Sehat Jiwa dan Tubuh

DI 12022024

3 Yohanes 1:2 ILT3
Hai yang terkasih, berkenaan dengan segala sesuatu, aku mendoakan engkau agar menjadi makmur dan ada dalam keadaan sehat, sebagaimana jiwamu menjadi makmur.

Hal yg jiwani kadang lebih diutamakan untuk dijaga ‘kesehatannya’ dibandingkan dgn hal kesehatan jasmani, pdhal kesehatan jasmani berpengaruh pd kesehatan jiwani.

Bgmna pandangan rasul Yohanes ttg kondisi kesehatan jasmani? Ternyata bukan sekedar sehat saja, dlm pengertian tidak sakit, tidak cacat, dsbnya, tetapi kesehatan fisik ternyata hrs ditunjang dgn keadaan makmur. Makmur itu apa? Berkelimpahan? Tidak kekurangan? Dlm bahasa aslinya ‘euodoó’, makmur punya arti: to cause to prosper (mengusahakan utk makmur), juga: to have a happy (successful) journey (memiliki perjalanan yg bahagia dan sukses), jadi intinya makmur adalah sebuah kondisi seseorang yg berupaya untuk menjd makmur dan berhasil menjd makmur, hidup bahagia dan sukses. Di sini pengajaran yang kita dapat adalah bhw dlm menjalani hidup ini, harus mengarah pd kemakmuran, untuk menjd makmur butuh tubuh dan jiwa sehat, ketika tiba dlm kondisi ini, kesehatan tubuh makin terjamin karena jika sakit punya dana utk berobat, bisa membeli apa yg diinginkan serta tidak kuatir dlm mencukupi kebutuhan yg diperlukan.

Jiwa yg makmur, berarti jiwa yang sehat dan memiliki semangat juang serta terpenuhi di dlm kebutuhan jiwani. Di sinilah akan dapat terlihat bedanya org yg selalu bahagia atau yg bahagianya di saat-saat tertentu. Orang yg bahagianya kalau sedang jalan-jalan, lagi ‘healing’, diberi hadiah mahal, dsbnya, orang ini belum bisa merasa bahagia kalau dirinya tdk jalan-jalan, atau dibelikan hadiah mahal. Tapi org yg selalu bahagia, dlm keadaan yg sedang dia alami, baik atau buruk, dibelikan sesuatu yg sederhana, dsbnya, merasa bhw dia dikasihi keluarganya, kerabatnya, teman kerja, teman pelayanan, dsbnya, terutama ia sadar bhw Tuhan selalu menyertainya dalam kondisi baik atau buruk. Masalah dipandang sebagai sebuah pintu kesempatan utk dapat meng-upgrade diri, membawa dia naik level, masalah spt ‘hidangan’ nikmat yg siap untuk disantap. Jiwanya makmur, karena percaya dirinya berharga di mata Tuhan sekalipun ia mgkin tdk lagi dihargai org lain.

Bgmna dgn kondisi tubuh dan jiwa kita? Jgn berhenti berusaha utk menjd makmur, tetap semangat dlm menjalani hidup ini, sekalipun org lain mgkin meninggalkan kita karena kita sedang diproses Tuhan.

Posted in Renungan | Comments Off on Sehat Jiwa dan Tubuh

Cukup Tuhan Saja Yang Tahu

DI 09022024

Matius 6:3-4 ILT3
Namun engkau, selagi memberi sedekah, jangan biarkan tangan kirimu mengetahui apa yang tangan kananmu lakukan,
sehingga sedekahmu itu ada dalam ketersembunyian, dan Bapamu yang melihat dalam ketersembunyian, Dia sendiri akan membalas kepadamu dalam keterbukaan.”

Kadang kita tergoda utk pamer kebaikan, itu karena kita jarang dipuji, ingin mendapatkan citra yg baik, atau ingin jadi inspirasi bagi yg lain, tp apa kata Yesus ttg hal ini?

Tangan kanan biasanya lebih punya nilai yg positif dibandingkan tangan kiri, banyak hal yg hrs kita lakukan hanya boleh dgn tangan kanan, misalnya bersalaman, menerima satu barang dr org lain, dsbnya. Bisa kita artikan bhw yang kita perbuat menggunakan tangan menggambarkan perbuatan yg mulia, baik & dapat dicontoh, sedangkan perbuatan yang kita lakukan dg tangan kiri menggambarkan perbuatan yg lebih melayani diri sendiri, utk kesenangan pribadi, dan mgkin ada sedikit kurang sopan. Menerima dgn tangan kiri ini biasa dianggap suatu tindakan yang kurang sopan, harus menggunakan tangan kanan. Jadi makna tangan kiri tdk perlu tahu apa yg tangan kanan kita lakukan adalah kita harus menjaga hati dan pikiran dari apapun yg dpt ‘mencemari’ perbuatan baik yg kita lakukan, misalnya kemunafikan, karena ingin dipuji & motivasi yg tdk benar dan tdk tulus sehingga kebaikan kita tdk kehilangan upah dr Tuhan.

Dlm diri setiap org ada kedagingan yg turun temurun diwariskan melalui fisik kita. Karena dosa Adam dan Hawa, seluruh keturunannya memiliki kecenderungan utk berbuat dosa. Kedagingan inilah yg seringkali merusak apa yang telah kita lakukan dgn baik, kedagingan menyusup dlm motivasi kita dlm melakukan apapun. itulah sebabnya ada balas dendam, penipuan, pemberontakan, pengkhianatan & hal lainnya yg bersifat negatif. Kedagingan hrs bs kita taklukkan setiap kali itu muncul sebelum kita melakukan sesuatu. Pikiran yg negatif, hati yg tidak murni, menjd penyebab seseorg kehilangan upah dr Tuhan dan lebih memilih utk menerima kemuliaan dari orang banyak. Gila hormat, gila penghargaan, gila kekuasaan, menjd motivasi pendorong bagi org yg dikuasai oleh kedagingannya. Jangan sampai apa yg telah kita lakukan menjd hal yg sia-sia dan justru mengarahkan langkah kita pd penghakiman dan penghukuman dari Tuhan.

Pujian yg paling jujur datang dr Tuhan, lebih mulia ketika pada saat yg Dia tentukan, kita berhadapan dgn Tuhan dan menerima upah yg telah Tuhan tentukan bagi kita.

Posted in Renungan | Comments Off on Cukup Tuhan Saja Yang Tahu

Berdoa Bukan Untuk Dipamerkan

DI 07022024

Matius 6:6 ILT3
Dan engkau, ketika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu dan tutuplah pintumu; berdoalah kepada Bapamu yang ada dalam ketersembunyian, dan Bapamu yang melihat dalam ketersembunyian, Dia akan menjawab engkau dalam keterbukaan.

Kita seringkali salah memahami tentang hal berdoa, misalnya org yg rajin berdoa dinilai memiliki keintiman atau kedekatan dg Tuhan sehingga kadang timbul niat utk dgn sengaja menunjukkan ‘keahlian’ dlm berdoa di depan umum.

Apakah org yg berdoa lebih dari 1 jam itu bs dinilai sbg org yg dekat dgn Tuhan? Tentang hal ini hanya Tuhan yg tahu. Sama spt ketika ada org yg mengaku teman dekat kita, tentu boleh-boleh saja mengaku, tetapi apakah itu benar atau salah, tergantung pd pengakuan yg kita berikan, dia itu teman dekat kita atau bukan. Dlm Matius 6:5, org yg sengaja untuk berdoa supaya dilihat org, dia itu orang yang munafik, di luar kelihatannya rohani, tapi dlm hatinya gila pujian dan gila hormat. Yg Yesus ajarkan pada kita ttg doa dlm ayat ini, doa itu suatu cara berkomunikasi dgn Tuhan secara privacy. Masuk dlm kamar lalu pintunya kita tutup adalah suatu tanda bhw kita ingin utk melakukan sesuatu yg tdk dilihat org lain. Di sinilah kita diajar bhw berdoa itu butuh satu suasana yg hening dan khusuk, org lain tdk boleh mengganggu, cara inilah yg dilakukan utk menghargai Tuhan, ketika berdoa, Dialah yg terpenting, bukan org lain ataupun situasi yg sedang kita hadapi.

Ini berbeda ketika kita ada dlm persekutuan yg melaksanakan suatu ibadah, tentu orang lain bisa melihat kita berdoa. Namun prinsip yg kita pegang tetap sama: berdoa itu suatu percakapan dgn Tuhan, bukan utk pameran atau supaya dipuji org lain. Dalam kalangan tertentu, dibebaskan utk berekspresi ketika berdoa, dibolehkan menunjukkan sikap doa dgn fisik, seperti berlutut, rebah, dsbnya. Ini sesuatu yg hrs kita hormati ketika datang ke sebuah persekutuan yg menetapkan hal tsb. Jgn kita menghakimi bhw nantinya org dgn sengaja berekspresi berlebihan saat berdoa. Ingat bhw Tuhanlah yg tahu kedalaman hati tiap org, dan Dia yg akan menilainya. Berdoa adalah sebuah cara membangun hubungan yg intim dgn Tuhan, tetapi doa itu hrs diikuti dgn mentaati firman Tuhan, supaya kita tdk menjd org yg munafik, org yang kelihatannya rohani tetapi jahat dlm perbuatan kita. Yang kita harus jaga adalah kemurnian hati serta integritas diri kita.

Tuhan memberi upah utk setiap doa yg kita naikkan dgn benar, karena itu berdoalah dgn mengikuti apa yg Yesus ajarkan, supaya jgn sampai kita menjd org yg munafik.

Posted in Renungan | Comments Off on Berdoa Bukan Untuk Dipamerkan

Membawa-Bawa Nama Tuhan

DI 06022024

2 Raja-Raja 5:20 ILT3
Namun Gehazi, pelayan Elisa, abdi Elohim itu berkata, “Lihatlah, tuanku terlalu menyegani Naaman, orang Aram ini, dengan tidak menerima dari tangannya apa yang ia bawa. Demi YAHWEH yang hidup, pasti aku akan berlari mengejarnya dan aku akan mengambil sesuatu dari padanya.”

Merasa dirinya tahu akan pikiran Elisa, maka Gehazi, pelayan nabi Elisa, bertindak dengan tanpa sepengetahuan tuannya, dan akibat yg harus dia tanggung itu di luar pemikirannya.

Sopan santun biasanya ada unsur segan dan malu-malu tapi mau. Contoh yang biasanya terjd ialah ketika ditanya soal sudah makan atau belum, biasanya dijawab sudah, dengan harapan sedikit didesak utk makan sehingga terkesan bhw dirinya bukan org yg serakah & cari-cari kesempatan. Mgkin inilah yg ada di dlm pikiran Gehazi, nabi Elisa segan terima sesuatu dr Naaman di hadapan umum, tapi sebenarnya justru itulah sikap sebenarnya dr Gehazi, dia seorang yg berharap menerima imbalan dr sebuah kebaikan yg dilakukannya pd org lain. Berbeda dg nabi Elisa, prinsip yg dia pegang adalah bhw dia hanya hamba dr Tuhan yg menjalankan tugas yg Dia berikan, tdk berharap diberi imbalan apapun. Akibat dr tindakan Gehazi ini, dia dihukum Tuhan dg menderita sakit kusta, bukan hanya dia saja, tetapi jg keturunannya (2 Raja-Raja 5:27).

Prinsip nabi Elisa ini patut untuk kita contoh, baik dlm keseharian maupun dlm pelayanan yg kita lakukan. Tidak perlu merasa berjasa saat kita berbuat kebaikan pd org lain. Kalau suatu saat timbul pikiran, kita menyesal sdh menolong seseorg, berarti kita ini berprinsip sama spt Gehazi, sudah berbuat baik, maka berhak menerima imbalan dr org lain. Yang hrs kita lakukan setelah berbuat baik adalah secepat mungkin ‘melupakannya’, artinya itu sesuatu yg memang harus kita kerjakan atas dorongan dr Tuhan, tidak harus diingat-ingat terus apalagi berharap balasan dr kebaikan yg kita lakukan. Jangan berbuat baik supaya dilihat org dan dipuji-puji, itu sebuah bentuk kemunafikan yg halus. Sekedar dokumentasi atau utk laporan, ini masih dianggap wajar, tapi kalau sengaja dibesar-besarkan, berniat utk dipamerkan, jelas tujuannya bukan untuk kemuliaan Tuhan, tp utk kemuliaan diri sndri.

Berbuat baik harus tulus, tidak berharap dpt imbalan dari manapun, Tuhan melihatnya & akan memberi upah sesuai dengan standart yg Dia miliki.

Posted in Renungan | Comments Off on Membawa-Bawa Nama Tuhan

Akibat Salah Memahami

DI 05022024

2 Raja-raja 5:6-7
Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi: “Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya.”
Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: “Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku.”

Naaman, panglima raja Aram, sakit kusta & oleh saran pelayan istrinya yg adalah gadis Israel, dia disarankan menemui seorg nabi di Israel, dan diceritakannya hal itu pd rajanya.

Kemudian terjadilah komunikasi surat antara raja Aram dgn raja Israel, tp di sinilah terjadi sebuah masalah, raja Aram keliru menyuruh raja Israel yg menyembuhkan Naaman, tapi hal ini dianggap oleh raja Israel sbg sebuah jebakan dari raja Aram utk memulai perang. Wajar jika raja Israel khawatir karena dia itu bukanlah seorg tabib yg bs menyembuhkan penyakit, apalagi saat itu sakit kusta dinilai sbg sebuah kutuk dr Tuhan. Kekeliruan dlm komunikasi memang bs menimbulkan satu kesalah pahaman yg mengakibatkan sebuah masalah baru terjd. Kemampuan berbahasa yg baik seringkali dianggap tdk penting dan sepele, lebih berarti kalau menguasai skill & keahlian bidang yg lain. Ibaratnya yg harus nilainya bagus itu Matematika drpd Bahasa Indonesia. Namun kemampuan berbahasa yg baik dan benar, sangat menunjang ketika kita terjun dlm bidang apapun, apalagi saat etika hrs diterapkan saat berbicara.

Memahami apa yg org lain katakan itu perlu sebuah konsentrasi tinggi. Raja Aram sedikit salah memahami cerita dr Naaman, surat yg dia tulis harusnya meminta raja Israel bukan utk menyembuhkan Naaman, tetapi supaya raja Israel mengantarkan Naaman menemui nabi Elisa di Israel. Kalau isi suratnya spt itu, mgkin raja Israel tdk perlu kuatir dan tenang. Penggunaan dan pemilihan kata serta istilah menjadi sangat penting ketika kita berbicara dan hendak menyampaikan sesuatu, jangan sampai org yg mendengar salah memahami dan mempraktekkan sesuatu yg berbahaya. Demikian jg dlm bentuk tulisan, pemakaian tanda baca yg tepat sangat membantu org yg membacanya bs memahami isi dari apa yg dibacanya. Kita perlu untuk meng-update kosa kata yg terus bertambah seiiring makin berkembangnya budaya di zaman kita. Perlu terus mengasah kemampuan kita dalam hal berkomunikasi dan berbahasa.

Sampaikanlah sesuatu dgn cara komunikasi yg baik, terus belajar karena komunikasi itu jg sebuah ilmu yg terus berkembang, jangan sampai org lain salah memahami perkataan yg kita ucapkan.

Posted in Renungan | Comments Off on Akibat Salah Memahami

Dari Bengis Berubah Kasih

DI 03022024

1 Korintus 13:8 ILT3
Kasih tidak pernah gagal, tetapi, baik nubuat-nubuat, ia akan dihapuskan, baik bahasa-bahasa lidah, dia akan berhenti, baik pengetahuan, dia akan dilenyapkan.

Saulus berubah menjadi Paulus, dari org yg bengis, kejam, mengasihi Tuhannya dgn cara yg dia anggap benar, berubah menjd org yg memahami ttg apa itu kasih yg sebenarnya.

Rasul Paulus memang seorg yg terdidik dgn sangat baik, murid dr Gamaliel, seorg Rabbi atau guru Yahudi yg sangat dihormati, tetapi dlm memahami kasih pd Tuhannya, dia dgn sangat giat mengejar dan menganiaya para org percaya mula-mula, tetapi setelah alami perjumpaan dgn Tuhan dan menjd seorang Kristen, cara dia mengasihi Tuhan dan orang lain mulai berbeda. Dulu menganiaya jemaat diangggap sebuah bukti bakti pd Tuhan, tapi sekarang dia memahami kasih yg sejati. Ini adalah contoh perubahan hidup yg nyata jika Tuhan yg benar-benar memanggil seseorang utk menjadi seorg Kristen. Penggemblengan yg Tuhan lakukan terhadap Paulus jg sangat berat, banyak penderitaan yg dialami tetapi Paulus tetap pd panggilan ilahinya, dengan tekun terus memantau perkembangan para jemaat-jemaat yg dia rintis lewat penginjilan yg dia lakukan. Pengajarannya jg menjd satu acuan bagi jemaat yg kebanyakan berasal dr non Yahudi.

Org Kristen karena keturunan, artinya lahir di keluarga Kristen memang perlu pengalaman spiritual pribadi dgn Tuhan. Hal ini terjd krna mereka merasa bhw menjalani hidup Kristen itu spt liturgi saja, hari Minggu hrs ke gereja, tiap hari hrs berdoa, sekolah dan kuliahpun di sekolah dan universitas Kristen. Kondisi inilah yg kadang membuat mereka sulit utk mengenal Tuhan secara pribadi, apalagi jika dlm keluarga mereka, tidak terlihat praktek hidup Kristen, semua dilakukan sebatas satu kewajiban saja. Petobat baru kadang punya kecepatan perkembangan rohani yang lebih baik dibandingkan dgn mereka yg dari lahir ada dlm keluarga Kristen. Hal ini jgn sampai dibiarkan begitu saja, baik petobat baru atau yg Kristen sejak lahir, keduanya harus sadar bahwa mereka perlu membangun hubungan secara pribadi dgn Tuhan, perlu memantau kondisi kerohanian dan iman mereka, punya pengetahuan ttg dasar-dasar kekristenan yg berdasarkan firman Tuhan.

Bgmna dgn hidup kita? Perubahan apa yang sedang terjadi? Lebih dekat pd Tuhan? Atau malah sebaliknya, mulai hambar bahkan ada tanda-tanda kejenuhan rohani sedang terjd? Jangan biarkan kita menjauh dr Tuhan.

Posted in Renungan | Comments Off on Dari Bengis Berubah Kasih

Bukan Dengan Ukuran Manusia

DI 02022024

2 Korintus 5:16
Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.

Bgmna kita menilai pd sesama manusia? Di dlm proses penilaian, ada ukuran yg dipakai, itulah kriteria, kalau masuk kriteria, nilainya bagus dan tinggi, demikian jg sebaliknya.

Misalnya, apa ukuran dari seorg yg hidupnya sukses? Dulu mgkin ukurannya adalah punya rumah dan mobil bagus, karena zaman dulu yg punya rumah bagus hanya golongan yang tertentu saja, org banyak masih naik angkot atau sepeda motor. Jika pertanyaan ini coba kita tanyakan di tahun 2024, ukurannya pasti tidak sama, kalangan menengahpun banyak yg punya mobil dan rumah bagus. Penilaian manusia mengikuti perkembangan budaya & zaman yg berkembang dari waktu ke waktu. Apa yg kita nilai dari org lain? Kekayaannya? Pendidikannya? Kehidupan sosialitanya? Jd kalau sbg orang Kristen, bgmna kita menilai org lain? Jgn nilai dr tampilan luarnya, tetapi nilailah dr kualitas kasihnya. Dlm 1 Korintus 13:13, dikatakan: Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Mengapa kasih dijadikan ukuran yang tepat utk menilai org lain?

Org yang memiliki kasih, pasti Dia mengasihi Tuhan dan sesama. Kalau mengasihi Tuhan dan dirinya dikasihi Tuhan, maka karakter dr Kristus itu ada dlm dirinya. Karakter manusia yg dibawa sejak lahir itu ada yg baik dan ada yg buruk, yg buruk inilah yang diubah Tuhan ketika seseorg mengasihi Tuhan. Jadi kalau seorg Kristen masih hidup dgn karakter yang buruk, itu berarti dia kurang mengasihi, nilai dirinya masih di garis rata-rata. Memang org yg bertobat tidak otomatis karakternya ikut ‘bertobat’ jg, perlu dibentuk Tuhan lewat apa yg kita kenal sbg proses menjd serupa sama spt Kristus. Jika dia makin mengasihi Tuhan, ada kesadaran dan kerelaan dlm dirinya utk dibentuk melalui proses yang Tuhan lakukan dlm hidupnya. Karakter yang baik terlihat dr perbuatan yg baik, menghasilkan yang baik, dan buah yg dihasilkan juga baik: diberkati Tuhan utk memberkati. Penampilan luarnya seseorg seringkali hanya ‘polesan’ belaka.

Bgmna dgn karakter kita? Sudah lebih bagus dibandingkan waktu-waktu yg dahulu? Tetap mengasihi Tuhan supaya pembentukan dan proses Tuhan menjadikan kita makin serupa dgn Kristus.

Posted in Renungan | Comments Off on Bukan Dengan Ukuran Manusia

Bulan Yang Baru

DI 01022024

Bilangan 29:6
selain dari korban bakaran bulan baru serta dengan korban sajiannya, dan korban bakaran yang tetap serta dengan korban sajiannya dan korban-korban curahannya, sesuai dengan peraturannya, menjadi bau yang menyenangkan, suatu korban api-apian bagi TUHAN.

Orang Israel diperintahkan pada setiap bulan baru utk mempersembahkan korban-korban sesuai dgn yg ditetapkan dlm hukum Taurat yg diberikan Tuhan pd mereka.

Hari ini kita memasuki awal bulan yang baru yaitu bulan ke-2, Februari 2024, negara kita akan melaksanakan Pemilu, sebagian akan juga merayakan Tahun Baru Imlek, biasanya kita lebih mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya perayaan, moment bersejarah, dan yg lainnya. Tentu itu hrs dilakukan, tetapi dr ayat yg kita baca, ada makna yg bisa kita gunakan sbg bahan perenungan: ‘korban’ yg spt apa yg akan kita persembahkan sebagai korban yg berkenan di hadapan Tuhan? Kita bukan lagi mempersembahkan korban dlm bentuk hewan atau tanaman, tetapi hidup yg kita jalani, apakah menyenangkan Tuhan? Di awal tahun 2024, kita biasanya bersemangat hingga berani untuk bermimpi setinggi langit dan selalu mengatakan perkataan positif yg seringkali kita klaim sbg ‘perkataan iman’, tp ketika mulai menjalani hari-hari berikutnya, saat timbul masalah, tantangan, hambatan, pemikiran kita mulai ‘rasional’, realita kadang tdk mendukung apa yg kita imankan.

Sebagian org masih berjalan gagah sampai hari ini, sebagian mulai merasa lelah, ada yg bahkan hampir kehilangan harapan. Apapun situasi yg kita alami, ingatlah utk membawa ‘korban bulan baru’ ke hadapan Tuhan, tekad kuat utk hidup benar, teguh beriman, menjadi berkat bagi sesama selama di Febuari 2024. Ada yg menarik karena Februari 2024 ini ada tambahan 1 hari menjd 29 hari karena tahun kabisat, setiap waktu amat berharga, bahkan setiap detik itu berharga, mujizat Tuhan bisa terjd hanya dlm hitungan detik. Dlm sebuah pertandingan olahraga, 1 detik bs merubah menjd keunggulan, lebih cepat 1 detik dapat menjd juara renang, atletik, dsbnya. Mungkin kita belum maksimal di Januari 2024, masih ada 11 bulan utk membuat tahun ini menjadi ‘tahun yang dirahmati Tuhan’. Selama Tuhan masih izinkan kita hidup di dunia ini, selalu tersedia penyertaan Tuhan yg kita perlukan, tetapi diri kita jgn sampai kehilangan gairah hidup, bersemangatlah, berjalan dlm iman.

29 hari ini biarlah setiap harinya ada ucapan syukur dan pujian kepada Tuhan, sekalipun kita dlm keadaan yg tdk nyaman, tetapi hati kita hrs tetap terarah pd Tuhan.

Posted in Renungan | Comments Off on Bulan Yang Baru

Dosa Keturunan

DI 31012024

Yehezkiel 18:20
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.

Doktrin ttg dosa keturunan, agaknya berbeda dgn penjelasan ayat ini, apakah keduanya itu benar, atau ada salah satu yg salah? Apakah bakat melakukan dosa yg sama itu bs turun pada anak dan cucu seseorg?

Dlm pelayanan pelepasan dr ikatan roh jahat biasanya ‘pemutusan kutuk dosa keturunan’ menjd salah satu tindakan yg dilakukan, dgn alasan supaya hidup org ini tdk lagi bisa dgn sengaja iblis tuntut utk ikut menanggung dr dosa yg dilakukan orgtuanya. Kutuk ada dlm hidup seseorg akibat dosa yg dilakukannya, tp kalau si anak tdk melakukan dosa, layak atau tidak dia ikut menanggung kutuk akibat dosa yg diperbuat orgtuanya? Menurut ayat di atas, jawabannya jelas: siapa yg berbuat dosa, dialah yg menanggung akibatnya. Dari yg kita pelajari dr ayat ini, maka bs kita coba pahami, sebenarnya apa yg diturunkan oleh orgtua pd anaknya. Tubuh si anak berasal dr persatuan sperma ayah dan sel telur ibunya. Jadi melalui tubuh (daging) ini, bbrpa hal bs diturunkan dari orgtua pd anaknya, di dunia kedokteran sudah terbukti adanya beberapa jenis penyakit bs diturunkan pd anak, ada jg yg berupa kelainan sel yg pd umur tertentu barulah muncul sbg penyakit.

Diturunkan melalui daging, berarti yang akan diturunkan adalah ‘kedagingan’ yang tercipta akibat dosa manusia yg pertama yaitu Adam dan Hawa. Jadi adakah kutuk keturunan? Ini coba kita renungkan: sepasang mempelai yg akan menikah, keduanya mengikuti kegiatan pemulihan diri, ada sesi pemutusan dr kutuk keturunan, berarti sblum diberkati di gereja, pernikahan keduanya kudus, tidak ada kutuk keturunan lagi. Kemudian mereka diberikan Tuhan 2 org anak, anak mereka ikut lagi dgn acara pemulihan lalu ikut pemutusan kutuk keturunan. Logikanya: kedua orgtuanya telah dilayani pemutusan kutuk keturunan, berarti si anak seharusnya tidak ada lagi kutuk dlm hidupnya (kecuali kutuk kalau dia sendiri yg berbuat dosa), apakah ini Alkitabiah atau ini sekedar pengajaran turun temurun? Siapa yg berdosa, dialah yg menanggung kutuk akibat dr dosa yg diperbuatnya. Memang hal ini bs menimbulkan perdebatan, tapi kembalilah ke dasar Alkitab yg kita percaya sbg kebenaran.

Dosa mendatangkan kutuk dalam hidup kita, jgn bermain-main dengan dosa, hiduplah dg benar di hadapan Tuhan, sekalipun orangtua kita berdosa, kita tdk turut menanggungnya.

Posted in Renungan | Comments Off on Dosa Keturunan

Berkat Akibat Menegur

DI 30012024

Amsal 24:24-25 ILT3
Siapa yang berkata kepada orang fasik, “Engkau itu benar,” rakyat akan menyerapahnya, bangsa-bangsa akan membencinya.
Namun bagi mereka yang menegur, ia akan berkenan dan berkat kebaikan akan turun ke atasnya.

Menegur itu sesuatu yg mengandung resiko yg bs merugikan org yg menegur, hubungan bs menjadi renggang hingga putus, dibenci, hingga berusaha utk dilenyapkan.

Org yg menegur org fasik akan dikenan oleh Tuhan dan menerima berkat kebaikan. Saat kita menegur org fasik, kita sedang memberi kesaksian bhw kita tidak setuju dgn apa yg dilakukan org fasik itu, tahu bhw perbuatan itu berdampak buruk dan dibenci oleh Tuhan tentunya. Org yg menegur sedang dlm posisi berseberangan, berlawanan dgn org yg akan ditegur, maka perlu persiapan mental untuk hal ini, resikonya bs sampai membahayakan keselamatan nyawa, apalagi yg ditegur ialah seorg penguasa besar. Pilihan ada di tangan kita, mau disukai oleh org fasik berarti akan membiarkan perbuatan fasik mereka, atau di posisi menentang mereka dgn tujuan supaya mereka terhindar dr murka Tuhan. Pilihan yg tdk mudah apalagi kalau kita ada dlm posisi ‘bawahan’ yg nasib kita bergantung pd orang fasik itu, lebih memilih taat pd Tuhan berarti menegur dgn segala resiko buruknya, atau mendiamkan seolah-olah tidak mengetahui semuanya.

Tuhan ingin kita menjd org yg tidak munafik, yg dlm setiap keadaan bersikap sama, pny integritas dan tdk takut pd manusia. Mgkin tdk banyak org spt ini ada di sekitar kita, dan kita perlu belajar dari mereka bgmna mereka melakukannya di tengah situasi yg seringkali tdk menguntungkan. Pastinya mereka punya kasih yg besar pd Tuhan dan sesama, kasih inilah yg membuat mereka terdorong untuk menegur. Ada org menegur karena dasar tdk suka pd orgnya, menegur dgn kasih haruslah bertujuan utk menghindarkan org itu dari yg disebut hukuman Tuhan, menyelamatkan dia dr masalah besar yg bs timbul dr perbuatan yg dilakukannya. Teguran kadang tdk cukup hanya sekali dua kali, ada org yg kapok dulu baru rela menerima teguran, tp bagi org-org tertentu, Tuhan hanya memberi kesempatan melalui sedikit teguran, kalau tdk diindahkan, hukuman Tuhanlah yg menimpanya. Bagian kita adalah menegur, selebihnya Roh Kudus yg menjamah hati orang itu, tetapi jika orang itu mengeraskan hatinya, kita terbebas dari tuntutan Tuhan.

Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati (Yehezkiel 18:21).

Posted in Renungan | Comments Off on Berkat Akibat Menegur