Tuhan. Jadi ini bcra ttg hati yg berkenan di hadapan Tuhan, hati yg setelah diproses Tuhan dan hasilnya pas dan sesuai dgn apa yg diharapkan dr proses yg telah dilakukan. Tentu saja tujuan proses ini adalah membuat hati seseorg itu mudah menerima firman, mudah merenungkannya dan mudah menerapkan firman Tuhan dlm keseharian hidupnya. Ada org yang menolak utk mendengar firman, ada jg yg suka sekali dengar firman Tuhan tetapi sulit melakukan firman Tuhan dlm keseharian hidupnya. Lalu kualitas yg kedua adalah hati yg baik, hati yg tdk ada benih-benih kejahatan di dalamnya. Org yg punya benih kejahatan dlm hidupnya akan mengalami ‘peperangan’ dlm batin dan pikirannya terus menerus karena di satu sisi ingin taat pd Tuhan, di sisi lain hawa nafsu & kedagingan cukup kuat menguasai hati dan pikirannya.

Milikilah hati yg benar dan baik, sehingga yg kita dengar yaitu firman Tuhan bs masuk ke dalam hati dan pikiran kita, direnungkan dan dipraktekkan dlm keseharian hidup kita.

Posted in Renungan | Comments Off on Firman Yang Berbuah

Menggratiskan Kebaikan

DI 05092023

Lukas 14:13-14
Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.
Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”

Mengapa Yesus mengajarkan untuk berbuat kebaikan dgn tanpa berharap akan balasan? Ini menarik jika kita bs memahami proses yg terjd saat kita berbuat baik.

Penggunaan kata yg salah adalah ‘menabur’ kebaikan, walaupun kelihatannya punya arti baik, namun justru menyeret banyak org dlm kekecewaan dan keletihan setelah berbuat baik pd org lain. Salahnya apa? Menabur itu tentu mengharapkan tuaian! Tdk ada petani yg menabur benih karena sekedar iseng saja menghabiskan uang dan waktu dg percuma. Pasti mengharapkan panen, bs dijual dan bs mendapatkan keuntungan dr hasil panennya itu. Benihnya milik si petani, tanamannya jg milik si petani dan nantinya tuaiannya ialah hak si petani. Jadi paham ya, kalau berbuat baik kita gunakan kata ‘menabur’, ini justru merusak makna berbuat kebaikan, merusak makna ketulusan dlm berbuat baik: dg sadar tidak mengharap balasan, tdk berharap ada tuaiannya! Kalau berharap ada tuaiannya, itu sama seperti ‘menghutangi’: memberi tp hrs dikembalikan. Jadi yg benar itu bagaimana?

Dlm ayat yg kita baca, Yesus mengajar untuk kita ‘menggratiskan’ ketika berbuat baik pd sesama, dlm konteks di atas, memberi bnyk orang-orang yg hina, cacat dan miskin, yang tidak bisa membalas, maka ketika memberi mereka makan, terjd proses ‘menggratiskan’ karena mereka tidak perlu mengembalikan kebaikan kita, tinggal menikmati saja, tidak harus membayar apa-apa. Jadi bkn menabur spt pengajaran yg sering kita dengar. Ini bisa membantu kita terhindar dari sakit hati, saat nanti kita butuh bantuan dr orang yg pernah kita berikan kebaikan padanya, tapi dia tidak menolong kita, kita tdk menjd kecewa karna dulu kita menolong tanpa berharap balasan. Beda ketika kita menolong org dgn harapan suatu saat dia bs menolong kita, kita kecewa dan akhirnya kepahitan dlm hati kita, menjd trauma utk berbuat baik. Jadi ingatlah bhw berbuat baik itu ‘menggratiskan’, org lain tdk perlu membalasnya.

Tuhan pasti membalas kebaikan kita, jangan lelah utk berbuat kebaikan pd sesama, yang penting adalah kita tulus saat melakukannya dan tidak mengharapkan balasan.

Posted in Renungan | Comments Off on Menggratiskan Kebaikan

Menyerahkan Kekuatiran

DI 04092023

1 Petrus 5:7
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Apa itu menyerahkan? Ada pertukaran yang terjadi: pertukaran tempat, perpindahan hak milik, dan perpindahan beban. Lalu apa arti dr menyerahkan segala kekuatiran pd Tuhan dlm ayat ini?

Ada bbrpa pengertian yg didapat ketika kita coba melihat dr bhsa aslinya, bs bermakna ‘melempar ke atas’ artinya melempar kuatir pada Tuhan seperti kita melempar bola pada seseorg utk ditangkap, jadi bukan melempar sembarangan, hrs ke arah yg benar. Arti lain dari kata ini adalah ‘membuang’, seperti kita membuang sampah, jgn disimpan karena bs menimbulkan bau, bs timbul pembusukan & mengundang bibit penyakit. Arti lainnya juga adalah ‘memasrahkan’, mau Tuhan buat apa dgn kekuatiran kita, kita percaya Dia lakukan yg terbaik utk kita. Inti dari semua maknanya adalah: jangan biarkan kekuatiran kita tetap ada pd kita, ada saatnya kita buang karena itu menjd ‘sampah rohani’ yg merugikan hati dan pikiran kita, ada saatnya kita pasrahkan pd Tuhan, ‘lempar kepada’ Tuhan dan yakin serta percaya Tuhan menyelesaikannya utk kita, tetapi ini mudah secara teori namun tdk semua org sanggup utk melakukannya.

Pasrah pd Tuhan seringkali dinilai sbg suatu sikap org yg tdk punya iman, kalau beriman hrs bertindak semampu kita, kalau diam saja itu namanya putus asa! Pasrah di sini bukan berarti negatif tetapi tunduk pd kedaulatan yg Tuhan miliki! Kalau Tuhan bilang kita hrs menanggung beban, tanggunglah beban itu sampai Tuhan menghentikannya. Kalau Dia berkata akan mengangkat beban kita, itu jadi jawaban doa yg baik, tapi kalau Tuhan bilang ini dan itu, sesuai atau tidak dgn harapan yg kita mau, tetap terima dgn sukacita. Ini arti dr pasrah pd Tuhan, percaya Tuhan atur baik utk kita. Kita tidak pegang lagi kekuatiran, tp menjauhkannya dr hati dan pikiran kita. Sulit jika kita berkaca pd realita tapi roh kita ingin mengaktifkan iman, ini seperti peperangan dlm diri kita yg pasti menguras bnyk tenaga dan bs menggerus kekuatan iman kita scra perlahan-lahan.

Jgn simpan kekuatiran karna itu hanya akan melemahkan iman kita, pasrahkan pd Tuhan dan yakin Dia selalu putuskan apa yg terbaik utk kita.

Posted in Renungan | Comments Off on Menyerahkan Kekuatiran

Harus Ada Penghubungnya

DI 02092023

1 Samuel 17:15 ILT3
Tetapi Daud harus pulang pergi dari Saul untuk menggembalakan kawanan domba ayahnya di Betlehem.

Daud sudah diurapi oleh Samuel utk menjadi raja atas Israel, tetapi Saul masih menjd raja, artinya perjalanan menuju tahta kerajaan itu baru dimulai, butuh awal yg baik.

Tidak dijelaskan bgmna awal Daud bs punya hubungan dgn Saul, tetapi dlm ayat ini ditulis fakta menarik yaitu sepertinya Daud bekerja pd Saul namun tetap diperbolehkan utk bisa tetap menggembalakan kambing dombanya. Apa jenis pekerjaan Daud? Tidak disebutkan dan apakah dia menjd pemain kecapi seperti yg kita baca dlm kisah berikutnya? Agaknya bukan, karena Daud bermain kecapi di istana atas usulan seorg bawahan Saul, itupun saat Daud telah berhasil mengalahkan Goliat, jadi waktu kejadian kisah dlm ayat ini jelas lebih awal drpd kisah yg lainnya. Pastinya yg Daud kerjakan itu sesuatu yg masih sangat mudah dan sederhana, bagaimana dia bs terhubung dgn Saul dan istana masih misteri. Yang bs kita pelajari dr kisah ini adalah sesuatu yang besar kadang dimulai dgn sesuatu yg kecil & sederhana, bahkan mungkin sesuatu yg tdk begitu berarti di mata banyak org, namun itu menjd suatu penghubung yg baik utk menuju moment penting berikutnya.

Kalau kita adalah org pilihan Tuhan utk satu tugas tertentu, hargailah perkembangan yg ada walaupun itu sesuatu yg kecil dan tidak begitu berarti. Yang Daud lakukan sblum dia mengalahkan Goliat mgkin sesuatu yg kecil dan kurang berarti, memang Dia bekerja pd Saul, namun masih boleh pulang utk dapat menggembalakan kambing dombanya. Satu hal yg kecil bs menjd penghubung bagi kita pd suatu moment penentu yg membawa kita semakin dekat dgn penggenapan rencana yg Tuhan janjikan pd kita. Dari pekerjaan yang kecil, Daud punya akses bertemu Saul, inilah yg membuat dia bs menemui Saul utk minta izin melawan Goliat. Kisah berikutnya tentu kita tahu, Daud menjadi menantu raja Saul & menjd tentara kerajaan. Tapi kemudian dia menjd buronan kerajaan karena Saul sangat ingin membunuhnya, tp akhir dari semuanya ini adalah Daud menjd raja atas Israel tepat spt yg Tuhan telah tetapkan sblumnya.Hal yg kecil dan kurang berarti mungkin saja menjd satu penghubung bagi kita pada satu moment penentu yg besar dampaknya nanti bagi kita, setialah dlm perkara yg kecil karna nanti kita dipercayakan Tuhan sesuatu yang lebih besar.

Posted in Renungan | Comments Off on Harus Ada Penghubungnya

Makna Diurapi Tuhan

DI 01092023

1 Samuel 16:13 ILT3
Lalu Samuel mengambil tanduk berisi minyak dan mengurapinya di tengah-tengah saudara-saudaranya. Dan sejak hari itu sampai seterusnya, Roh YAHWEH turun ke atas Daud. Lalu Samuel bangkit dan pergi ke Rama.

Bagi kalangan Kristen Pantekosta dan yang serupa dgn itu, pengurapan menjd bagian dr doktrin yg diakui dan dipraktekkan dg tujuan tertentu dan di waktu yg tertentu jg.

Tapi sayangnya, tdk semua memahami arti dr pengurapan yg dilakukan dan diterima, ini yang membuat ketika kita membaca Alkitab ttg kisah pengurapan menjd bingung dengan praktek pengurapan yg dilakukan zaman ini. Di kalangan Kristen kharismatik, pengurapan dimaknai dgn menerima urapan dari Tuhan melalui hamba Tuhan, pdhal dlm Alkitab, tdk sembarang org yg Tuhan pilih utk menerima urapan dr Tuhan. Apa itu diurapi Tuhan? Arti yg bs kita maknai, diurapi itu adalah sebuah tindakan yg atas perintah Tuhan pd seseorg yg atas pilihan Tuhan dikhususkan utk tugas dan jabatan tertentu, org yg diurapi nantinya menjd bagian dari pelaksana rencana Tuhan di setiap zaman. Para raja Israel diurapi dulu sebelum menjalankan jabatan rajanya. Beda dgn zaman sekarang ini, kadang pengurapan yg dilakukan rancu maknanya sehingga org yg menerima urapan berpikir bhw diurapi itu akibatnya menjd org yg kuat rohaninya, org yg kasihnya seperti kasih Tuhan, dsbnya.

Praktek pengurapan yg masih dlm makna yg benar sekarang ini yg dilakukan gereja ialah pengurapan saat menahbiskan org utk tugas dan jabatan tertentu dalam gereja. Misalnya saat penahbisan seseorg menjadi pendeta, penatua, diaken, dsbnya. Ini masih sejalan & sama makna pengurapannya dgn yg dalam Alkitab, baik dlm PL & PB. Lalu pengurapan yg dilakukan hamba Tuhan saat berkhotbah itu apa? Sebenarnya itu beda dg pengurapan karena yg dilimpahkan oleh Tuhan itu berupa kekuatan, kemampuan, dsbnya, dilakukan dg ‘impartasi’ mengangkat tangan ke atas dan diarahkan pd para pengerja dan jemaat. Hal ini sebaiknya dilakukan tanpa menggunakan kata pengurapan, sebaiknya gunakan makna kata yang lebih tepat, contoh: “Tuhan saat ini ingin memberikan kekuatan, kesanggupan & kemampuan, terima yang dari Tuhan …” Jadi ini lebih tepat supaya kita jgn salah mengerti ttg makna diurapi Tuhan.

Pengurapan bkn menguduskan kita dr dosa, bkn utk dipamerkan dan disombongkan, tapi pengurapan itu untuk mengkhususkan orang yg Tuhan pilih melakukan tugas tertentu dan diberikan kemampuan ilahi dr Tuhan sesuai dgn jabatannya.

Posted in Renungan | Comments Off on Makna Diurapi Tuhan

No Debat Dengan Tuhan

DI 31082023

1 Samuel 16:12-13
Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.”
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

Samuel tetap taat pd Tuhan ketika ternyata org pilihan Tuhan ialah Daud, seorg yg masih muda sekali, bukan seorg tentara, hanya org rakyat biasa saja.

Mgkin kita kalau ada di posisi Samuel akan mempertanyakan pilihan Tuhan: anak paling kecil, cuma penggembala kambing domba, apa benar pilihan Tuhan utk menjadikan dia raja atas Israel sbg pengganti Saul? Apa tdk salah? Apa itu benar suara Tuhan? Tetapi yg kita tahu bhw Samuel tanpa banyak berpikir langsung mengurapi Daud saat itu juga, ini yang zaman skrg kita pahami sbg ‘no debat’, tidak ada perdebatan utk setuju dgn satu hal yg memang ‘berkualitas’. Tuhan pasti benar dlm memilih seseorg, sebab Dia melihat hati dan tahu ttg masa depan. Jgn ragukan yang jadi pilihan Tuhan, pasti tepat, terbukti saat nantinya di bawah pemerintahan Daud, yang dialami bangsa Israel adalah kejayaan dan masa keemasan dlm sejarah. Pemahaman ttg ‘no debat’ dgn Tuhan, inilah yg hrsnya jadi landasan berpikir kita ketika akan menerima jawaban doa dr Tuhan.

Ada org yang cuma menyodorkan proposal keinginan pribadinya supaya disetujui Tuhan dan nantinya diberi label ‘kehendak Tuhan’. Kalau jwban Tuhan ternyata berbeda dengan yg kita mau dan pilih, kita berdebat dg Tuhan dan kemudian ‘memaksa’ Tuhan utk meralat keputusan-Nya dan mengikuti maunya kita. Beda ketika kita mempercayakan harapan yg kita miliki pd Tuhan, ketika Tuhan menolak, kita bs menerimanya sbg suatu berkat dlm bentuk yg berbeda, percaya bhw keputusan Tuhan dan Pilihan-Nya jauh lebih benar dan lebih baik drpd yg kita pikirkan. Berdebat dg Tuhan tentu saja sesuatu yg bodoh, apakah kita sama pintar dan bijaksananya dg Tuhan dlm segala hal? Daud tdk berdebat dg Tuhan saat keputusan Tuhan tdk berubah: anaknya yg lahir dr perzinahannya dgn Batsyeba mati dan Daud mengakhiri puasanya. Ini hal yang Tuhan sukai kalau kita bisa dengan sukacita menerima keputusan Tuhan, ‘no debat’ dgn Dia.

Tuhan tahu ttg masa depan, kita hanya bisa memprediksinya, itupun kemungkinan salah prediksi cukup besar, percayakan masa dpn kita pd Tuhan, terima semua ketentuan-Nya dgn ‘no debat’.

Posted in Renungan | Comments Off on No Debat Dengan Tuhan

Gagal Setelah Sukses

DI 30082023

2 Raja-Raja 10:30-31 ILT3
Dan YAHWEH berfirman kepada Yehu, “Karena engkau telah berbuat baik dengan melakukan apa yang benar di mata-Ku dan telah berbuat kepada keluarga Ahab sesuai dengan semua yang ada di hati-Ku, maka anak-anakmu sampai keturunan keempat akan duduk di atas takhta Israel.”
Dan Yehu tidak memerhatikan untuk berjalan dalam hukum YAHWEH, Elohim Israel, dengan segenap hatinya. Dia tidak berpaling dari dosa-dosa Yerobeam yang mengakibatkan orang Israel berdosa.

Yehu melakukan apa yg benar dan dijanjikan bhw sampai keturunannya yg ke-4 akan jadi raja atas Israel, namun justru setelah itu, dia gagal mempertahankan integritas dirinya di hadapan Tuhan.

Banyak org ‘jatuh’ justru setelah mereka bisa dan sukses melakukan sesuatu yg benar di mata Tuhan, istilah rohaninya itu ‘berkenan di mata Tuhan’. Gagal setelah sukses, ini yg hrs jadi peringatan bagi kita. Ada org yg dulu miskin, kemudian hidup benar di mata Tuhan dan diberkati dlm hal keuangan, namun saat setelah itu, justru org ini jatuh dlm berbagai macam dosa: perselingkuhan yang ujungnya berzinah, terjerat hidup cinta uang, ada juga yang justru rohaninya hancur karena sangat menikmati berkat Tuhan. Kalau boleh sedikit diumpamakan: berkat itu seperti gula yang sangat manis, kalau dikonsumsi berlebihan maka akan menderita diabetes yg nantinya akan menjd pemicu berbagai macam jenis penyakit lainnya, timbul komplikasi, ujung dr semuanya justru kematian yang lebih cepat drpd waktu sewajarnya. Jgn serakah, cukup nikmati dgn ucapan syukur, jgn sampai kita ‘jatuh’ justru setelah diberkati Tuhan.

Sebagian org berpikir: lebih baik dulu tdk jadi artis, jika akhirnya mati bunuh diri, lebih baik tdk jd viral jika akhirnya hidup tdk penuh dgn damai sejahtera. Lebih baik Saul tdk dipilih menjadi raja karena rakyat Israel mendesak Tuhan utk memilihkan raja utk mereka, kalau akhirnya keturunannya semua habis. Kita tdk tahu apakah berkat Tuhan itu nantinya dapat menjerat kita dlm dosa krna kita kehilangan penguasaan diri & tdk lagi mengasihi Tuhan dengan kesungguhan hati. Kita lihat ayat ini:
Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku (Amsal 30:8-9). Berkat Tuhan justru bisa menjd ujian ‘level 2’ yg banyak orang tidak sadari karena berpikir bhw ujian Tuhan hanya sekali lalu semuanya selesai.

Ingatlah bhw hidup ini penuh ujian dr Tuhan, jgn terlena oleh kesuksesan dan berkat, bisa jadi itu adalah ujian berikutnya yg harus kita hadapi dan menangkan.

Posted in Renungan | Comments Off on Gagal Setelah Sukses

Mujizat Berhenti

DI 29082023

2 Raja-raja 4:6
Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: “Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi,” tetapi jawabnya kepada ibunya: “Tidak ada lagi bejana.” Lalu berhentilah minyak itu mengalir.

Sebenarnya mujizat Tuhan itu tanpa batas, tapi kalau ‘bejana’ utk menampung mujizat itu tdk ada lagi, mujizat itu akan berhenti. Ini bs kita lihat dari peristiwa mujizat dlm kisah ini.

Kenapa ada hidup sebagian org yg dulunya pernah mengalami mujizat dr Tuhan, tp kini rohaninya begitu kering? Dulu sewaktu baru mengalami mujizat, begitu bersemangat, bs terus bersaksi ttg kebaikan Tuhan pd semua org, bs menyemangati org yg letih lesu, tapi sekarang malah menjd org yang kehilangan ‘rasa’ kalau bicara ttg hal-hal yg rohani, doa pun sudah tidak lagi, ke gereja hanya untuk ‘setor muka’ saja. Ini terjadi karena tidak ada lagi ‘bejana’ yg dia sediakan utk mujizat dari Tuhan terjadi lagi dlm hidupnya. Tentu saja kita juga patut berpikir: mujizat itu biasanya terjd di saat kemampuan seseorg sebagai manusia sudah tdk sanggup lagi mengatasi masalah yg ada, apakah hrs sengaja masuk dlm situasi sulit supaya mujizat terjd? Bukan itu maksudnya, tp kita pun hrs sadar, ujian & kesulitan hidup bs terjd mendadak, di waktu yg tak terduga, maka kita hrs selalu memiliki ‘bejana’ sbg wadah jika nanti mujizat Tuhan Dia lakukan bagi kita.

Tuhan menyediakan mujizat-Nya bagi kita, tp kalau kita tdk punya ‘bejana’, mujizat itu tdk akan kita alami. Minyak hrs ditampung krna nantinya bs dijual dan membayar hutang, bs menghidupi keluarga untuk sekian waktu ke depan, maka kita jg perlu punya ‘bejana’, tapi apa ‘bejana’ itu sebenarnya? Ini bisa berupa potensi diri yg kita miliki, ini bs jg harta yang masih kita miliki, dsbnya. Jangan kehilangan iman kita, tapi kuatkanlah iman di saat yang sulit sekalipun, di saat org lain mencemooh kita, di saat sepertinya tdk ada lagi harapan dan semua terlihat gelap oleh mata. Batas kemampuan manusia berbeda-beda, jangan melihat org lain, fokuslah pd diri sendiri saat menghadapi situasi yg sulit karena sebagian besar masalah yg dihadapi, diri kita sendiri yg menjd penolongnya, Tuhan ingin kita jadi pribadi yg makin kuat sehingga bisa dengan efektif menguatkan org lain yg sedang dlm kelemahan.

Masih adakah ‘bejana’ utk menampung saat Tuhan akan melakukan mujizat-Nya? Tetap percaya sekalipun fakta dan realita ternyata berbeda dgn iman kita.

Posted in Renungan | Comments Off on Mujizat Berhenti

Nabi Tuhan Koq Miskin?

DI 28082023

2 Raja-raja 4:1
Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: “Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya.”

Nabi Tuhan koq miskin, berhutang lagi, tapi dicatat bhw dia hidup takut akan Tuhan? Ini sesuatu yg bertentangan dgn jalan pikiran dr org banyak: apakah Tuhan tdk peduli dengan hidup nabi Tuhan ini? Tidak ada berkat?

Profesi nabi itu bukan suatu pekerjaan, org yg menjd nabi Tuhan biasanya memiliki satu panggilan khusus dr Tuhan. Nabi tidak digaji, beda dgn para imam Lewi yang melayani di Bait Suci atau tarbenakel, mereka hidup dari persembahan persepuluhan yg dibawa oleh rakyat ke Bait Suci atau tarbenakel sbg satu persembahan utk Tuhan. Jd kita punya sdkit gambaran bgmna para nabi menghidupi diri dan keluarganya. Jadi jika nabi dlm kisah ini ternyata miskin bahkan hingga berhutang, ini bs dimengerti. Mgkin dia dari golongan nabi yg biasa saja, tdk terkenal. Tidak dijelaskan mengapa dia sampai berhutang, tp agaknya itu dilakukan krna kondisi ekonominya tidak stabil. Ini bs sedikit menggambarkan hidup org-org yg melayani, ada yg berasal dari org golongan berada, dan ada jg yg dr golongan miskin. Ada yg menerima PK (persembahan kasih), ada yg kadang-kadang saja terima dr jemaat yg ingin memberkati.

Koq miskin, koq berhutang? Pasti ada yang tidak benar dlm pelayanannya sehingga tdk Tuhan berkati! Jgn mudah menghakimi krna kita bukan Tuhan. Miskin atau kaya jangan kita jadikan ukuran diberkati Tuhan atau tdk, terlalu jahat spt itu. Yesus dan rombongan jg pernah mengalami defisit keuangan. Setelah kematian Yesus, sebagian murid kembali ke laut utk menjala ikan, itu pertanda keuangan sdh habis. Yudas Iskariot yg ialah bendahara mati bunuh diri. Bahkan sblum Yesus mati, Dia melakukan mujizat menyuruh Petrus utk memancing dan dlm mulut ikan itu terdapat uang utk membayar bea Bait Suci. Siapapun bs mengalami masalah keuangan sekalipun saat ini keadaan ekonominya sangat bagus, hidup manusia bs berubah apalagi kalau yg menginginkannya adalah Tuhan. Jadilah spt nabi Elisa, menjd pembawa solusi dr Tuhan bagi pelayan Tuhan yg membutuhkan, tidak menghakimi tetapi mencarikan solusinya.Org bs kaya dgn cara yg tdk benar, ingatlah bhw iblis jg menawarkan kekayaan bagi org yg mau menyembah dia, jadi tdk semua org kaya itu karena diberkati Tuhan.

Posted in Renungan | Comments Off on Nabi Tuhan Koq Miskin?