Pemuridan Yang Sebenarnya

DI 01032023

2 Timotius 3:10 ILT3
Namun engkau, engkau telah berpaut erat pada ajaranku, cara hidup, tujuan, iman, kepanjang sabaran, kasih, ketabahan

Pemuridan yg sesungguhnya bs kita lihat dalam hubungan antara rasul Paulus dgn Timotius, yg jg dikenal sbg anak rohaninya, apa saja yg perlu utk kita dalami dr sebuah pemuridan?

Pemuridan itu bukan sekedar sebuah program, tp sebuah kehidupan nyata, artinya antara yang memuridkan dan yg dimuridkan itu ada di dalam suatu kehidupan rohani yg dilakukan bersama. Hal pertama yg dilakukan adalah mengajar apa yg diketahui, khususnya ttg doktrin-doktrin yang Alkitabiah, supaya jgn mudah terseret dg ajaran yg palsu, yg tujuannya justru mengutamakan yg bukan ttg Tuhan, tp kedagingan dan dosa. Perlu waktu khusus bersama-sama belajar ttg Alkitab. Kedua, cara hidup, tentu tdk mgkin hanya punya waktu yg singkat utk melihat cara hidup seseorg tentunya, apa mgkin kita tahu cara hidup orang yg memuridkan kita kalau hanya melihat di grja saja? Kebanyakan orang hanya berani bcra teori Alkitab tapi belum bisa berani utk menunjukkan cara hidup yg Alkitabiah, kalau seperti itu, lebih baik ikut kelas pendalaman Alkitab saja. Perlu waktu yg panjang utk kita bs melihat cara hidup seseorg, menghabiskan waktu bersama dan yg terpenting adalah kejujuran dlm bersikap, inilah yg dimaksud dgn integritas. Ketiga, tujuan, dlm hal ini yg memuridkan membantu yg dimuridkan utk menemukan tujuan hidupnya, pelayanan yg sesuai dgn karunia rohaninya, dan bbrpa aspek dr hidupnya, dan ini perlu keterbukaan antara 2 pihak yg terlibat dlm pemuridan.

Keempat, iman, menunjukkan bgmna hrs punya iman dan mengimaninya, belajar hidup dg iman dan membangun kerohanian yg kuat. Ini didapat melalui perjalanan hidup bersama Tuhan secara pribadi maupun bersama-sama. Kelima, tentang panjang sabar, bgmna sabar menghadapi orang dgn beragam karakter, sabar dalam menantikan jawaban doa dr Tuhan, sabar dlm menanggung penderitaan karena nama Tuhan, dsbnya. Hal ini hrs bs ditunjukkan oleh org yg memuridkan, hrs alami dulu baru bs mengajarkannya pd org lain. Keenam, kasih, menunjukkan kasih yang nyata, bkn sekedar pengajaran teori, tapi memberikan teladan yg patut utk diikuti oleh yg dimuridkan. Ketujuh, ketabahan, bisa menerima kedaulatan Tuhan atas hidup kita, menerima suatu kondisi sbg sesuatu yg diizinkan terjd oleh Tuhan dgn suatu tujuan yg mulia. Dlm keadaan terpuruk bs tetap mengasihi Tuhan dgn segenap hati. Tujuh hal ini yg ditunjukkan oleh rasul Paulus terhadap Timotius, sehingga pemuridan yg dilakukannya memberikan hasil yg baik, Timotius yg dlm usia muda bs menjd pemimpin yg dihormati. Ini yang perlu jd perhatian ketika ingin melakukan suatu pemuridan.

Kalau cuma menambah pengetahuan dr Alkitab, pemuridan menjd sesuatu yg berlebihan, cukup buka kelas pendalaman Alkitab atau pembinaan supaya waktu tdk terbuang sia-sia.

Posted in Renungan | Comments Off on Pemuridan Yang Sebenarnya

Kenapa Malas Baca Alkitab?

DI 28022023

2 Timotius 3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Kenapa banyak org Kristen yg menyerah begitu baru sebentar saja membaca Alkitab? Ada juga yg gemar membaca Alkitab hingga selesai dan diulangi berkali-kali.

Kalau kita setiap kali bertemu org yg selalu saja menunjuk-nunjuk kesalahan kita, pastinya malas utk berbicara panjang, yg ada kita menjd emosi dan bosan, spt inilah gambaran org yang malas membaca Alkitab, salah satunya karena Alkitab menunjukkan apa yg salah ttg diri kita. Setelah tahu kita banyak salahnya, kita jd takut karena semakin terus membaca Alkitab, kita ditegur & dikoreksi dr ayat-ayat yg ada maupun dari kisah hidup para tokoh Alkitab. Bagi pebisnis, mereka akan menemukan bnyk ayat ttg bagaimana hrs berbisnis dgn benar dlm kitab Amsal, dalam Injil kita akan temukan bnyk teguran Tuhan tentang hidup yg penuh kemunafikan, apalagi kitab yang paling sulit dipahami yaitu kitab Wahyu, pusing & ngeri membayangkan apa yg akan terjd pada akhir zaman, ttg surga dan neraka. Sebagian org berpendapat bahwa lebih baik tdk usah banyak tahu ttg Alkitab, sama spt org yg takut check up kesehatan secara rutin: nanti malah ketahuan ada ini dan itu dlm tubuhnya, bikin takut, stress dan kuatir umur pendek. Padahal lebih baik kita ditegur dan dikoreksi selagi masih ada di dunia ini drpd setelah mati hrs masuk neraka. Malas baca Alkitab bs berujung pd hidup kekal nanti di neraka, ini bukan menakut-nakuti, tp kenyataan yg nanti bs saja terjd.

Org-org non Kristen saja ada yg sengaja untuk membaca Alkitab, tujuannya bukan mencari yg benar, tp justru mencari ‘kelemahan’ dari Alkitab supaya bs menang berdebat dan memurtadkan org Kristen. Memang ketika membaca Alkitab, hrs dgn tujuan yg jelas, spt kita sengaja berkaca atau bercermin, tujuannya jelas utk memastikan penampilan kita ‘aman’, kalau ada yg kurang, bs diperbaiki atau ditambah. Salah satu kegunaan dr membaca Alkitab ialah mendpt pengetahuan ttg bgmna Tuhan ingin kita hidup di dunia ini & bgmna kita hrs mempersiapkan diri supaya bisa masuk surga, bukan masuk neraka. Membaca & direnungkan, akan membuat kita semakin dapat memahami betapa Tuhan ingin berbagi tempat dgn kita di surga nanti. Kita harus hidup benar di dunia ini, karena ada hukum ‘tabur tuai’, utk bisa masuk surga, hrs memenuhi kriteria dan syarat yang Tuhan ingin agar kita memenuhinya. Kalau tidak baca Alkitab, dr mana kita tahu semuanya itu? Sudah tidak baca Alkitab, malas ke gereja & hidup dlm dosa, lengkaplah syarat-syarat untuk masuk neraka, tinggal penggenapannya nanti di saat pengadilan terakhir setelah kematian. Jgn sampai itu yg terjd pada diri kita.

Ditegur Tuhan berarti masih disayang Tuhan, Dia mau kita masuk surga nantinya, kalau iblis ingin kita masuk neraka, dia tdk mau kita tahu bgmna caranya bs masuk surga.

Posted in Renungan | Comments Off on Kenapa Malas Baca Alkitab?

Menjadi Terang

DI 27022023

Yesaya 60:1
Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.

Kata menjd teranglah, ini memang bs diartikan lebih dr satu pengertian, manakah pengertian yg benar? Tentunya perlu suatu perenungan yg dlm dan berpikir jernih.

Kita hrs bisa membedakan antara terang & sinar karena kadang keduanya dianggap sama. Sinar yg dipancarkan akan menerangi area yg terkena sinar itu, itulah mengapa ada bagian bumi yang mengalami siang dan ada yg malam, perputaran bumilah yang membuat hal ini terjd. Terangnya sebuah tempat karena ada sinar atau cahaya, jd terang itu adalah situasinya, sedangkan cahaya atau sinar yg jd penyebabnya. Dlm ayat di atas, menjd teranglah bs dimaknai sbg yang dulunya gelap, sekarang menjd terang karena ada sinar atau cahaya yg menerangi, ini diperkuat dengan kalimat berikutnya yaitu ‘terangmu datang’. Jadi terang karena terangnya datang, dan pasti ada yg jadi membuatnya terang. Seperti ruangan yg gelap karena lampu sudah habis masa pakainya maka ketika kita ganti lampu itu dgn lampu yg baru maka kita percaya ruangan akan kembali menjd terang, terang telah datang saat kita bw lampu yg baru lalu dipasang. Bangkitlah, menjd teranglah, bs diartikan sebagai kembalinya apa yg dahulu ada: situasi yg ‘terang’, karena terang telah datang, kembali bersemangat dan punya gairah utk melawan situasi yg penuh kegelapan.

Hidup yg ‘terang’, ini yg hrs kita maknai dr ayat yg kita baca. Mungkin berbeda dg pemahaman umum yg memaknai bhw kita hrs menjd terang, sekali lagi kita hrs ingat bahwa terang bukanlah sinar atau cahaya, kita bs menerangi sesuatu yg gelap kalau punya sumber penerangan: senter, atau yg lainnya. Di dalam senter ada cahaya, tp yg menyebabkan terang adalah cahaya yg ada di dlm senter itu. Bangkitlah, menjd teranglah, artinya hidup kita yg dahulu gelap, krna terang kita telah datang: ada ‘cahaya’ yang menerangi hidup kita, dulu hidup dlm dosa, sekarang hidup dlm kasih karunia: “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa (1 Yohanes 1:7). Jadi org yg hidupnya terang, bisa terlihat dr keaktifannya dlm bersekutu dgn sdr seiman yg lain, dan dampak lainnya adalah kita akan disucikan dr semua dosa oleh darah Yesus yg telah mati utk menebus dosa kita. Jadi bukan dlm pemahaman bhw menjd terang itu seperti memberi teladan baik, ayat di atas bukan bicara ttg menjd teladan.

Ketika kita bangkit dan menjd terang, kita mulai terbiasa utk hidup dlm terang artinya dipimpin oleh firman Tuhan, maka kemuliaan Tuhan akan terbit atas hidup kita, itulah rangkaian dr hidup di dlm Tuhan: dipilih, dimurnikan, diproses dan dimuliakan Tuhan.

Posted in Renungan | Comments Off on Menjadi Terang

Jadilah Kebanggaan Keluarga

DI 25022023

Amsal 17:6
Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka.

Tentu suatu kebanggaan menyandang nama dr keluarga yg terhormat karena orgtuanya dikenal baik oleh masyarakat dan nyaris tanpa cela, tapi sebaliknya, suatu hal yg memalukan menjd anak dr orgtua yg punya nama buruk di mata banyak org.

Mahkota orgtua adalah anak cucunya, pertama, ini dimaknai sbg bukti bhw Tuhan memberkati mereka dg keturunan, di zaman dulu perempuan yg mandul dinilai punya kutuk dlm dirinya karna salah satu berkat Tuhan adalah Dia memberkati buah kandungan (Ulangan 28:4), bs punya anak. Kalau di zaman skrg memang kemandulan bkn hanya karena si wanita mandul, tp suaminya yg mgkin mandul. Kedua, anak cucu yang hidupnya baik, berprestasi dan kaya raya menjd hal yang membanggakan, dinilai sbg orgtua sukses dlm mendidik anak-anak, bkn cuma membesarkan saja, apalagi kalau ada di antara anak cucunya yg mengharumkan nama bangsa di mata dunia, tentu ini suatu kebanggaan tersendiri. Namun jika ada anak cucunya yg terlibat kasus besar & jadi sorotan masyarakat, orgtua sedikit banyak ikut dihujat dan dikomentari yg negatif. Karena itu sejak dini anak-anak hrs dididik untuk hidup takut akan Tuhan, ditanamkan nilai-nilai moral dan etika, perhatikan pergaulannya dan orgtua hrs menjd tempat curhat yg baik, jangan sampai tdk tahu apa-apa ttg apa yg anak-anaknya alami hingga sesuatu yg buruk akhirnya terjd.

Kemuliaan anak-anak adalah leluhur mereka, ini mgkin dgn mudah bs kita lihat pd diri mereka yg adalah keturunan dari para pahlawan nasional di bangsa kita. Apa yang telah diperbuat leluhur kita dinilai baik oleh masyarakat, ada teladan & inspirasi yg berguna bagi bnyk orang, meskipun sudah lama tiada, namun dr kisah kehidupannya org bs mendapat banyak pelajaran berharga. Ini jg menjd tanggung jwb bagi kita sbg keturunan dr org yg punya nama harum di mata bnyk org, tetap hrs menjaga sikap dan perbuatan supaya nama harum leluhur kita tetap terjaga. Banyak contoh dlm keseharian kita di mana keturunan dr org yg punya nama baik justru berlawanan dg leluhurnya. Dlm Alkitabpun ini terlihat dari kisah keturunan dr raja Daud, mulai dr anak-anaknya hingga keturunan selanjutnya ada yg hidupnya tidak mengikuti leluhur mereka yaitu raja Daud. Kerajaan Israel yg awalnya sangat disegani dan mengalami masa keemasan pd akhirnya harus hancur hingga menjd tawanan bagi bangsa lain dan tentu saja ini suatu tragedi yg memilukan. Dlm ayat-ayat, seringkali disebut keturunan dari Daud ada yg hidup mengikuti cara hidup orgtua mereka, ada yg hidup takut akan Tuhan dan juga ada yg hidup menyembah berhala.

Sebagai orgtua, kita wajib mewariskan nama yg baik utk anak cucu kita, dan sbg anak cucu, kita wajib terus menjaga nama baik leluhur kita.

Posted in Renungan | Comments Off on Jadilah Kebanggaan Keluarga

Masa Yang Gelap Bagi Orang Benar

DI 24022023

Yesaya 50:10
Siapa di antaramu yang takut akan TUHAN dan mendengarkan suara hamba-Nya? Jika ia hidup dalam kegelapan dan tidak ada cahaya bersinar baginya, baiklah ia percaya kepada nama TUHAN dan bersandar kepada Allahnya!

Terlalu murahan kalau menghakimi situasi yang dialami seseorg itu selalu akibat dari dosa yang dia perbuat, dari ayat di atas terlihat jelas bhw org yg hidup takut akan Tuhanpun mengalami situasi hidup dlm gelap.

Lalu kenapa org yg hidup takut akan Tuhan dan yg mendengarkan suara hamba-Nya bisa hidup dlm situasi yg gelap tanpa cahaya? Takut akan Tuhan berarti menjauhi dosa dan kejahatan, ini berarti orang ini tidak melakukan dosa: “Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan” (Amsal 16:6). Secara logika ini bisa dipahami, org yg takut akan Tuhan maupun yg hidup dlm dosa, semuanya masih manusia yang biasa, dalam hidupnya akan ada selalu masalah, ujian, cobaan, dsbnya. Harus kita ingat jg bahwa keadaan seseorg itu bs merupakan dampak dari perbuatan orang lain, misalnya saja saat di jalan terjd kecelakaan lalu lintas, imbasnya semua yg ada di sekitar jalan itu menjd macet, tidak bisa maju karena kendaraannya melintang di tengah jalan, sementara di jalur sebaliknya, org sengaja memperlambat laju kendaraannya utk melihat apa yg sedang terjd. Org lain yg kecelakaan, kita terdampak mengalami kemacetan parah. Scra logika ini bs dipahami dgn mudah, org yg takut akan Tuhan mgkin saja mengalami situasi yang ‘gelap’ dlm hidupnya krna faktor luar: krisis dlm bidang ekonomi yg terjd secara global, musibah bencana alam atau perbuatan jahat org lain, dan jgn lupa bhw iblis selalu berusaha merusak kita dgn berbagai cara.

Apa yg hrs diperbuat saat gelap menguasai sisi kehidupan kita? Ayat di atas menyerukan untuk kita melakukan 2 hal, pertama, percaya kepada nama TUHAN, artinya menjaga kestabilan iman dgn melawan realita yg ada dgn pola pikir yang berdasar pd firman Tuhan: percaya bhw TUHAN pasti menyelamatkan dan menuntun kita keluar dr situasi yg gelap ini. Firman Tuhan akan menjd pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan yg kita lewati (Mazmur 119:105). Percaya pd nama-Nya berarti menjadikan firman Tuhan sbg penerang dlm situasi gelap yg kita alami. Masalahnya, tdk semua org ‘membawa’ firman Tuhan dlm hidup spt membawa senter, firman Tuhan dibiarkan ada di mimbar gereja saja, tidak kita renungkan setiap hari dan disimpan dalam hati dan pikiran. Kedua, bersandar pd Tuhan, spt saat kita lelah dan bersandar pd sesuatu yg bisa meringankan kelelahan kita, bersandar juga bertujuan supaya jgn jatuh, jg punya arti mengandalkan Tuhan di dlm segala situasi. Scra teori memang terlihat mudah, namun saat kita mengalaminya, pikiran yg buntu, putus asa, stress, tertekan, semuanya ini bs terlupakan dan kita kehilangan iman. Tapi paksakan diri kita utk tetap percaya, spt seorang yg sakit dipaksa utk minum obat spya sembuh.

Percaya dan bersandar pd Tuhan, lakukan saat kita mengalami situasi yg gelap, jadikan firman Tuhan itu pelita yg cahayanya menerangi jalan kita sehingga kita tdk dikuasai ketakutan.

Posted in Renungan | Comments Off on Masa Yang Gelap Bagi Orang Benar

Kutukan Yang Tersembunyi

DI 23022023

Yeremia 17:5
Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Siapa dan apa yg menjd andalan kita? Keadaan kita yg baik dan ‘di atas’ seringkali menggiring utk kita mengandalkan seseorg & kemampuan yg kita miliki, dan ternyata itulah akar dr sebuah keadaan buruk di masa depan.

Mengandalkan manusia jelas sesuatu yg sangat rapuh, misalnya kita bisa hidup nyaman karena orgtua kita kaya, suami kita kaya, tapi bukankah suatu saat org yg kita andalkan akan mati? Kan masih ada hartanya, aman kan? Harta di tangan org yg salah, yg tdk bs mengelolanya, suatu hari pasti habis lenyap. Jadi sebaiknya, bangun diri kita dgn banyak pengetahuan dan keterampilan supaya kita bs mendapatkan banyak harta dgn kemampuan kita sendiri, bukan mengandalkan harta warisan. Sbg wanita di zaman sekarang ini hrs juga punya keterampilan tertentu, kalau suatu saat terjd yg buruk terhadap suami, istri masih sanggup bertahan hidup dan menafkahi keluarganya. Jadi jgn andalkan manusia, tetapi berusahalah utk menaikkan kualitas diri, suatu saat terjd yg tdk diinginkan, tidak terlalu drastis perubahan yg terjadi. Kalau punya kekuasaan & jabatan, ingatlah suatu saat kita akan pensiun & itu semua tdk kita miliki lagi. Jgn arogan, tetapi bangun hubungan baik dgn org yg tepat, mgkin di masa depan, mereka bs menolong kita. Yang penting kita jadikan pedoman hidup adalah bhw ada hal-hal yang hanya bs dilakukan oleh Tuhan, itulah sebabnya jgn jg mengandalkan kekuatan diri sendiri, bangun hubungan yang baik dengan Tuhan seumur hidup kita.

Mengandalkan kekuatan sendiri itu suatu dosa kesombongan, berani ‘mandiri’ lepas dr Tuhan, ingatlah bhw tubuh kita semakin tahun semakin menua, org-org yg dulu setia bs saja berubah & merendahkan kita, ketika harta kita habis lenyap maka org lain tidak lagi menghormati kita. Siapa yg tetap setia mendampingi kita? Mgkin masih ada keluarga kita, tp bnyk kisah justru di usia yg tua, org tdk lg diinginkan, dianggap merepotkan, dan akhirnya ditelantarkan. Tuhanlah yang tetap setia bersama kita hingga akhir hidup: “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu” (Yesaya 46:4). Selagi masih ada kekuatan dalam tubuh kita, mulailah persiapkan segala sesuatunya utk masa depan, utk masa tua, utk apa yang akan kita tinggalkan utk keturunan kita, tapi hrs diimbangi dgn hidup beribadah kepada Tuhan, ketika manusia mgkin menolak kita, Tuhan tetap mau menerima kita, jgn habiskan waktu hanya utk mencari harta, tp juga gunakan waktu yg ada utk mencari wajah Tuhan senantiasa.

Hanya Tuhan yg tetap setia di setiap musim dlm kehidupan kita, bahkan hingga dlm kekekalan yg menanti kita, jgn hidup mengandalkan manusia dgn segala kehebatannya, itu suatu kutukan yg tersembunyi.

Posted in Renungan | Comments Off on Kutukan Yang Tersembunyi

Jangan Merasa Dimanfaatkan

DI 22022023

Lukas 6:18
Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.

Tdk semua orang tertarik dgn pengajaran Yesus, sebagian hanya ingin disembuhkan atau ingin dibebaskan dr kerasukan roh jahat, namun tetap Yesus melayani sesuai dgn kebutuhan mereka.

Yesus tidak merasa terbebani oleh org-org yang mencari kesembuhan dan pemulihan, tp dengan senang hati trs melakukan penyembuhan serta pengusiran roh jahat, ini karena kasih Yesus utk umat-Nya sangat besar. Hal spt ini mgkin dapat kita lihat dr kasih orgtua terhadap kita, biarpun terlihat merepotkan, namun tetap merawat dan membesarkan kita, apalagi saat kita masih bayi dan blm bs berbuat apa-apa. Mengasihi jangan merasa sbg suatu beban atau supaya bs terlihat baik di mata org lain, mengasihi haruslah bukan sebuah kemunafikan, kepura-puraan, tapi harus jadi sebuah karakter yg nampak dr perbuatan yg kita lakukan. Mengasihi memang kadang terasa direpotkan, karna hrs sedikit terlibat dlm situasi yg dialami org lain, kadang kita spt menjd suatu harapan terakhir bagi org lain, dan kita terpojok dgn sebuah permohonan minta tolong, apakah kita masih mau trs mengasihi dgn tulus? Orang lain mgkin sdh berdoa dan Tuhan mengizinkan kita tahu keadaannya, sbnarnya kita mampu utk menolong, tp kita berharap orang lain saja yang menolong org itu karena kita merasa terbebani dan dlm hati tdk suka dgn reaksi seseorg yang sedang bergumul dgn keadaannya: terlalu jadi lemah dan putus asa, mengandalkan org lain.

Apakah kita merasa dimanfaatkan oleh orang lain karna mereka melihat kita keadaannya jauh lebih baik drpd mereka? Secara logika pikiran yg spt ini wajar saja muncul saat kita dihadapkan pd situasi sulit org lain, tapi apakah dgn berpikir spt itu, hati nurani kita menjd kurang peka? Hati nurani kadang berlawanan dgn logika, bisakah kita membayangkan bahwa sangat melelahkan utk melayani org dlm jumlah ratusan atau ribuan orang spt yg Yesus lakukan? Kalau tdk dilayani, mereka tdk akan pulang, tetap di sana. Apakah Yesus ‘kabur’ karena capek dan lelah? Dari apa yabg kita baca dlm kitab Injil, tdk pernah Yesus kabur dr org-org yg mencari kesembuhan dan ingin dibebaskan dr roh jahat, kalaupun Yesus pergi menghindar, itu karena orang banyak yang ingin memaksa dia menjd raja (Yohanes 6:15). Pikirkanlah apakah harta yg kita miliki itu hanya utk kita nikmati sendiri? Kalau Tuhan tidak beri kita kesehatan, tdk menjaga kita dlm perjalanan, apakah kita bs mencari uang & menikmatinya? Bukankah Yesus seringkali menyinggung untuk bersedekah dan menolong org miskin? Jangan sampai saat penghakiman terakhir, Tuhan dgn tegas bertanya pd kita: kenapa kita berdiam diri melihat kesusahan org lain?

Kalau masih merasa mengasihi itu suatu beban, atau merasa kita dimanfaatkan, lebih baik kita introspeksi diri, adakah kasih Tuhan dlm hidup kita?

Posted in Renungan | Comments Off on Jangan Merasa Dimanfaatkan

Gara-Gara Tidak Mau Membangun Hubungan

DI 21022023

Lukas 16:22-23
Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Ada pengemis mati kelaparan di depan rumah kita, pdhal di dlm rumah, kita punya makanan yg banyak, mestinya pengemis itu tidak akan mati kalau seandainya kita memberi dia makan dan mau menolong dia.

Setelah keduanya mati, kisah dlm ayat ini mulai bercerita keadaan yg dialami di alam kematian, si org kaya ini mengalami penderitaan. Mungkin kita tdk menyadari bhw sebuah relasi/hubungan bisa menentukan apa yg akan kita alami di alam sesudah kematian tubuh, ini belum neraka atau surga, tp sdh jelas arahnya mau kemana. Kalau saja si org kaya ini peduli dgn si pengemis, dgn memberi dia makan dan merawatnya, mungkin dia tdk akan menderita di alam kematian. Tidak mau membangun hubungan dg si pengemis, ini sesuatu yg jahat di mata Tuhan, tdk mau peduli dgn nasib org susah pdhal bisa melakukan yang baik terhadap orang itu, ini bukti tidak ada kasih Tuhan dlm diri seseorg. Kadang kita berpikir ttg untung ruginya kalau kita mau bangun sebuah hubungan dgn seseorg, jelas ini ‘transaksional’ sifatnya, mgkin dlm dunia bisnis & perdagangan hal ini lumrah, siapa yang mau rugi karena salah memilih mitra bisnis? Salah memilih teman juga bs berakibat buruk, tapi bicara ttg kemanusiaan, ini ttg hati nurani dan perintah Tuhan, tdk boleh menghitung untung ruginya, tapi justru gembira bs menjd berkat bagi org lain.

Kisah berbeda kita lihat dr perumpamaan orang Samaria yg menolong seorg yg dlm perjalanan dirampok dan dianiaya (Lukas 10:25-37). Tidak kenal sm sekali sebelumnya, tp melihat ada org yg menderita, hati nuraninya tergerak menolong bahkan membawa org yang kerampokan itu ke penginapan spya bs dirawat, dan biaya selama di penginapan dia yg tanggung. Org Samaria ini disebut sbg org yg paham ttg mengasihi orang yang disebut ‘sesamanya’, sebuah sindiran telak utk para imam dan org Lewi yg dlm kisah ini tdk menolong dan bahkan menghindar. Dari 2 kisah di atas, 2 org hampir mati, yg satu akhirnya mati karena tdk ada yg mau bangun relasi dgn dia, yg lainnya akhirnya tetap hidup krna ada org yang mau bangun relasi dengan dirinya, betapa besar dampak dr sebuah relasi yg bukan transaksional sifatnya, bagi yg ditolong, mengalami kehidupan dan yg menolong pasti menerima balasan baik yg dr Tuhan, sementara yg tdk ditolong akhirnya mati tapi dibalas baik oleh Tuhan, sementara yg tdk menolong jg mati namun mendapat balasan yg buruk dr Tuhan. Mau membangun relasi atau tdk, ternyata bs berpengaruh pd keadaan kita di alam kematian.

Adakah ‘pengemis Lazarus’ dan ‘orang yg telah dirampok’ spt dlm 2 kisah di atas dlm kehidupan kita? Jgn pikir untung dan ruginya, jadilah berkat bagi mereka melalui kebaikan yang kita lakukan.

Posted in Renungan | Comments Off on Gara-Gara Tidak Mau Membangun Hubungan

Bersiap dan Jangan Membuat Marah

DI 20022023

Lukas 12:47 ILT3
Dan hamba itu, yang mengetahui kehendak tuannya tetapi tidak bersiap diri, bahkan tidak berbuat sesuai dengan kehendaknya, dia akan dipukuli bertubi-tubi.

Perumpamaan ini berkaitan dgn sikap seorang hamba ketika menantikan tuannya kembali dari pesta pernikahannya, ini gambaran ttg apa yang hrs dilakukan saat menanti kedatangan Tuhan kembali yg kedua kalinya.

Yg terjd adalah sikap hamba yg spt ini sangat membuatnya tuannya murka sehingga dihukum dgn pukulan yg bertubi-tubi, bukan sekali saja dipukul namun berkali-kali, mgkin lebih tepatnya disebut dihajar habis-habisan. Ada 2 kesalahan fatal yg dilakukan hamba itu, pertama, dia tidak bersiap diri, malahan berpikir bhw tuannya blm akan kembali, ada penundaan (ay 45), karna itu dia malah berbuat yang tdk baik terhadap para hamba yg lainnya. Ini gambaran ttg orang yang berpikir bhw kedatangan Tuhan Yesus kembali yg kedua kali sedang ditunda, masih lama dan menyerang hamba-hamba Tuhan yg setia dalam menyerukan untuk bersiap menanti kedatangan Tuhan, dan malah mengajak org lain utk hidup berpesta pora, tdk perlu melakukan apapun utk bersiap menanti kedatangan Tuhan. Org seperti ini nanti akan menerima banyak pukulan Tuhan karena telah melakukan hal yg jahat. Peringatan utk kita adalah persiapkan diri utk menyambut kedatangan Tuhan Yesus kembali yg kedua, dan bila itu belum terjd selama kita hidup, bersiaplah untuk bertemu Tuhan saat kita pulang ke rumah Bapa di surga.

Kesalahan yg kedua adalah tdk berbuat sesuai dgn kehendak tuannya, ini bs diartikan sengaja membuat tuannya kecewa dan murka, atau dia berpikir bhw dia lebih tahu utk melakukan dgn lebih baik drpd yg diperintahkan tuannya. Tidak taat adalah sebuah tanda pemberontakan, satu sikap merasa setara dgn yg dilawan, dan jangan heran bnyk org bahkan hamba-hamba Tuhan di akhir zaman yg hanya menyampaikan khotbah spt motivator tapi tdk lagi berkhotbah tentang pengakuan dosa dan pertobatan. Org yg hanya hidup berfokus pd kekayaan duniawi tp sangat meremehkan kehidupan kekal nantinya. Masuk surga dipandang sbg suatu hal yg mudah tanpa butuh memenuhi syarat yg Tuhan berikan. Yang terpenting tetap datang ke gereja tp dosa juga tetap dilakukan terus menerus, hati sudah tidak ada ‘alarm’ lagi saat hendak berbuat dosa. Yang Tuhan inginkan adalah kita jgn melupakan satu hal yg penting yaitu kehidupan setelah kematian nanti: mau di surga atau di neraka? Kita lakukan apa yg Tuhan perintahkan lewat firman-Nya, jgn dikurangi atau ditambahi, hrs pas spt yg Tuhan kehendaki, jgn melawan kehendak Tuhan.

Tuhan ‘memukul’ dgn kasih supaya kita sadar utk bertobat, tp Dia ‘memukul’ dgn bertubi-tubi karena kita menjd hamba yg tdk taat dan berani melawan kehendak Tuhan.

Posted in Renungan | Comments Off on Bersiap dan Jangan Membuat Marah

Jangan Mabuk Kebahagiaan

DI 17022023

Lukas 16:19, 25
“Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.

Hidup ini ada kemanisan dan juga hal yg pahit, tp itu blm tentu benar, karena dlm kisah di atas, Lazarus sepanjang hidupnya mengalami hal yg pahit sedangkan org kaya itu sepanjang hidup mengalami kemanisan: hidup mewah.

Berhati-hatilah ketika kita ada dlm keadaan yg penuh kemanisan, salah satunya ketika harta yg kita miliki sangat banyak, secara finansial kita aman dr kekurangan dan kemiskinan, tapi justru di keadaan spt ini, kita bisa sedang berjalan ke arah kebinasaan. Kekayaan yg awalnya adalah ‘berkat’ bs berubah menjd ‘kutuk’ yg mengerikan dampaknya. Org kaya dlm kisah ini mengalami siksaan di alam maut, apa sebabnya? Harta yg dia miliki hanya dinikmati sendiri tanpa berbuat sesuatu terhadap Lazarus yg berbaring di dekat pintu rumahnya dan makan dr apa yg jatuh dari meja org kaya itu. Ada seorg pengemis di depan rumah, tp tdk berbagi makanan sedikitpun, hal ini dipandang Tuhan sbg suatu hal yg setimpal dibalas dgn penderitaan di alam maut, melihat ada org kelaparan hingga mati, tetapi diam saja sementara ada makanan berlimpah di rumah. Kalau boleh mengunakan sindiran yg kasar, dgn kata lain org kaya ini disindir begini: “Km punya mata, tidak? Hatimu terbuat dari batu? Ada org miskin kelaparan dibiarkan hingga mati?” Kita pasti ingat di waktu yg berbeda, Yesus dengan tegas menyuruh seorg kaya yg masih muda utk menjual seluruh hartanya dan membagikannya pd org miskin lalu mengikuti Dia? Inilah sebuah peringatan ttg kekayaan!

Masih ragu? Satu contoh lagi kita lihat dr hidup 10 anak Ayub yang pertama? Mereka bergiliran pesta tiap hari, dan apa yang terjadi pd mereka? Mereka semua mati dlm sekejap! Bukankah itu bagian dari ujian Tuhan terhadap Ayub melalui tangan iblis? Jgn cepat menyimpulkan, Tuhan tdk pernah bermain-main dgn nyawa seseorang, jd kalau seseorg itu mati atas seizin Tuhan, ada alasan-Nya. Dlm pesta pora, mulut kadang tidak terkendali, bs saja mengucapkan sesuatu yang jahat terhadap Tuhan, dan ini yg Ayub pikirkan shga setiap selesai anak-anaknya berpesta, dia menguruskan mereka dan membakar korban bakaran pd Tuhan (Ayub 1:5). Masih ragu juga?
“Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” (Lukas 12:19-21). 3 contoh di atas, biarlah menjd satu peringatan bagi kita, hati-hati dengan kekayaan.

Apakah ada ‘pengemis Lazarus’ di dekat kita? Mgkin itu kerabat dekat yang sdg kesusahan, mgkin itu teman kita yg sdg terpuruk, jgn diam saja, buatlah sesuatu utk mereka dgn harta yg kita miliki dan muliakan Tuhan!

Posted in Renungan | Comments Off on Jangan Mabuk Kebahagiaan